Secangkir Kopi

Teman minum yang sangat nikmat yang dapat dihasilkan dari biji kopi dari perkebunan

Chocolate Cake

Buah ceri merah hasil dari kebun mempercantik cake

Pancake

Strawberry manis dari kebun.

Olahan Kentang

Hasil hasil dari pertanian diolah menjadi makanan yang menggugah selera

Secangkir Teh

Teman setia untuk menentramkan jiwa

2013-02-26

KEY PERSON MITRA KERJA BAGI PENYULUH PERTANIAN


Bahwa untuk membuka atau memulai sesuatu pekerjaan kita harus mengetahui kuncinya, atau rahasianya. Seandainya kita telah mengetahui kunci dan rahasinya segala sesuatu pekerjaan apapun yang akan  kita lakukan Insya Allah tidak akan mengalami kesulitan atau hambatan yang berarti, setidak-tidaknya kunci itu akan dapat membantu  atau mempermudah jalan bagi kita.
Begitu pula dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian, bahwa untuk menerapkan suatu teknologi baru dikalanagn masyarakat petani kita perlu mengetahui betul kuncinya, seandainya kita tidak mengetahui kuncinya, kita pasti akan mengalami banyak kendala atau hambatan dan bahkan kesulitan yang pelik
Perlu kita ketahui bahwa tujuan dari pada penyuluhan pertanian pada dasarnya adalah perubahan perilaku petani dan keluarganya, sehingga mereka tahu, mau dan mampu merubah pengetahuan sikap dan keterampilannya dalam berusaha tani yang pada akhirnya dapat meningkatkan produksi pendapatan dan tingkat kesejahteraannya.
Melihat tujuan penyuluhan pertanian sangatlah jelas, bahwa penyuluhan pertanian berbeda dengan penerangan, karena apa ? karena penerangan pada umumnya penyampaian pesan hanya sampai pada pemberian informasi semata. Akan tetapi yang namanya penyuluhan pertanian justeru harus dapat merubah perilaku secara utuh yang meliputi aspek pengetahuan (cognitif), sikap (afektif) dan keterampilan                    (Psikomotorik).Sehingga cakupan dari penyuluhan pertanian yang begitu luas dan kompleks itu maka pemahaman tentang sasaran penyuluhan pertanian sangat diperlukan, untuk itu seorang penyuluh pertanian wajib untuk menguasai psikologi masyarakat khususnya psikologi  dari masyarakat pedesaan.
Mengingat bahwa suatu masyarakat bertingkah laku  atau bersikap sangatlah kompleks, apalagi kalau ada hubungannya dengan penerapan suatu teknologi baru, maka petani tidak akan secara langsung percaya dan menerapkan apa yang disuluhkan oleh seorang penyuluh pertanian.
Perlu kita ketahui pula bahwa didalam masyarakat pedesaan terlihat adanya sistim pengambilan keputusan yang berpola, maksudnya apabila beberapa orang sudah berkata atau bersikap atau bertindak maka dengan sendirinya yang lain cenderung untuk mengikutinya. Hal ini sangatlah wajar, karena masyarakat kita dipede saan umunya masih termasuk kategori masyarakat yang paternalistik. yaitu salah satu cirinya sangat menjunjung tinggi perkataan atau sikap dari orang yang dihormati. Nach disinilah pentingnya bagi seorang penyuluh pertanian untuk memahami siapa-siapa saja yang  menjadi panutan masyarakat dalam suatu daerah tertentu untuk dijadikan sebagi seorang pioner atau embrio pembangunan pertanian khususnya dalam penerapan alih teknologi baru. Dan orang-orang inilah yang kita sebut  sebagai KEY PERSON atau tokoh kunci. Adapun seseorang menjadi tokoh kunci dimasyarakat akan timbul dan tumbuh secara alamiah, tanpa dirinya yang harus menonjolkan diri, biasanya langsung ditentukan oleh masyarakat setempat. Adapun seorang untuk menjadi key person karena bermacam-macam sebab diantaranya; Pengetahuannya yang luas, kepribadiannya yang menarik, keahlian pada bidang tertentu dan sebagainya.
Adapun secara garis besar key person dibedakan menjadi;:
1.Key person karena pengetahuannya yang luas.
Hal ini terlihat pada kepala desa atau lurah, Ketua organisasi dan sebagainya, mereka dihormati dan dipanuti karena pengetahuannya pada bidang tertentu dan biasanya berhubungan dengan jabatan formal, pendidikannya relatif tinggi dan pergaulannya lebih luas, mudah memahami suatu inovasi atau hal-hal yang sifatnya baru.
2.Key person karena kepribadiannya.
Mereka dihormati dan menjadi panutan karena mempunyai kepribadian yang menyenangkan dimasyarakat, biasanya jujur, ramah dan dapat dipercaya baik dalam perkataan maupun tindakannya. contoh dari golongan ini adalah para kyai, alim ulama, para pendeta, kepala adat dan sebagainya.
3. Key person karena mempunyai keahlian tertentu.
Golongan ini dijadikan panutan karena memilki keahlian tertentu yang jarang dimilki oleh kebanyakan masyarakat sekitarnya. adapun contoh dari golongan ini adalah seorang Dokter yang berdomisisli disebuah desa..
 Dengan besarnya peranan Dari Key person dalam penyuluhan pertanian , maka seorang penyuluh pertanian harus memahami betul siapa-siapa di wilayah kerjanya yang dianggap  sebagai tokoh kunci ,mereka harus kita prioritaskan dan kita manfaatkan sebagai pelopor pembangunan pertanian diwilayah kerja kita , sehingga tidak terjadi adanya gesekan, benturan kepentingan atau gejolak sosial, karena apabila terjadi suatu tyang tidak kita inginkan, maka akan dapat berakibat fatal terhadap program penyuluha pertanian khususnya dalam adopsi inovasi baru dibidang pertanian.
Key person atau tokoh kunci ini dapat kita jadikan sebagai penyuluh pertanian sukarela dan mereka akan dapat membantu penyuluh pertanian dalam memobilisasi massa, penyebaran informasi teknologi baru, sebagai demonstrator percontohan teknologi baru, dan dapat pula menguatkan dan mengeratkan persatuan kelompok tani serta dapat membantu dalam pemecahan masalah yang timbul.
Mengingat begitu besarnya peranan key person atau tokoh kunci dalam kelancaran penyluhan  pertanian, maka seorang penyuluh pertanian wajib untuk memahami dan mencermati siapa-siapa saja yang menjadi tokoh kunci serta perlu pendekatan dan kerjasamna dengan mereka secara baik, dan kalau kita melakukan pekerjaan ini semua dengan baik  dan tulus ikhlas pasti Allah Swt akan memberi jalan keluar atau kemudahan  bagi kita dalam melaksanakan penyuluhan pertanian amien.(mnr)

2013-02-25

EMPAT ASPEK TEKNOLOGI PERTANIAN KUNCI DALAM PENYULUHAN PERTANIAN.

Didalam program pembangunan pertanian kita mengenal adanya istilah empat aspek teknologi pertanian yang meliputi Aspek Teknis, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial dan Aspek Yuridis. Empat aspek teknologi pertanian ini adalah merupakan salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan pertanian yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani. Kita sadar bahwa didalam pembangunan pertanian ternyata negeri kita Indonesia tercinta yang merupakan negara agraris kenyataanya saat ini masih tertinggal dari negara tetangga kita, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya Padahal pemerintah Indonesia telah memiliki lembaga penelitian pertanian yang diisi oleh para peneliti handal, telah memilki balai latihan dan keterampilan pertanian yang dilatih oleh para widia iswara yang mumpuni, telah memiliki sarana dan prasarana pertanian yang memadai dan bahkan telah memiliki penyuluh pertanian yang tangkas, tangguh dan tahan banting yang tersebar diseluruh pelososk nusantara. Sebetulnya hambatan apa yang perlu dibenahi sehingga pembangunan pertanian di Indonesia lebih baik dari sekarang ini. Perlu kita ketahui bahwa teknologi pertanian kini telah berkembang dengan pesat dan kompleks baik jenis maupun jumlahnya. Perlu kita ketahui bahwa teknologi pertanian itu tidak bisa dipindahkan secara mutlak dari satu daerah kedaerah lainnya, sehingga boleh jadi suatu komoditas dapat kita kembangkan dengan baik didaerah kita, akan tetapi belum tentu berhasil dengan baik apabila dikembangkan didaerah lain, itulah yang namanya komoditas pertanian yang memiliki sifat spesifik karaktersitik agroklimatik. Adapun agar supaya teknologi pertanian itu dapat dikembangkan disuatu daerah dengan baik serta dapat meningkatkan produksi pendapatan dan kesejahteraan petani, minimal teknologi pertanian tersebut harus memilki empat aspek yaitu; Pertama secara teknis teknologi tersebut dapat diterapkan oleh petani setempat secara mudah, yang kedua teknologi tersebut secara ekonomi dapat menguntungkan petani, yang ketiga teknologi tersebut secara sosial dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat, yang keempat teknologi tersebut secara yuridis tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku. 1. Teknologi tersebut secara Teknis dapat diterapkan oleh petani setempat dengan mudah. maksudnya bahwa teknologi tersebut harus dapat dengan mudah diterapkan oleh petani didaerah tersebut dan petani tanpa mengalami kesulitan yang berarti. Karena apa ?, karena teknologi pertanian memiliki sifat yang tidak bisa dipindahkan secara mutlak dari satu daerah kedaerah lainnya, sehingga untuk mengembangkan suatu teknologi pertanian itu perlu adanya pengujian pada lahan percontohan atau demplot dengan skala kecil dahulu, barulah setelah berhasil teknologi tersebut dapat dikembangkan pada petani lainnya dengan skala yang lebih luas, akan tetapi apabila teknologi tersebut kurang baik atau gagal, maka teknologi tersebut janganlah sekali disebar luaskan kepada petani lainnya apalagi dipaksakan karena akan dapat menimbulkan kerugian yang besar yang mengakibatkan fatal. 2. Teknologi tersebut secara eknomi menguntungkan bagi petani, maksudnya teknologi pertanian yang akan dikembangkan itu meskipun secara teknis dapat diterapkan dengan mudah oleh petani setempat, akan tetapi teknologi tersebut juga harus dapat menguntungkan bagi petani, sehingga dari hasil analisa usaha taninya harus menunjukkan bahwa jumlah korbanan yang dikeluarkan dalam proses produksi itu harus lebih kecil dari pada income atau pendapatan yang akan diterima oleh petani. Dengan kata lain jumlah Outputnya harus lebih besar dari pada inputnya. Menurut Prof. Sudarsono B/C rationya minimal 1,5 artinya apabila korbanan yang dikelurkan petani katakanlah Rp 10.000.000,- maka pendapatan yang harus diterima minimal Rp 15.000.000,- 3. Secara Sosial dapat diterima oleh sebagian besar lapisan masyarakat. Maksudnya bahwa suatu teknologi pertanian meskipun secara teknik dapat dterapkan oleh petani dengan mudah, secara ekonomi menguntungkan bagi petani, akan tetapi apabila teknologi pertanian tersebut mendapat penolakan sosial atau tidak diterima oleh sebagian kalangan masyarakat, maka teknologi itu janganlah sekali-kali dikembangkan didaerah tersebut, karena apabila teknologi itu tetap dikembangkan, kita pasti akan mengalami penolakan sosial yang berakibat fatal. Adapun contoh dari kasus semacam ini misalnya janganlah sekali-kalai kita mengembangkan ternak babi pada daerah yang penduduknya mayoritas muslim, karena jika kita tetap ngotot untuk mengembangkannya kita pasti akan mendapat penolakan sosial yang akan mengalami kesulitan pada usaha kita dan bahkan fatal akibatnya. 4. Secara Yuridis tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku. Maksudnya bahwa suatu teknologi pertanian itu meskipun secara teknik dapat diterapkan oleh petani, secara ekonomi menguntungkan bagi petani, secara sosial dapat diterima oleh sebagian besar kalangan masyarakat, akan tetapi apabila teknologi pertanian tersebut bertentangan dengan hukum yang berlaku, janganlah kita sekali-kali mencoba untuk mengembangkannya. Karena apabila kita bersi keras tetap ngotot untuk mengembangkannya maka kita akan berhadapan dengan aparat hukum dan bahkan bisa dipenjarakan. Adapun contoh dari kasus semacam ini adalah apabila kita mencoba mengembangkan tanaman ganja, opium, khat atau tanaman sejenisnya, pokonya komoditas yang bertentangan dengan hukum yang berlaku maka kita pasti akan berhadapan dengan aparat yang berwajib. Dari ke empat aspek teknologi pertanian tersebut diatas, maka kita selaku petani atau pengusaha pertanian haruslah dapat mempertimbangkan segala sesuatunya sebelum teknologi pertanian tersebut kita kembangkan lebih lanjut, Demikian sekilas informasi teknologi pertanian semoga dapat menjadi bahan masukan bagi pelaku pertanian yang ingin mengembangkan komoditas pertanian secara professional.(mnr)

2013-02-23

TELUR KOMODITAS MULTIGUNA DAN PROSES PENGAWETANNYA

Telur merupakan komodidas hasil peternakan yang multiguna, banyak digunakan dalam berbagai keperluan diantaranya sebagai konsumsi atau lauk pauk, sebagai bahan industri pembuatan roti dan kue, sebagai bahan industri kosmetika atau alat kecantikan, sebagai bahan untuk perekat kaca. Adapun yang terpenting dari itu semua adalah sebagai penerus keturunan atau perkembang biakan lebih lanjut. Pada dasarnya sebuah telur yang telah dibuahi terdiri atas sel yang hidup yang dikelilingi oleh kuning telur sebagai cadangan makanan, selanjutnya kedua komponen tadi dikelilingi oleh putih telur yang mempunyai kandungan air yang relative tinggi dan selanjutnya kesemuanya itu dibungkus oleh kulit telur atau cangkang. Telur banyak sekali jenisnya diantaranya telur ayam, telur itik, telur puyuh, telur penyu, telur kura- kura, telur buaya dan banyak lagi jenisnya. Pada umumnya telur terdiri dari tiga bagian pokok yaitu pertama, bagian kulit atau cangkang sebanyak : 11 %, kedua, bagian putih telur sebanyak : 57 % dan ketiga, bagian kuning telur sebanyak 32 %. Telur merupakan bahan makanan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi yaitu mengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti asam amino yang kompleks dan seimbang, vitamin serta mempunyai daya cerna yang tinggi. Komposisi kimia telur terdiri dari berbagai macam komponen diantaranya ; Air sebanyak : 74 %, Protein : 12,8 %, Lemak: 11,5 % serta komponen lainnya sebesar : 1,7 % . Warna kuning pada telur sebenarnya bukan disebabkan oleh adanya karoten atau pro vitamin A, akan tetapi oleh adanya Xanthophil dan BethaLutein. Cara sortasi dan pengawetan telur. Sortasi adalah suatu cara atau langkah langkah yang dilakukan agar diperoleh suatu hasil yang baik sesuai dengan keinginan kita. Sedangkan pengawetan telur pada dasarnya adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penguapan, mencegah hilangnya CO2 ( Karbon dioksida ) dalam telur, mencegah kerja enzim didalam telur serta mencegah masuknya mikro organisme dari luar telur melalui kulit telur. Dengan adanya perlakukan tersebut diharapkan mutu telur dapat dipertahankan dalam waktu yang relative lama dengan kualitas yang tetap baik. Cara mensortIr telur Agar kita dapat memperoleh telur yang berkualitas baik, maka perlu adanya sortasi atau pemilihan telur dengan cermat caranya sebagi berikut : 1. Dengan cara diamati langsung, yaitu telur dikocok, apabila berbunyi dan koclak bertanda telur sudah rusak. 2. Dengan Candling, caranya dengan jalan meneropong atau menerawang dengan sinar, bila telur masih baik kelihatan terang sebaliknya bila gelap bertanda telur jelek atau sudah rusak. 3. Dengan cara perendaman dengan air bersih, apabila telur tenggelam bertanda telur masih baik , sebaliknya apabila telur terapung berarti telur sudah rusak. Cara Pengawetan telur Cara pengawetan telur banyak sekali ragamnya diantaranya: 1. Dengan cara pencelupan kedalam minyak kelapa, caranya pertama minyak dipanaskan dahulu sampai mendidih, setelah itu didinginkan. Telur dibersihkan dengan lap terlebih dahulu lalu rendamlah dalam minyak yang telah dingin tadi beberapa saat. Setelah itu telur ditiriskan pada rak-rak. Dengan cara ini telur dapat bertahan kurang lebih 1-2 bulan. 2. Disimpan dalam suasana CO2 (Carbon dioksida) telur dapat bertahan selama 5-6 bulan, tetapi perlakukan ini jarang diterapkan karena biayanya relative mahal. 3. Disimpan dalam Frezer dengan suhu 0-2 Derajat Celcius, telur dapat bertahan selama 6 bulan, sedangkan pada suhu 5-10 derajat celcius dapat bertahan hanya 1-2 bulan saja. 4. Pengawetan dengan (NaCl) atau garam dapur, caranya telur direndam dalam larutan garam dapur dengan konsentrasi 25-40 % selama 2-3 minggu, selanjutnya telur ditiriskan dan disimpan dalam rak-rak , dengan cara ini telur dapat bertahan selama 1 – 2 bulan. 5. Perendaman dengan Ca(OH)2 atau air kapur. Caranya 1 Kg CaCO3 (kapur tohor), 15 liter air, 100 gram garam dapur diaduk-aduk sampai rata, lalu biarkan sampai sampai terpisah antara air dan endapan kapur, kemudian ambillah bagian airnya yang jernih saja lalu masukkan telur kedalam larutan tersebut. Perendaman dilakukan selama 21 hari, selanjutnya diangkat dan ditiriskan, dengan cara ini telur dapat bertahan selama 3-4 bulan. 6. Dibuat telur asin. Caranya dengan abu gosok dicampur dengan garam dapur perbandingan 2 : 1, tambahkan air sedikit sehingga terbentuk adonan pekat, telur dibersihkan dan diamplas terlebih dahulu agar pori-pori kulit telur tidak tertutup , setelah itu baru dibalut dengan adonan tadi, simpanlah selama 12 hari. Setelah itu dicuci dan ditiriskan. Selanjutnya dapat pula dimasak dengan cara dikukus sampai matang dan siap untuk dikonsumsi. Demikian sekelumit teknik pengawetan telur semoga bermanfaat bagi yang memerlukannya. Selamat mencoba semoga sukses.(m.syah)

TEKNIK PEMBUATAN SELAI DARI BUAH-BUAHAN

Buah-buahan adalah merupakan hasil pertanian yang banyak dibudidayakan oleh petani baik didaerah pedesaan maupun perkotaan. Buah-buAhan ternyata sangat dibutuhkan dalam usaha pemeliharaan kesehatan tubuh kita khususnya untuk pemenuhan gizi yang berupa vitamin serta berfungsi sebagai bahan pengatur dalam proses metabolisme tubuh, mempertahankan fungsi dan mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan sel-sel baru. Pada umumnya buah-buhan buah-buahan melimpah jumlahnya pada saat musim panen atau pada saat musim tertentu, dikarenakan antara jenis buah yang satu dengan yang lainnya saat panennya tidak bersamaan, namun adakalanya ada tanaman buah yang yang berbuah tak mengenal musim sehingga sepanjang tahun serlalu menghasilkan buah. Untuk mengetahui adanya kerusakan atau kebusukan yang merupakan sifat dari buah-buhan, melalui tulisan ini kami perkenalkan Cara pembuatan selai dari buah-buahan secara sederhana. Selai adalah merupaskan produk yang diperoleh dari pulp buah-buahan atau buah-buahan yang telah dihancurkan dengan cara diparut atau diblender. Kemudian bahan tadi dimasak dengan ditambah gula pasir hingga mencapai kekentalan tertrentu. Untuk pembuatan selai buah biasanya dibutuhkan perbandingan antara 45 % bagi buah-buhan dan 55 % bagian gula. Buah yang digunakan: Buah buahan yang digunakan untuk pembuatan selai harus betul-betul buah yang telah masak agar diperoleh flavor atau aroma serta cita rasa dan warna yang baik, umumnya dapat digunakan dari bermacam-macam jenis buah-buahan seperti mangga,nanas, sirsak, durian, sawo, nangka, tomat, melon dan buah lainnya. Buah-buahan sebelumnya dikupas dan dicuci dahulu agar bersih dan selanjutnya baru dihancurkan dengan cara diparut atau diblender. Biasanya untuk menghancurkan buah-buahn yang agak padat dilakukan pemasakan terlebih dahulu dengan ditambah air sedikit mungkin. Gula yang diperlukan Banyaknya gula yang diperlukan untuk pembuatan selai ditentukan oleh jenis buah, tingkat kematangan buah serta keasaman dari buah itu sendiri. Umumnya digunakan perbandingan volume buah dengan air 1:1, tetapi dapat juga bervariasi sesuai dengan selera kita dan umumnya hanya berkisar 3:4 sampai dengan 5:4 Untuk buah yang rasanya manis atau tingkat keasamannya rendah tidak memerlukan gula sebanyak buah-buahan yang yang rasanya masam, sebaliknya pemakaian gula yang terlalu banyak akan menghasilkan selai yang kurang baik, karena rasa buahnya itu sendidri tidak meninjol dan kurang terasa. Bila kita akan membuat selai dari buah yang memiliki rasa netral seperti papaya atau jambu air sebaiknya perlu ditambahkan asam untuk menambah atau memperbaiki flavor atau aroma selai. Cara pengolahan Bahan-bahannya antara lain ; Buahan-buahan, Gula pasir, air bersih dan lainnya Alata -alatnya ; Pisau, panci, wajan, gelas, pengaduk, belnder/ parut, saringan, botol, kompor dan lainnya Cara Kerja; Buah-buahan yang telah masak dikupas dan dicuci terlebih dahulu sampai bersih, buah dipotong-potong agar mudah untuk dihancurkan dan buang;lah bagian buah yang tidak dibutuhkan. Selanjutnya buah yang telah dipotong-potong tadi dihancurkan dengan menggunakan blender atau diparut. Buah yang telah diblender masukkan kedalam panci dan tambahkan sedikit air , kemudian panaskan dengan kompor. Usahakan api kompor jangan terlalu kebesaran, setelah separoh dari air buahnya menguap, tambahkan gula pasir dengan perbandingan 1:1 atau 3:4 dan panaskan terus diatas kompor hingga adonan tadi mencapai kekentalan tertentu sesuai dengan keinginan kita, selanjutnya selai yang sudah matang tadi tuangkan kedalam toples atau botol khusus selai dalam keadaan masih panas dan tutuplah rapat-rapat. Setelah dingin selai dapat dikonsumsi sebagai pengisian roti atau campuran es krim dan dapat pula dikonsumsi langsung. Demikian sekilas teknik pembuatan selai dari buah-buahan semoga dapat barmanfaat bagi yang membutuhkannya.(m.syah)

2013-02-22

CARA PEMBUATAN TEMPE KEDELE

Tempe adalah merupakan salah satu menu makanan khas Indonesia, yang banyak digemari oleh kalangan masyarakat, tempe merupakan lauk pauk yang selalu ada dalam setiap hidangan makanan kita sehari-hari, baik dalam bentuk tempe bacem, tempe mendoan, sambal tempe, keripik tempe maupun dalam bentuk olahan lainnya . Tempe umumnya banyak mengandung unsur gizi protein nabatai yang dibutuhkan untuk kesehatan tubuh manusia sebagai zat pembangun dan umumnya relative murah sehingga dapat terjangkau oleh kalangan masyarakat ekonomi menengah kebawah.Disamping itu kedele pada saat panen harganya relatif murah ditingkat petani karena jumlahnya cukup banyak dikalangan petani,Kedele akan menjadi mahal harganya apabila dijual dalam bentuk olahan lain seperti tempe kedele, berikut Ini adalah Cara Membuat Tempe Kedele Secara Sederhana; Pertama tama yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : • Siapkan kacang kedelai sebanyak 1 kg. • Dan ragi tempe sebanyak 2 gram. • Cuci bersih kacang kedelai dan rendam selama 24 jam. • Setelah direndam selama 24 jam, kacang kedelai akan mekar • Mulailah meremas-remas kacang kedelai agar kulit arinya lepas. • Setelah bersih, tuangkan kacang kedelai ke dalam panci dan beri air secukupnya. Rebus kacang kedelai selama kurang lebih 30 menit. Selama kacang kedelai direbus akan muncul buih putih • Setelah direbus selama 30 menit, buang air yang tersisa di dalam panci. Kemudian, taruh kembali panci yang tinggal berisikan kacang kedelai diatas kompor. Aduk-aduk, jangan sampai hangus. Proses ini dilakukan untuk mengeringkan kacang kedelai. Jangan terlalu lama – karena kacang mudah hangus. • Tuang kacang kedelai ke wadah yang memudahkan kacang kedelai menjadi dingin. • Setelah dingin, taburkan ragi tempe sebanyak 2 gram dan aduk rata. • Siapkan plastik dengan ukuran sesuai selera. Masukkan kacang kedelai ke dalam plastik hingga ketebalan kira-kira 2-3 cm. • Tutup plastik : dapat mempergunakan cara dengan lilin. Kalau pakai daun maka diikat. • Kemudian lubangi plastik yang telah berisi kacang kedelai dengan menggunakan pisau - kira-kira 8 lubang untuk setiap sisi atas dan sisi bawah. Tambahan: Di tusuk-tusuk pakai tusuk gigi juga bisa. Kalau pakai daun tak perlu dilubangi. • Simpan tempe didalam lemari. Alas yang dipakai untuk menyimpan adalah rak lemari es yang diganjal bagian bawahnya, sehingga ada sirkulasi udara. Diamkan selama kurang lebih 36 jam. • Tempe siap diolah untuk dikonsumsi atau dijual di pasar Demikian cara pembuatan tempe kedele secara sederhana, semoga dapat diterapkan dikalangan petani sebagai penambah pengetahuan dan keterampilan yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.(m.syah)

FERMENTASI JERAMI PADI UNTUK CADANGAN PAKAN TERNAK

Pada saat panen raya padi di pedesaan biasanya jumlah jerami padi sangat berlimpah, dan umumnya kurang dimanfaatkan oleh petani, kadang kala hanya ditumpuk saja atau dibakar begitu saja  dan abunya dimasukkan kedalam sawah sebagai pupuk. akan tetapi sebaliknya disaat musim kemarau petani banyak yang mengeluh, mengalami kesulitan dalam mencari pakan untuk ternaknya, khususnya ternak sapi. Adapun guna mengatasi hal tersebut, maka perlu adanya suatu teknologi yang dapat mengatasinya sehingga petani tidak lagi mengalami kesulitan didalam menyediakan pakan ternaknya disaat musim kemarau atau disaat dimana petani mengalami kesulitan dalam mencari pakan ternaknya. Untuk mengatasi hal, tersebut bersama ini kami perkenalkan Teknologi Pengawetan Pakan Ternak Sapi dari Jerami Padi yang dikenal dengan nama "Teknologi Pembuatan Fermentasi Jerami Padi." 1. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut; Bahan-bahan yang diperlukan antara lain; a. Jerami kering atau jerami segar setelah diangin-anginkan dengan kadar air kurang lebih 40%. b. Starter berupa strabio atau jenis lainnya sebanyak 0,50 kg untuk setiap 100 kg jerami padi. c. Pupuk urea 0,50 kg untuk setiap 100 kg jerami padi d. Air sebanyak 40 liter untuk setiap 100 kg jerami padi, sedangkan untuk jerami segar tidak perlu ditambahkan air. 2. Teknik dan cara pembuatan (untuk 100 kg jerami padi kering) • Pertama timbanglah jerami padi kering sebanyak 100 kg • Sediakan air sebanyak 40 liter dalam bejana atau ember • Timbang starter sebanyak 0,50 kg dan pupuk urea sebanyak 0,50 kg. • Jerami ditumpuk sejajar lapis demi lapis dengan ketebalan 25 cm dengan ukuran dasar (panjang 2,50 meter x Lebar 2,50 meter ) • Diatas lapisan disiram air yang telah dicampur dengan pupuk urea sampai merata (untuk jerami kering, sedangkan untuk jerami basah tidak perlu ditambahkan air) • Ditaburi strarter hingga merata • Ditumpuki selapis jerami padi (kurang lebih 25 cm) sambil diinjak-injak hingga memadat • Diulangi lagi penyiraman air diatas lapisan jerami padi tersebut hingga merata. • Diulangi lagi penaburan strarter hingga merata dan demikian seterusnya hingga selesai • Setelah selesai, bagian atas ditutupi dengan daun-daun kering seperti daun pisang atau lainnya. • Setelah Proses Pembuatan jerami padi selesai,maka hasil fermentasi jerami padi tersebut dibiarkan selama 3-4 minggu. • Setelah 3-4 minggu jerami padi (harus diangin-anginkan). • Adapun jerami padi hasil proses Fermenstasi yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut; Baunya agak harum, Warna kuning agak kecoklatan (warna dasar jerami nampak kelihatan, Teksturnya lemas tidak kaku serta tidak busuk. Demikian teknik dan cara proses pembuatan fermentasi jerami padi untuk pakan ternak khususnya sapi, semoga tulisan dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.(mnr)

BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG DARAT

Kangkung darat (Ipomoea sp.) adalah jenis sayuran yang dapat dibudidayakan dilahan sawah maupun dilahan kering, mengingat Kabupaten Rembang sebagian besar lahan kering maka akan cocok apabila dibudidayakan kangkung darat. Kangkung dapat dikonsumsi baik sebagai lalapan maupun sayuran yang dimasak, baik sebagai sayur kuah maupun sayur oseng dan banyak digemari oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia, karena banyak mengandung gizi yang baik untuk kesehatan tubuh serta mengandung serat yang baik untuk membantu proses pencernaan. Sayuran kangkung banyak dibutuhkan masyarakat sebagai bahan konsumsi sehari-hari yang harganya relative terjangkau untuk kalangan masyarakat menengah kebawah serta laku untuk dijual belikian dipasaran, sehingga dapat menambah pendapatan keluarga Kangkung dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1. Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan 2. Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah. Benih Kangkung Kangkung darat dapat diperbanyak dengan biji. Untuk luasan satu hektar diperlukan benih sekitar 10 kg. Varietas yang dianjurkan adalah varietas Sutra atau varietas lokal yang memiliki daya adaptasi lebih baik dibanding varietas lain. Persiapan Lahan Lahan terlebih dahulu dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan, untuk mempermudah pemeliharaan sebaiknya panjang bedengan tidak lebih 15 m. Jarak antar bedengan + 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomit untuk menaikkan derajat keasaman tanah dosis 1,5 t/ha, pengapuran dilakukan sebelum penanaman, yaitu 2-4 minggu sebelum tanam. Pemupukan Kangkung Pupuk organik (sebaiknya kotoran ayam yang telah difermentasi) diberikan tiga hari sebelum tanam dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter ditambahkan pupuk anorganik berupa Urea 15 gr/m2 pada umur 10 hari setelah tanam. Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan secara larikan disamping barisan tanaman, jika perlu tambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 1 dan 2 minggu setelah tanam. Penanaman Kangkung Biji kangkung darat ditanam di bedengan yang telah dipersiapkan. Buat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm, tiap lubang tanamkan 2 – 5 biji kangkung. Sistem penanaman dilakukan secara zigzag atau system garitan (baris). Pemeliharaan Kangkung Pemeliharaan yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan air, bila tidak turun hujan harus dilakukan penyiraman. Hal lain adalah pengendalian gulma waktu tanaman masih muda dan menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada Kangkung Hama yang menyerang tanaman kangkung antara lain ulat grayak (Spodoptera litura F), kutu daun (Myzus persicae Sulz) dan Aphis gossypii. Sedangkan penyakit antara lain penyakit karat putih yang disebabkan oleh Albugo ipomoea reptans. Untuk pengendalian, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya. Panen dan Pasca Panen Kangkung Panen dilakukan setelah berumur + 25 hari setelah tanam, dengan cara mencabut tanaman sampai akarnya atau memotong pada bagian pangkal tanaman sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. Pasca panen terutama diarahkan untuk menjaga kesegaran kangkung, yaitu dengan cara menempatkan kangkung yang baru dipanen di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar dalam air dan pengiriman produk ketempat tujuan secepatnya. Demikian sekilas Informasi Teknik dan Cara Budidaya Tanaman Kangkung Darat semoga dapat bermanfaat bagi para petani atau masyarakat yang ingin mencobanya.(mnr)

CARA PENANGGULANGAN PENYAKIT TETELO PADA TERNAK AYAM BURAS

Penyakit Tetelo ( New Castel desease) Penyakit tetelo atau new castel desease pertama kali muncul pada tahun 1926 di Negara Inggris. Sampai sekarang sudah tersebar luas dibelahan dunia lain. Penyakit ini sangat ganas dan menular. Peternak ayam sering menyebut penyakit sampar atau pest. Penyakit ini menyerang ayam semua umur, selain menghambat produksi jelas mematikan. Sampai saat ini belum ada obat yang manjur. Ini akibat virus. Seprerti halnya manusia yang terkena virus influenza. Pemberian obat tidak menghilangkan virus, akan tetapi hanya mengurangi gejala. Tindakan pengendalian atau pencegahan terhadap penyakit ini sangat dianjurkan. Gejala: Pada ayam kelihatan lesu, kurang bergairah, nafsu makan berkurang, jengger ayam dan pial kebiruan. Sayap terkulai, keluar cairan dari hidung hingga susah bernafas, ngorok dan batuk. Kotoran cair kehijauan dan kekuningan. Jika banyak yang terkena ayam akan bergerombol mencari tempat yang hangat. Setelah 1-2 hari kemudian muncul gejala syaraf, seperti kaki lumpuh, jalan seret dan leher terpuntir akibatnya ayam jalannya berputar putar. Penyebab. 1. Virus Paramxyo 2. Pergantian musim seperti masim hujan ke musim kemarau atau pancaroba. 3. Kontak langsung dengan ayam yang sakit melalui udara atau binatang lain. Cara Penanggulangan. 1. Vaksinasi secara teratur sesuai petunjuk, pemberian dilakukan dengan vaksin aktif umur 4 hari, 18 hari, 8 minggu. Dengan vaksin ND in-aktif secara intra mascular, ulangi 6 bulan kemuadian. Anak ayam umur kurang dari 1 bulan diberikan dengan cara tetes, pada ayam dewasa secara intra mascular. 2. Ayam yang benar-benar sakit harus dimusnahkan. -Aktif: Vaksin mengandung bibit penyakit hidup, tetapi sifatnya tidak ganas bagi ayam, masa kekebalan 2,5 bulan. -In aktif : Vaksin yang mengandung virus yang sudah dimatikan oleh obat kimia tertentu, masa kekebalan 2 bulan. Demikian cara mengatasi serangan penyakit tetelo pada ternak ayam buras, semoga dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.(m.syah)

TEKNIK PENGENDALIAN HAMA TERPADU KUMBANG NYIUR

Kumbang nyiur atau wangwung adalah merupakan hama yang ada sepanjang tahun, gejala serangannya adala bahwa Bekas serangan hama kumbang nyiur pada tanaman kelapa dapat dilihat dari adanya daun-daun yang terpotong-potong berbentuk segitiga atau berbentuk kipas. Bagian yang terserang adalah pucuk pohon atau pangkal daun muda, yaitu bagian tanaman yang banyak mengandung zat atau cairan bergizi dan apabila tanaman kelapa terserang pada titik tumbuhnya tanaman bias mengalami kematian. Selama hidupnya kumbang nyiur mengalami empat fase yaitu : - Telur kurang lebih 12 hari - Larva 8-16 minggu - Pupa atau kepompong 2-4 minggu - Imago atau dewasa 6-10 minggu. Umumnya setelah berumur 28 hari, kumbang nyiur baru bisa terbang untuk mencari makanan, sehingga siklus hidup kumbang nyiur dari telur hingga dewasa memerlukan waktu selama 4-6 bulan. Cara Pengendalian Hama terpadu Hama wangwung. Pengendalian hama terpadu tanaman kelapa adalah upaya pengendalian yang dilaksanakan dengan mengutamakan prinsip-prinsip yang berwawasan lingkungan, sehingga diperoleh kesimbangan antara hama dan musuh alami. Dengan cara ini kelestarian lingkungan baik biotik maupun abiotik dapat terpelihara dengan baik dan produksi kelapa pun diharapkan dapat meningkat. Kegiatan Utama Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Kelapa. Pelaksanaan pengendalian Hama Terpadu tanaman kelapa adalah merupakan kombinasi dari pengendalian hama yang sudah berjalan selama ini, hanya penekanannya yaitu bahwa pengendalian hama terpadu harus menyangkut beberapa aspek antara lain : 1. Berwawasan lingkungan 2. Menjaga keseimbangan antara hama dan musuh alami. 3. Penggunaan pestisida merupakan alteranif terakhir. Jadi pelaksanaan pengendalian hama terpadu pada prinsipnya mengutamakan pencegahan dan pengamatan dini sebelum terjadi adanya serangan hama. Kegiatan Utama Pengendalian hama terpadu. 1. Membersihkan Mahkota daun. Membersihkan mahkota daun merupakan kegiatan pokok, pada kegiatan ini seluruh kotoran yang berupa sisa seludang, bekas guguran bunga maupun ijuk yang ada harus dibersihkan, sehingga mahkota daun menjadi bersih yang dapat mencegah antara lain : > Bebas hama tupai, tikus atau hama lainnya. > Bebas dari penyakit rontok buah dan penyakit busuk pucuk, karena kelembaban mahkota daun dapat terkendali. 2. Sanitasi Lingkungan. Rumput-rumput yang tumbuh disekitar pohon atau kebun harus dibersihkan, begitu pula sissa-sisa penggilingan tebu, tumpukan jerami, tumpukan pupuk kandang harus juga dibersihkan, Karena tempat inilah yang banyak digunakan sebagai sarang bagi kumbang nyiur untuk meletakkan telurnya dan berkembang biak disana hingga dewasa. 3. Pengendalian secara Hayati atau Biologis. Pengendalian secara hayati atau biologis yaitu pengendalian hama dengan menggunakan mahluk hidup, baik berupa predator maupun parasit. Contoh pengendalian dengan predator misalnya dengan menggunakan burung hantu yang dapat memakan hama tikus maupun tupai yang sering merusak tanaman kelapa. 4. Pemeliharaan tanaman Hal ini untuk mendapatkan tanaman yang sehat dan kuat, yaitu dengan perawatan secara rutin dan intensif, diadakan pemupukan berimbang serta harus memperhatikan prinsip lima tepat dalam pemupukan yaitu; Tepat jenis, Tepat Dosis, Tepat waktu, Tepat cara dan tepat tempat. 5. Pengendalian secara kimiawi Pengendalian secara kimiawi adalah merupakan alternative terakhir atau pamungkas hal ini dilakukan apabila pengendalian dengan cara lain sudah diupayakan, akan tetapi belum berhasil, maka pengendalian secara kimiawi inilah baru diterapkan, inipun harus dilakukan dengan penuh pertimbangan. Adapun dalam pengendalian secara kimiawi jenis pestisida yang dipergunakan ada tiga jenis yaitu ; a. Pestisida berbentuk Cairan ( EC ) b. Pestisida yang berbentuk butiran ( G ) c. Pestisida Berbentuk Puder ( SP ) Contoh pengendalian hama tanaman kelapa dengan pestisida untuk hama yang sifatnya ekplosif misalnya hama Artona Xatoksanta yaitu dengan jalan menyuntikkan pestisida sistemik kedalam batang tanaman kelapa dengan konsentrasi 100 %. caranya batang pohon kelapa dibor terlebih dahulu sedalam 10-15 cm dengan kemiringan tertentudan kemudian masukkan larutan insektisida tersebut sebanyak 10 cc/ pohon. kemudian lubang tersebut ditutup dengan lilin atau kayu. Dalam waktu sekitar 24 Pukul insektisida tersebut sudah menyebar keseluruh jaringan tanaman. Selanjutnya insektisida tersebut akan aktif sampai dengan waktu satu bulan kedepan. Adapun untuk pestisida yang berbentuk Granuler atau butiran caranya diberikan pada mahkota daun mulai dari daun yang teratas sampai dengan tujuh pelepah daun dibawahnya. Dengan dosis 5-10 gram/ pohon. Perlakuan ini untuk pengendalian hama kumbang nyiur atau wangwung Demikian teknik dan cara pengendalian hama terpadu kumbang nyiur semoga bermanfaat bagi yang memerlukan.(m.syah)

BUDIDAYA TANAMAN ANGGUR DI PEKARANGAN

Anggur adalah merupakan nama dari tanaman buah perdu yang merambat dan juga nama jenis buah-buahan yang sudah tidak asing lagi bagi kita, khususnya masyarakat Indonesia. Buah anggur biasanya selalu ada disepanjang tahun, sehingga boleh dikatakan bahwa buah anggur ini tidak mengenal musim. Anggur yang telah lama dikenal dikalangan masyarakat Indonesia, baik masyarakat yang tinggal perkotaan maupun pedesaan, anggur selalu tersedia dan ada di dimana-mana mulai dari, super market, pasar besar maupun pasar tradisional, sehingga kita relatif mudah untuk mendapatkannya. Anggur konon kabarnya berasal dari Armenia,buah anggur banyak digemari orang, mulai dari kalangan masyarakat kelas atas hingga masyarakat kelas bawah, dari orang dewasa hingga anak-anak, mereka setidak-tidaknya pernah melihat atau bahkan minimal pernah mencicipi rasa manis dan segarnya buah anggur. Mengingat begitu banyaknya masyarakat yang menyukai anggur, dan bahkan banyak dari mereka yang ingin memiliki tanaman anggur itu sendiri, maka melalui tulisan ini kami mencoba memberikan resep mengenai Teknik dan cara membudidayakan tanaman anggur secara benar serta resep rahasianya. Anggur termasuk tanaman marga Vitis. Tidak semua jenis dari marga ini dapat dimakan, yang bisa dimakan hanya dua jenis yaitu Vitis vinifera dan Vitis labrusca. Tanaman anggur jenis Vitis vinifera mempunyai ciri: 1. Kulit tipis, rasa manis dan segar. 2. Kemampuan tumbuh dari dataran rendah hingga 300 m dari permukaan laut beriklim kering. 3. Termasuk jenis ini adalah Gros Colman, Probolinggo Biru dan Putih, Situbondo Kuning, Alphonso Lavalle dan Golden Champion. Anggur dimanfaatkan sebagai buah segar maupun untuk diolah sebagai jadi produk lain seperti minuman fermentasi hasil perasan anggur yang mengandung alkohol biasa disebut Wine, dikeringkan menjadi kismis dan untuk keperluan industri selai dan jeli. SYARAT TUMBUH Iklim Tanaman anggur dapat tumbuh baik di daerah dataranrendah,terutama di tepi-tepi pantai, dengan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan. Angin yang terlalu kencang kurang baik bagi anggur. Curah hujan rata-rata 800 mm per tahun. Dan keadaan hujan yang terusmenerus dapat merusak premordia/ bakal perbungaan yaitu tengah berlangsung serta dapat menimbulkan serangan hama dan penyakit. Sebaiknya sinar matahari yang banyak/udara kering sangat baikbagipertumbuhan vegetatif dan pembuahannya. Suhu rata-rata maksimal siang hari 31 derajat C dan suhu rata-rata minimal malam hari 23 derajat C dengan kelembaban udara 75-80 %. A. Media Tanam 1. Tanah yang baik untuk tanaman anggur adalah mengandung pasir, lempung berpasir, subur dan gembur, banyak mengandung humus dan hara yang dibutuhkan. 2. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya tanaman anggur adalah 7 atau netral. Ketinggian Tempat Anggur akan tumbuh baik bila ditanam antara 5-1000 m dpl atau di daerah dataran rendah. Perbedaan ketinggian akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Buah anggur banyak digemari orang, mulai dari kalangan masyarakat kelas atas hingga masyarakat kelas bawah, dari orang dewasa hingga anak-anak, mereka setidak-tidaknya pernah melihat atau bahkan minimal pernah mencicipi rasa manis dan segarnya buah anggur. Mengingat begitu banyaknya masyarakat yang menyukai anggur, dan bahkan banyak dari mereka yang ingin memiliki tanaman anggur itu sendiri, maka melalui tulisan ini kami mencoba memberikan resep mengenai Teknik dan cara membudidayakan tanaman anggur secara baik dan benar, serta rahasia-rahasianya.. Tanaman anggur sebetulnya merupakan tanaman yang relatif mudah untuk dibudidayakan, baik pada tanah tegalan, tanah pekarangan maupun pada halaman rumah, yang penting dalam budidaya tanaman anggur ini, lahan yang akan ditanami janganlah ternaungi, diharapkan sinar matahari dapat menyinari permukaan lahan sepanjang hari. Tanaman anggur apabila dibudidayakan dengan teknik dan cara yang benar sesuai dengan petunjuk yang dianjurkan, baik itu teknik penanam, pemupukan, penyiraman, dan pemangkasan serta perawatannya, Insya Allah pada umur kurang lebih satu tahun tanaman anggur, yang anda tanam sudah dapat dinikmati hasilnya. Adapun cara membudidayakan tanaman anggur yang baik dan benar adalah sebagai berikut; 1. Pemilihan lahan. Pertama-tama pilihlah lahan yang akan ditanami, lahan atau tempat yang akan ditanami hendaknya tidak ternaungi, sehingga sinar matahari dapat menyinari keseluruh tanaman anggur secara penuh dan merata pada permukaan daun-daun. Karena Cahaya Matahari merupakan faktor yang sangat dibutuhkan dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan pembuahan tanaman anggur. Cahaya matahari sangat berperan dalam proses fotosintesis dalam pembentukan karbohidrat yang berupa zat-zat gula atau glucose yang rasanya manis, adapun bentu reaksi fotosintesisnya adalah sebagai berikut; 6 CO2 + 6 H2O Sinar matahari+ Klorofil ------- > C6H12O6 + 6 O2 Dimana (C6H12O6) inilah yang merupakan unsur glucose atau zat -zat gula yang banyak terkandung didalam buah anggur, sehingga buah anggur rasanya manis. 2. Membuat stek tanaman anggur Teknik pembuatan stek tanaman anggur, pertama pilihlah tanaman anggur yang telah berbuah minimal telah berumur 3 tahun keatas. Dengan syarat utama bahwa tanaman yang akan diambil untuk bahan stek,harus benar-benar merupakan jenis unggul, sehingga kualitasnya tidak diragukan lagi. Janganlah sekali-kali anda mengambil bahan stek dari tanaman anggur yang belum pernah berbuah sama sekali, karena dari pengalaman yang penulis alami, tanaman akan sulit untuk berbuah dan bahkan kadang-kadang tidak mau berbuah sama sekali. Selanjutnya ambillah bahan stek dengan 2-3 mata tunas dengan ukuran diameter sebesar pensil atau kurang lebih berdiameter 1 Cm, warna dari bahan stek pilihlah yang sudah berwarna kecoklat-coklatan. Jangan mengambil bahan stek yang terlalu muda atau terlalu tua, upayakan yang umurnya sedang-sedang saja, sehingga pertumbuhan dan perkembangannya akan lebih cepat dan baik. Buatlah media untuk menanam stek yang terdiri dari; tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 2:1:1, kemudian masukkan media tadi kedalam polybag yang telah disediakan. Umumnya polybag terbuat dari bahan plastik dengan ukuran dimeter +10 Cm, pada bagian bawah dan samping dari polybag diberi lubang-lubang. Hal ini untuk mengatur kelembaban media tumbuh sehingga air yang berlebihan dapat dialirkan. Selanjutnya Bahan stek yang telah disiapkan tadi, tanamlah pada polybag. Dimana setiap polybag cukup diisi dengan satu stek dengan kedalaman penananam kurang lebih separoh dari tinggi media dalam polybag tersebut. Kemudian setelah stek anggur ditanam pada polybag, siramlah tanaman setiap hari dengan air bersih secukupnya. Insya Allah pada hari kelima belas dari penanaman, biasanya stek sudah mulai tumbuh tunas-tunasnya. Selanjutnya pada umur 1-2 bulan, stek tanaman anggur sudah bisa untuk ditanam dilapangan. 3. Buatlah lubang tanaman dengan ukuran 40x40x40Cm dengan cara digali menggunakan cangkul, selanjutnya tanah hasil galian tadi dicampur dengan pupuk kandang atau bokasi dan pasir dengan perbandingan 2:1:1. Jangan lupa tambahkan pupuk anorganik NPK sebanyak 100 gram, selanjutnya hasil campuran media tanam tadi, masukkan kembali kedalam lubang tanam. 4. Tanamlah bibit anggur yang telah dipersiapkan tadi pada lubang tanaman, jangan lupa buanglah polybag atau kantong plastiknya dengan pisau secara hati-hati dan upayakan tanahnya jangan sampai pecah, sehingga tidak merusak perakaran. Kemudian setelah itu tanaman diberi ajir setinggi 2,5 meter, hal ini sebagai lanjaran atau rambatan tanaman anggur nantinya. 5. Siram tanaman anggur yang telah ditanam setiap hari, pupuklah dengan menggunakan pupuk NPK sebanyak 1 sendok makan setiap 2 minggu sekali secara rutin. Setelah tanaman mencapai ketinggian 2,5 meter mulai dibuat anjang-anjang atau para-para untuk rambatan tanaman nantinya. Adapun ukuran dari pada para-para tersebut kurang lebih; lebar 1,5 meter, panjang 4 meter atau disesuaikan dengan keadan serta tinggi para-para kurang lebih 2,5 meter. 6. Setelah tanaman anggur mencapai ketinggian + 2,5 meter, bentuklah tanaman anggur dengan cara mengatur percabangan dengan rumus 1:3:9 artinya dari 1 batang anggur dibuat menjadi tiga cabang, dan kemudian dari tiap cabang tadi dikembangkan menjadi 3 cabang lagi. Sehingga jumlahnya menjadi 9 cabang. Cabang-cabang inilah yang nantinya dijadikan sebagai calon cabang untuk pembungaan yang menghasilkan buah nantinya. 7. Setelah tanaman anggur berumur +12 bulan, tanaman harus sudah mulai dipupuk dengan pupuk NPK dengan dosis 500 gram/tahun. Cara pemberian pupuknya yaitu dua kali pertahun, pertama pada saat awal musim penghujan, selanjutnya pemupukan yang kedua dilakukan pada akhir musim penghujan. Selanjutnya pada saat tanaman sudah berumur 1 tahun.tanaman mulai diadakan pemangkasan pembungaan; caranya adalah sebagai berikut: Pangkaslah semua ranting-ranting pada cabang yang telah dibentuk tadi, diatas ruas ketiga, sehingga tiga ruas dibawahnya jangan dipangkas, dan ruas-ruas inilah yang akan menghasilkan buah anggur nantinya. Jangan lupa buanglah semua daun-daun yang ada pada ranting-ranting tadi, hingga terlihat gundul tanpa sehelai daun pun yang menempel. 8. Siramlah tanaman anggur secara rutin, dua kali sehari. Setelah +2 minggu dari pemangkasan, biasanya tanaman anggur sudah mulai tumbuh tunas-tunas baru, bersamaan dengan tumbuhnya tunas-tunas baru tadi, tanaman anggur sudah mulai berbunga. Kemudian setelah 2-3 bulan dari pembungaan tadi, maka buah anggur sudah mulai tua dan mulai matang, pada saat itulah buah anggur sudah saatnya untuk dipetik dan dikonsumsi. Demikianlah teknologi budidaya tanaman anggur secara benar, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya, dan umumnya masyarakat Indonesia. Selamat mencoba semoga berhasil.(m.syah)

CARA BETERNAK BURUNG PUYUH

PENDAHULUAN. Burung puyuh merupakan salah satu jenis ternak unggas yang cocok untuk dibudidayakan, baik sebagai usaha sambilan maupun usaha komersial. Sebab telur dan dagingnya semakin populer dan dibutuhkan sebagai salah satu sumber protein hewani yang cukup penting. Burung puyuh pada mulanya memang kurang mendapat perhatian dari para peternak. Tubuh dan telurnya yang kecil dengan cara hidup yang liar dianggap tidak dapat diternakan, kalau pun bisa bakal merepotkan. Bahkan banyak orang mengatakan bahwa beternak burung puyuh tidak akan memberikan keuntungan. Tetapi setelah pemerintah mencanangkan puyuh sebagai salah satu ternak alternative penunjang peningkatan penyediaan protein hewani untuk masyarakat, barulah puyuh terangkat namanya. Ditilik dari produksinya, sebenarnya produksi telur puyuh ini cukup banyak, bahkan dibandingkan jenis burung lainnya, Burung puyuh menemmpati ranking pertama, dalam satu tahunnya burung ini mampu menghasilkan 250 sampai 300 butir telur. Nilai gizi telur dan daging puyuh juga tidak kalah dengan telur dan daging unggas lainnya, sehingga dengan tersedianya daging dan telur puyuh dipasaran dapat menambah variasi dalam penyediaan sumber protein hewani dan tentu saja konsumen memilki lebih banyak pilihan. JENIS-JENIS BURUNG PUYUH. Pada saat ini kita baru mengenal beberapa jenis burung puyuh yang dipelihara untuk diambil telur maupun dagingnya. Sebenarnya banyak jenis puyuh yang tersebar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Tetapi tidak semua burung puyuh tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penghasil pangan. Ada beberapa jenis diantaranya yang mempunyai warna bulu indah, tidak kalah menariknya dengan dengan burung hias lainnya, tapi sayang produksi telurnya rendah. Adapun bagi peternak puyuh yang menginginkan produksi telurnya banyak, dapat memilih jenis puyuh yang diternakan seperti Coturnix cotournix japonica Puyuh termasuk family Phasianidae dan sub ordo Galliformes. Dibanding dengan burung puyuh lainnya, jenis dapat menghasilkan telur sebanyak 250-300 butir per ekor/tahun. Betinanya mulai bertelur pada saat berumur 35 hari, sehingga tak heran apabila banyak orang memelihara jenis puyuh ini untuk diternakan. SKALA USAHA DAN PROGRAM PEMELIHARAAN. Seperti halnya beternak hewan lain yang dilakukan secara intensif, maka dalam beternak puyuh pun perlu ada program pemeliharaan dan tata laksana yang baik. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dan memberikan keuntungan. Program pemeliharaan dan tata laksana perlu dilakukan dengan benar dan teratur sejak penetasan telur, pemeliharaan anak-anak puyuh, sampai puyuh-puyuh tersebut diafkir. Program pemeliharaan yang dimaksud disini adalah garis besar pelaksanaan yang mutlak harus dilaksanakan secara berurutan, teratur pada waktu tertentu. Program pemeliharaan dibedakan menurut skala usaha yang akan dilaksanakan. Yaitu skala usaha besar, menengah atau usaha kecil. Adapun urutan program pelaksanaan tersebut adalah sebagi berikut: Skala Usaha besar. Pengusaha ternak puyuh dalam skala besar biasanya melakukan hampir seluruh kegiatan pemeliharaan. Dari penetasan, pemeliharaan puyuh anakan, pemeliharaan puyuh pembibit dan petelur atau pedaging. Untuk itu akan diterangakn secara singkat. a. Penetasan telur. Biasanya pengusaha ternak puyuh skala besar mengusahakan pengadaan anakan puyuh sendiri. Untuk melakukan penetasan telur yang dibutuhkan, mesin tetas yang mampu memuat telur dalam jumlah ratusan, karena itu yang pertama kali disediakan adalah mesin tetas besar. b. Pemeliharaan puyuh anakan umur starter. Untuk menampung dan memelihara puyuh anakan yang baru menetas diperlukan kandang anakan/ indukan. Pemeliharaan puyuh yang berumur 1 hari sampai 3 minggu ini dilakukan pada kandang khusus untuk puyuh umur starter. Pemeliharaan harus dipisahkan dari puyuh yang dapat mengakibatkan cacat, bahkan kematian bagi anak puyuh tersebut. Banyaknya kandang Indukan disesuaikan dengan jumlah puyuh anakan yang berhasil ditetaskan. Biasanya waktu puyuh anakan berumur 1-10 hari, satu meter persegi kandang indukan cukup untuk menampung 100 ekor anakan. Tetapi setelah lewat 10 hari satu meter persegi hanya untuk 60 ekor anakan puyuh. c. Pemeliharaan umur Grower. Pemeliharaan puyuh berumur 3-6 minggu ini dilakukan dalam kandang khusus untuk puyuh-puyuh umur grower. Pada usia ini antar puyuh jantan dan betina dipisahkan atau tidak tergantung kepada tujuan pemeliharaan. Apakah puyuh dipelihara untuk pembibit, petelur atau pedaging. Bila puyuh pembibit yang dipilih, maka dalam satu kandang dicampurkan antara puyuh jantan dan puyuh betina, dengan perbandinagn1:3 dan kandang yang digunakan adalah kandang untuk jenis pembibit. Akan tetapi bila yang dipilih adalah pemeliharaan puyuh petelur maka dalam satu kandang petelur hanya dihuni puyuh betina saja didalam kandang petelur, Sedangkan kalau usaha puyuh pedaging yang akan digeluti, dalam satu kandang dapat berisi puyuh jantan dan betina. Kandang yang digunakan untuk keperluan ini mirip kandang petelur. d. Pemeliharaan puyuh umur layer Pemeliharaan puyuh yang berumur lebih dari 6 minggu ini dilakukan dalam kandang grower. Pemeliharaan pada waktu ini adalah saat kita mulai memetik hasil. Bila puyuh pembibit dan petelur yang dilakukan maka puyuh puyuh betina itu sudah waktunya bertelur dan puyuh puyuh pedaging sudah bisa di potong untuk di jual dagingnya. Hanya yang perlu dicatat untuk pembuatan kandang skala usaha besar sebaiknya tidak dalam ukuran besar sekaligus tetapi dalam ukuran sedang (lihat bab perkandangan) yang di satukan dalam kandang besar. Dengan demikian pemeliharaan lebih mudah dilakukan dan puyuh-puyuh tidak saling berkelahi karena populasi yang terlalu besar. PERKANDANGAN. Puyuh termasuk jenis burung yang tidak tahan dengan perubahan lingkungan yang sangat berbeda dari waktu kewaktu dan juga kebisingan-kebisingan, oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan kandang. Pertama yaitu menentukan lokasi kandang. Dalam penentuan ini harus memperhatikan syarat-syarat hidup yang dikehendaki puyuh, agar puyuh yang diternakkan dapat hidup sehat dan terjamin pertumbuhannya. Sebaiknya kandang puyuh harus terpisah dari rumah, karena burung puyuh peka terhadap kebisingan-kebisingan, disamping itu juga bau dari kotoran burung sangat menyengat sehingga dapat mengganggu kenyamanan kita. Hal yang penting patut dipikirkan adalah agar kandang puyuh berada dalam ruangan yang tidak terkena percikan air hujan, baik yang langsung maupun yang tidak langsung. Begitu pula ventilasi udara harus selalu diperhatikan . Sinar matahari sangat diperlukan baik untuk penerangan, penghangat, pembunuh bibit penyakit dan sumber vitamin D bagi puyuh. Oleh karena itu kandang sebaiknya dibuat ditempat yang mendapat sinar matahari. Disamping itu kandang puyuh lantainya harus jauh dari tanah kurang lebih 40 cm dari tanah. Dan lantai usahakan dibuat dari bata merah atau campuran pasir semen dan kapur. Sistem kandang sebetulnya banyak jenisnya namun yang akan diterapkan disini ,hanya kandang yang menggunakan system baterei. Sistem kandang ini paling banyak digunakan oleh peternak puyuh di Indonesia. Dinding dan lantai kandang ini terbuat dari kawat kasa, sehingga dibawah lantai setiap kandang perlu disediakan alas guna menampung kotoran. Dengan adanya penampung kotoran, pemeliharaan kebersihan ruangan lebih mudah dilakukan dan kotoran tidak menimpa puyuh yang ada dikandang bawahnya. Kandang semacam ini sangat baik sirkulasi udaranya dan dapat mencegah timbulnya penyakit. Persyaratan Kandang. Pembuatan kandang merupakan langkah awal dalam beternak puyuh. Sekali kandang telah berdiri berarti untuk seterusnya seperti itu wujudnya, karena pembuatan memerlukan investasi yang cukup banyak. Jenis-jenis kandang. Kandang puyuh dibedakan dalam beberapa jenis kandang sesuai dengan keperluannya. 1. Kandang untuk induk pembibitan. Kandang ini sangat memerlukan sinar matahari baik langsung maupun tidak langsung terhadap produktifitas dan kemampuan menghasilkan telur. Kandang harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan lingkungan yang sehat. Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Kepadatan kandang. Idealnya satu ekor puyuh dewasa membutuhkan luas kandang 200 Cm2, sehingga didalam pembibitan satu kandang yang berisi kurang lebih 40 ekor permeter persegi itu sebaiknya dipakai perbandingan satu pejantan untuk 3 ekor betina . b. Ukuran kandang. Panjang kandang diusahakan kurang dari 2 meter, karena bila lebih dari 2 meter, kandang tersebut akan menjadi terlalu luas, akibatnya puyuh akan menjadi semakin aktif, lebarnya 75 cm, hal ini untuk memudahkan dalam perawatan. Sedangkan tingginya 30-40 cm dan pintu kandang sebaiknya dibuat dari samping . c. Temperatur dan kelembaban. Temperatur dan kelembaban ini perlu diatur, sehingga sesuai dengan keadaan yang diinginkan yaitu berkisar 200C-250C. Biasanya perlu diberi penerangan tambahan dengan lampu listrik pada siang hari 25-40 wat dan pada malam hari 50-60 wat. PAKAN PUYUH Faktor terpenting dalam keberhasilan beternak puyuh adalah faktor pakan(nutrisi). Faktor pakan meliputi cara pemberian dan kebutuhan gizi menurut tingkatan umurnya. Pakan dianggap faktor terpenting karena 80 % biaya yang dikeluarkan seorang peternak puyuh digunakan untuk pembelian pakan. Nutrisi yang harus diperhatikan antara lain: protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air mutlak harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Cara pemberian pakan. Selain komposisi zat pakan, cara pemberian pakan pun harus diperhatikan jika tidak, akan menggangu pertumbuhan, kesehatan dan produksi telur itu sendiri. Pada saat tertentu seperti cuaca yang sangat panas misalnya, ransum bisa sedikit ditambah dengan air. Dengan cara ini puyuh lebih suka makan. tetapi harus diingat ransum yang tidak habis harus segera dibuang. Ransum dapat diberikan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan siang hari . PERAWATAN PUYUH. Keberhasilan peternak puyuh sangat tergantung dari perawatan itu sendiri. Perawatan puyuh dimulai sejak telur masih dalam mesin tetas sampai dengan burung puyuh itu bertelur, yaitu harus selalu memperhatikan kebutuhan pakan yang mengandung nutrisi lengkap, minuman, ventilasi udara yang baik, suhu dan kelembaban, serta kesehatan burung puyuh itu sendiri. Demikian teknik dan cara beternak burung puyuh secara sederhana, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.(mnr)

2013-02-21

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG DENGAN POLA TANAM JAJAR LEGOWO 2:1 DI DESA DRESIKULON KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Kebutuhan beras sebagai salah satu sumber pangan utama penduduk Indonesia akan terus meningkat seiring pertambahan penduduk dengan peningkatan 1,36 persen pertahun. Dilain pihak terjadi penurunan lahan sawah akibat alih fungsi untuk kepentingan non pertanian, dan produksi sawah irigasi cenderung melandai. Upaya peningkatan Produksi padi dilakukan dengan empat strategi yaitu 1). Peningkatan produktivitas diantaranya melalui SL-PTT 2.)Perluasan areal melalui upaya optimalisasi lahan, 3.)Pengamanan produksi antara lain dengan mengurangi dampak perubahan iklim, pengendalian OPT, pengamanan kualitas produksi dari residu pestisida dan mengurangi kehilangan hasil dan 4.) Kelembagaan dari pebiayaan. Fokus utama peningkatan produktivitas padi tahun 2011 dilaksanakan melalui pendekatan SL-PTT Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan program pemerintah guna meningkatkan produksi padi secara nasional melalui suatu paket teknologi yang sesuai dan dipilih sendiri oleh petani disertai pendekatan dalam pemecahan masalah dengan bantuan penyuluh pertanian. Pengelolaan tanaman terpadu merupakan suatu usaha untuk meningkatkan hasil padi dan efisiensi input produksi dengan memperhatikan penggunaan sumberdaya alam secara bijak. Adapun Penerapan PTT didasarkan pada empat Prinsip Yaitu: 1. PTT bukan merupakan teknologi maupun paket teknologi, tetapi merupakan suatu pendekatan agar sumber daya tanaman, lahan dan air dapat dikelola sebaik-baiknya 2. PTT memanfaatkan teknologi pertnaian yang sudah dikembangkan dan diterapkan dengan memperhatikan unsure keterkaitan sinergis antar teknologi 3. PTT memeperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan fisisk maupun social ekonomi petani 4. PTT bersifat partisipatif yang berarti petani turut serta menguji dan memeilih teknologi yang sesuai dengan keadaan setempat dan kemapuan petani melalui proses pembelajaran. B. Perumusan masalah Padi adalah merupakan salah satu komoditas unggulan pertanian yang menghasilkan bahan pangan berupa beras. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk maka secara otomatis kebutuhan akan pangan meningkat. Produksi padi sangat berfluktuasi, hal ini di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor rendahnya curah hujan, gangguan OPT dan kurangnya penerapan teknologi benih padi unggul bermutu serta teknologi penanganan panen dan pasca panen. Guna lebih meningkatkan produksi padi secara optimal baik kuantitas maupun kualitasnya maka perlu adanya penerapan beberapa inovasi teknologi baru dibidang pertanian diantaranya penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu ( PTT) pada tanaman padi sawah secara benar. A. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:  Menganalisis tingkat pendapatan petani padi di Desa Dresi Kulon Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang  Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Antara lain : • Sebagai bahan informasi tentang tingkat pendapatan petani. • Guna membantu petani didalam menganalisis usaha taninya. • Sebagai bahan untuk penelitian lanjutan. II. TINJAUAN PUSTAKA Tujuan dari penerapan PTT adalah untuk meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan usaha tani yang cocok untuk kondisi setempat yang dapat meningkatkan hasil gabah dan mutu beras serta menjaga kelestarian lingkungan. Adapun dalam penerapan PTT yang pertama yaitu tidak lagi dikenal rekomendasi untuk diterapkan secara nasional, yang kedua Petani secara bertahap dapat memilih komponen teknologi yang paling sesuai dengan keadaan setempat dan kemampuan petani, yang ketiga Efisiensi biaya produksi lebih diutamakan dan yang ke empat bahwa suatu teknologi saling menunjang dengan teknologi yang lain. Teknologi yang dianjurkan dalam program PTT adalah merupakan teknologi yang dihasilkan oleh lembaga penelitian dan teknologi kearifan yang sudah terbukti unggul untuk lokasi tertentu. Adapun alternativ yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut: 1. Varietas unggul baru yang sesuai dengan keraktersitik lahan, lingkungan dan keinginan petani setempat. 2. Benih bermutu (kemurnian dan daya kecambah tinggi) 3. Bibit muda biasanya umur dibawah 25 hari 4. Jumlah bibit 1-3 batang perlubang dan sistem tanam jajar legowo 2:1 atau 4:1 dengan populasi tanaman 250.00 rumpun/ha 5. Pemupukan Nitrogen(N) berdasarkan bagan warna daun ( BWD) 6. Pemupukan P dan K berdasarkan status hara tanah, atau Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) serta pemecahan masalah kesuburan tanah. 7. Bahan organik (kompos jerami 5 ton/ha atau pupuk kandang 2 ton/ha) 8. Pengairan berselang ( Intermittent irrigation) 9. Pengendalian gulma secara terpadu 10. Pengendalian hama penyakit secara terpadu 11. Panen beregu dan pasca panen menggunakan alat perontok. Mengingat terus meningkatnya kebutuhan akan beras yang tidak dapat tercukupi dari produksi dalam negeri, maka upaya peningkatan produksi beras melalui intensifikasi pertanian terus digiatkan, antara lain melalui perbaikan teknik bercocok tanam, penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi serta respon terhadap pemupukan. A. Tanaman Padi Tanaman Padi (Oryza Sativa L) termasuk jenis tanaman semusim, yaitu tanaman yang dapat menyelesaikan satu siklus hidupnya kurang dari satu tahun. Tanaman padi dengan hasil berasnya sampai saat ini masih sebagai sumber karbohidrat terpenting. Tanaman padi dapat hidup dengan baik di daerah beriklim panas yang lembab, yaitu menyangkut; curah hujan, temperatur, ketinggian tempat, sinar matahari, angin dan musim (Siregar, 1981). Pertumbuhan dan hasil tanaman padi di pengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan; yaitu tanah, iklim, biologis, serta faktor sarana produksi, seperti; pupuk, pestisida, varietas padi unggul dan lainnya yang diberikan manusia (Anonim, 1977). Tanaman padi termasuk dalam golongan; Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angioshermae Klasis : Monocotyledoneae Ordo : Graminales Familia : Graminae Genus : Oryzae Spesies : Oryza sativa L Tabel 2.1. Komposisi rata - rata beras pecah kulit dan fraksi - fraksinya (%) Kandungan Beras pecah kulit Beras giling Dedak Lembaga Bekatul Protein (Nx9,95) 7,1 – 13,1 5,6 – 13,3 12,1 –17,2 17,7 – 24,1 12,8 – 16,4 Lemak kasar 1,8 – 4,0 0,2 – 1,1 14,6 – 1,7 15,2 – 23,8 8,8 – 15,3 Serat menu 0,2 – 2,6 0,1 – 0,6 8,7 – 13,1 2,0 – 4,8 2,1 – 5,3 Abu 1,0 – 2,4 0,3 – 0,7 9,0 – 12,2 6,1 – 10,1 5,0 – 9,3 Ekstrak bebas N 74,5 – 90,2 84,0– 93,5 40,9– 49,1 36,2 – 57,3 53,7 – 71,3 Anonim, 1988 Kandungan karbohidrat dalam beras sebagian besar adalah pati dan hanya sedikit protein, selulopsa, hemiselulosa dan gula, antara 85-90 % dari beras kering adalah pati beras (kandungan pentose + 20-25 % dan gula 0,6-1,4 % ) dari beras pecah kulit. Nilai gizi protein beras, dianggap mempunyai nilai gizi yang tinggi diantara protein selulosa lainnya, hal ini disebabkan kandungan lisinnya yang tinggi. Jadi walaupun beras mempunyai kadar protein rendah ( 8,5 % ) tetapi nilai biologik proteinnya tinggi (Anonim,1988) Marfologi suatu tanaman dapat menunjukkan atau menggambarkan produktivitasnya, maka dari suatu usaha untuk menciptakan suatu type tanaman yang ideal. Salah satu bukti kerjasama ahli fisiologi dan pemuliaan adalah ditemukan varietas-varietas baru yang bertypetegak dan respon terhadap pemupukan. Pengenalan terhadap organ atau bagian tanaman tidak dapat dipisahkan dari proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri. Pertumbuhan menyangkut dimensi waktu dan ukuran, oleh karena itu pola pertumbuhan tanaman dapat digambarkan dalam bentuk kurva dan bentuknya adalah Sigmoid. Dalam pertumbuhan sigmoid terdapat 3 bagian dengan memilki cirri-ciri tersendiri yaitu: 1. Fase pertumbuhan eksponensial 2. Fase pertumbuhan linier 3. Fase terdapatnya penurunan laju pertumbuhan sampai terhenti pertumbuhan dan dikuti dengan senescence Pola pertumbuhan padi terdiri dari dua kelompok yaitu Organ Vegetatif dan Organ Generatif. III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka Pemikiran Teoritis Pendapatan merupakan balas jasa terhadap setiap faktor produksi, analisis pendapatan mempunyai kegunaan bagi petani maupun pemilik faktor produksi. Dua tujuan utama analisis pendapatan yaitu menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usaha dan menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan. Suatu usaha dikatakan sukses, apabila situasi pendapatannya memenuhi syarat-syarat; 1 Cukup untuk membayar semua pembelian sarana produksi, termasuk biaya angkutan dan beaya administrasi yang mungkin melekat pada pembelian tersebut. 2 Cukup untuk membayar bunga modal yang ditanamkan, termasuk pembayaran sewa tanah dan pembayaran dana depresiasi modal. 3 Cukup untuk membayar upah tenaga kerja yang dibayar atau bentuk-bentuk upah lainnya untuk tenaga kerja yang tidak diupah ( Soeharjo dan Patong, 1973) Pendapatan petani ada dua yaitu pendapatan total usahatani dan pendapatan tunai usaha tani. Pendapatan total usaha tani merupakan selisih antara penerimaan total dengan beaya total. Pendapatan tunai usaha tani dihitung dari selisih antara penerimaan total dengan beaya tunai 1. Penerimaan Usaha tani Penerimaan usaha tani (Farm Accept) didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan semua produk usaha tani ( Soekartawi, et al ,1984 ) Penerimaaan usahatani itu dari semua sumber usahatani meliputi jumlah penambahan inventaris, nilai penjualan hasil, nilai penggunaan rumah dan yang dikonsumsi (Hermanto,1989). Penerimaan usahatani ada dua yaitu penerimaan total usaha tani dan penerimaan tunai usaha tani. Penerimaan usaha tani didefinisikan nilai uang yang diterima dari penjualan produk usaha tani. Penerimaan usaha tani (Total Farm Revenue) adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usaha tani ditambah nilai untuk konsumsi keluarga. 4. Pengeluaran usaha tani Pengeluaran usahatani terdiri dari pengeluaran tunai dan pengeluaran tidak tunai, Pengeluaran tunai usahatani (Farm Payment) didefinisikan sebagai jumlah beaya yang dikeluarkan untuk pembelian barang dan jasa usahatani. Pengeluaran tidak tunai usahatani adalah pengeluaran yang diperhitungkan yaitu sumber daya untuk petani atau keluarga misalnya pengeluaran untuk penyusutan alat, tenaga kerja dalam keluarga dan sewa lahan (Herbst, 1986) Cara untuk menilai penyusutan suatu barang (Soeharja dan Patong, 1973) Penyusutan = 2W ( n-a+1) n ( n+1) Keterangan: W : Nilai total dikurangi nilai tidak terpakai n : Lama penaksiran a : Tahun pembelian Analisis Imbangan Pengeluaran (R/C Ratio) Salah satu ukuran efisiensi pendapatan adalah Return Cost Ratio atau Imbangan penerimaan. Nilai R/C menunjukkan besarnya penerimaan yang diperoleh dengan pengeluaran satu satuan beaya. Jika nilai R/C > 1 berarti penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari pada tiap unit beaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan tersebut. Jika R/C < 1 maka tiap unit beaya yang dikeluarkan akan lebih besar dari penerimaan yang diperoleh. Alat yang digunakan untuk menganalisis Efisiensi usaha tani adalah R/C Ratio atas beaya total dan R/C atau beaya tunai. IV . METODE PENELITIAN. 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelompok Tani Tunggul Wulung, Desa Dresi Kulon Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut adalah merupakan salah satu daerah Percontohan Pengelolaan Tanaman Terpadu ( PTT ). Penelitian dilakukan dalam waktu tiga bulan, mulai 1 Desember 2011 s/d 31 Maret 2012. 4.2 Jenis dan sumber data. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data skundair. Data primer diperoleh langsung melalui wawancara dengan petani. Data skundair diperoleh dari data Kecamatan dalam angka serta data potensi wilayah Desa Dresi Kulon. 4.3. Metode Pemilihan Responden. Pemilihan responden dilakukan dengan mengambil semua anggota populasi petani peserta kegiatan percontohan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di Desa Dresi Kulon. 4.4. Pengolahan Data dan Analisis Data Pengelolaan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu yaitu kalkulator. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk melihat kegiatan produksi ditempat penelitian dan berapa hal yang terkait akan di uraikan secara diskriptif dan bila perlu dengan bantuan gambar untuk memperjelas hasil analisis penelitian. Analisis kuantitatif dalam penelitian meliputi analisis pendapatan cabang usaha tani, hubungan penerimaan dan pengeluaran (R/C Ratio) A. Anaisis Pendapatan Usaha tani Usaha tani adalah suatu kegiatan ekonomi yang ditujukan untuk menghasilkan output (penerimaan) dengan input fisik, tenaga kerja dan modal sebagai korbanannya. Penerimaan total adalah nilai produk total usaha tani dalam jangka waktu tertentu. Pengeluaran total usaha tani adalah suatu nilai input yang dikeluarkan dalam proses produksi Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dan total pengeluaran (Soekartawi, et al, 1986.) Rumus penerimaan total, beaya dan manfaat adalah : TR = PY + QY TC = TCC+TUC R = TR-TC Keterangan: TR = Total Penerimaan Usahatani TC= Total beaya Usahatani PY= Harga Output QY = Jumlah Output TFC= Total beaya tetap TVC= Total beaya Variabel. Pengeluaran total dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengeluaran tetap dan pengeluaran variable. Beaya variable adalah pengeluaran yang tidak digunakan untuk produksi tertentu dan jumlahnya berubah sebanding dengan besarnya produksi seperti beaya pengeluaran tenaga kerja. Beaya tetap adalah pengeluaran yang tidak tergantung kepada besarnya produksi seperti beaya penyusutan alat-alat pertanian dan pajak. Beaya penyusutan alat-alat pertanian diperhitungkan dengan membagi selisih antara nilai sisa yang ditafsirkan dengan lamanya modal dipakai, metode yang digunakan adalah metode garis lurus. Metode ini digunakan karena jumlah penyusutan alat tiap tahunnya dianggap sama dan diasumsikan tidak laku bila dijual. Rumus yang digunakan adalah, Beaya Penyusutan = Nb-Ns N Keterangan Nb = Nilai pembelian ( Rp ) Ns = Tafsiran Nilai Sita ( Rp ) N = Jangka Usia Ekonomis ( Tahun) Suatu usaha dikatakan efisien secara ekonomis dari usaha lain bila ratio output terhadap inputnya lebih menguntungkan dari usahatani. Return and Cost Ratio (R/C ratio) merupakan perbandingan antara nilai nilai output dan inputnya atau perbandingan antara penerimaan usaha tani dengan pengeluaran usaha tani, setelah diketahui keuntunganannya, kemudian keuntungan dibandingkan dengan menggunakan R/C ratio dengan Rumus: R/C = TR TC Keterangan . TR = Total Penerimaan ( Rp ) TC = Total Beaya ( Rp ) Jika nilai R/C ratio lebih besar dari satu maka usaha tani tersebut layak. Sebaliknya jika nilai R/C ratio kurang dari satu maka usaha tani tersebut tidak layak. Tabel .2 Perhitungan Pendapatan Usaha tani URAIAN JUMLAH FISIK HARGA SATUAN(RP) NILAI ( RP ) Penerimaan 1. Penerimaan tunai 2. Penerimaan tak tunai 3. Total penerimaan 1 2 1+2=3 Beaya Tunai - Pembelian Benih - Pembelian pupuk - Pembelian Pestisida - Tenaga kerja luar keluarga - Pajak Lahan - Sewa Tracktor - Total beaya tunai Beaya tidak tunai - Nilai penyusutan alat pertanian - Nilai tenaga kerja dalam keluarga - Sewa lahan Total beaya Pendapatan atas beaya tunai Pendapatan atas beaya total R/C ratio atas beaya tunai R/C ratio atas beaya total 4 5 4+5=6 3- 4 3- 6 3/4 3/6 Sumber : Hermanto, 1989 V. KEADAAN UMUM DESA DRESI KULON NAMA DESA : DRESI KULON NOMOR KODE : 331 17 09 17 A. Batas wilayah desa UTARA : LAUT JAWA SELATAN : DESA SAMBIYAN BARAT : DESA MOJOWARNO TIMUR : DESA DRESI WETAN B. Luas desa : 568,963 HA Sawah. Pengairan teknis : 205,000 Ha Pengairan ½ teknis : - Pengairan sederhana : 27.000 Ha Tadah hujan : 12,153 Ha Jumlah : 144,153 Ha Tegal : 31,524 Ha Bangunan/ pekar. : 34,034 Ha Tambak : 252,555 Ha Lain-lain : 6,701 Ha C. Jumlah penduduk : 2.103 JIWA Laki-laki : 1053 JIWA Perempuan : 1053 JIWA D. Jumlah tingkat pendidikan Tamat Sekolah Dasar : 228 ORANG Tamat SLTP : 728 ORANG Tamat SLTA : 551 ORANG Tamat AKADEMI : 8 ORANG Tamat Perguruan tinggi : 31 ORANG E. Sstruktur organisasai pemerintahan desa KEPALA DESA : H. HADI SUSANTO SEKRETARIS DESA : MINDARTO KAUR BANG : SUMANI KAUR PEMERINTAHAN : KASNO KAUR KEUANGAN : DJASMANI KAUR KESRA : NGARPANI KAUR UMUM : SUKIRMAN KADUS I : WARLAN KADUS II : M. NURHADI KETUA RW I : M. SUDIMAN RT 01/ RW I : WIDIYANTO RT 02/ RW I : KARNAWI KETUA RW II : SUMARLAN RT 01/ RW II : HARDIMAN RT 02/ RW II : H. SUPARLAN KETUA RW III : SUTARMIN RT 01/ RW III : SUGENG T RT 02/ RW III : SUMARLAN KETUA RW IV : YASIMIN RT 01/ RW IV : SUTENO RT 02/ RW IV : KAMARI RT 03/ RW IV : QOMARI KETUA RW V : JUMARI RT 01/ RW V : MUGIYONO RT 02/ RW V : M. ASROFIN F. Sumber air bersih Sumur gali : 115 UNIT Sumur pompa : 20 UNIT PDAM : 121 PENYALUR Embung : 3 UNIT Depot isi ulang Air : 1 UNIT G. Kelembagaan kelompok tani/gabungan kelompok tani Nama Gapoktan : RUKUN SANTOSO Ketua : M. SUDIMAN Sekretaris : FAROH BUDIANINGSIH Bendahara : JUMARI Manejer : ENDANG MURNI Jumlah anggota : 403 ORANG 1. KelompokTtani Kresno Ketua : JUMARI Sekretaris : SAFARI Bendahara : MUGIYONO Jumlah anggota : 90 ORANG Luas sawah : 75,551 Ha 2. Kelompok Tani Sarutomo Ketua : MOH. NURHADI Sekretaris : PAEMAN Bendahara : SUTENO Jumlah anggota : 93 ORANG Luas sawah : 77, 707 Ha 3. Kelompok Tani Tunggul wulung Ketua : M. SUDIMAN Sekretaris : SURONO, SH Bendahara : TUMARYADI Jumlah anggota : 30 ORANG Luas sawah : 214, 010 Ha 4. Kelompok Tani Ngudi Rahayu Ketua : SUNARTI Sekretaris : ROSYID Bendahara : SUJAT Jumlah anggota : 94 ORANG Luas sawah : 201, 010 Ha 5. Kelompok Wanita Tani Ketua : ENDANG SUSILOWATI, SPd Sekretaris : FARIKA ANDRIYANI, AMd Bendahara : AYU HANDAYANI, SPd Jumlah anggota : 25 ORANG Luas binaan : 50 Ha H. Jenis tanah Jenis tanah Aluvial dengan Topografi datar, pH tanah 6, tinggi tempat 0 - 5 Meter diatas permukaan laut ( DPL ), Struktur tanah ringan , sedang dan berat, untuk struktur tanah yang berat perlu penambahan bahan organik. I. Iklim. Curah hujan rata-rata 1435 mm / tahun , dengan jumlah hari hujan : 83 hh/tahun , jumlah bulan basah 4 bulan ( 100 mm ) dan bulan kering 7 bulan ( 60 mm ) serta bulan lembab 1 bulan ( 60- 100 mm). VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Pendapatan Usahatani dalam satu hektar. Uraian. 1.Penerimaan tunai (A) = 6.200 kg x Rp3.300,- Beaya Tunai (B) Pembelian benih = 25 kg x Rp 8.000,- Pembelian Pupuk Urea = 100 kg x Rp 1.800,- SP. 36 = 100 kg x Rp 2.000,- NPK Ponska = 300 kg x Rp 2.300,- Petroganik = 1.000 x Rp 500,- Pestisida = 2 Liter x Rp 75.000,- Tenaga Kerja. Traktor Mencangkul = 10 Orang x Rp 50.000,- Mencabut bibit = 25 Orang x Rp 40.000,- Menanam = 40 Orang x Rp 25.000,- Memupuk = 5 Orang x Rp 40.000,- Menyiang = 30 Orang x Rp 25.000,- Menyemprot = 5 Orang x Rp 40.000,- Panen = 20 Orang x Rp 50.000,- Pajak = Total beaya tunai = (B) Beaya tidak tunai =(C) Tenaga dalam keluarga = 30 Orang x Rp25.000,- Sewa lahan Jumlah beaya tidak tunai Total beaya = ( B+C ) = D Pendapatan atas beaya tunai = (A-B) Pendapatan atas beaya total = (A-D) R/C ratio atas beaya tunai = A/B R/C ratio atas beaya total = A/D Rp 20.460.000,- Rp 200.000,- Rp 180.000,- Rp 200.000,- Rp 690.000,- Rp 500.000,- Rp 150.000,- Rp 700.000,- Rp 500.000,- Rp 1.000.000,- Rp 1.000.000,- Rp 200.000,- Rp 750.000,- Rp 200.000,- Rp 1.000.000,- Rp 150.000,- Rp 7.420.000,- Rp 750.000,- Rp 2.500.000,- Rp 3.250.000,- Rp 10.670.000,- Rp 13.040.000,- Rp 9.790.000,- 2,75 1,91 Berdasarkan analisis hasil usaha tani diatas bahwa, kegiatan Percontohan Pengelolaan Tanaman terapadu (PTT) pada tanaman padi sawah varietas Ciherang dengan Pola Tanam menggunakan sistim Jajar Legowo 2:1 di Kelompok Tani Tunggul Wulung, Desa Dresi Kulon, Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang, memberikan pendapatan atas beaya tunai sebasar Rp 13.040.000,-/Ha dan Pendapatan atas beaya total sebesar Rp 9.790.000,-/ Ha . R/C ratio atas beaya tunai : 2,75 artinya setiap Rp 1,- beaya tunai yang dikeluarkan petani untuk menanam padi sawah, maka akan diperoleh tambahan penerimaan sebesar Rp2,75,- Sedangkan R/C ratio atas beaya total : 1,91 Artinya setiap Rp 1,- beaya total yang dikeluarkan oleh petani untuk menanam padi sawah, maka akan diperoleh tambahan penerimaan sebesar Rp 1,91,- VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan . Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Percontohan usahatani Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah dengan menggunakan Benih Ciherang dan Pola Tanam sistim Jajar Legowo 2:1 di Kelompok Tani; Tunggul Wulung, Desa Dresi Kulon, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang adalah sebagai berikut : Usahatani Percontohan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu padi sawah yang dilaksanakan oleh kelompok tani di desa tersebut memberikan keuntungan, karena diperoleh nilai pendapatan atas beaya tunai sebesar = Rp 13.040.000,- dan nilai pendapatan atas beaya total sebesar = Rp 9.790.000,- Selain itu diperoleh nilai R/C ratio atas beaya tunai sebesar = 2,75 dan nilai R/C ratio atas beaya total sebesar =1,91. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan usaha tani dengan menggunakan teknologi pertanian tersebut mestinya layak untuk dikembangkan di Desa Dresi Kulon. B. Saran. 1. Guna lebih meningkatkan Produksi padi secara optimal, pendapatan petani serta kesejahteraannya, maka Kelompok Tani yang berada di wilayah Desa Dresi Kulon sebaiknya melaksanakan kegiatan Pengelolaan Tanaman terpadu padi sawah dengan menggunakan padi Varietas Ciherang dan sistim pola tanamnya jajar legowo 2:1 2. Peran serta Petani, Kelompok Tani, Gabungan Kelompok tani, Tokoh Masyarakat, Penyuluh Pertanian Lapangan dan Dinas/ Instansi terkait mutlak diperlukan guna lebih mendukung terhadap keberhasilan pertanian khususnya produksi padi. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1982, Vademecum Pertanian tanaman pangan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah, Semarang -----------, 1988, Vademecum Bimas Volume II, Sekretaris Badan Pengendali Bimas, Jakarta, .....................,2011, Padi Varietas Unggul Sistem Tanam Jajar Legowo,Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah. ..................., 2011, Agribisnis Padi Organik. Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian Provinsi Jawa Tengah. ....................,2011, Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jawa Tengah Hadisaputra, Soedarsono, 1975. Pembangunan Pertanian. Departemen Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta, Wiratmadja, Soekandar. 1978. Pokok-pokok Penyuluhan Pertanian, CV Yasaguna, Jakarta, Werimon Abraham,1994. Methode Penelitian Sosial, Akademi Penyuluhan Pertanian (APP) Yogyakarta.(mnr)

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR MERANG

Jamur merang (Volvariella volvaceae), sangat dikenal dan diminati orang dibandingkan jamur lainnya. Keunggulan lainnya adalah, disamping pertumbuhan dan panennya cepat, jamur merang ini dapat diusahakan dalam skala kecil dengan sistim bedengan maupun skala besar, dengan sistim kubung. Untuk membudidayakan jamur ini dalam usaha manapun pada prinsipnya sama, yaitu mempunyai banyak hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu. Pertama yang harus dipersiapkan adalah pengetahuan tentang pengenalan dan perilaku dari jamur itu sendiri, sehingga petani dapat mengetahui tahapan pertumbuhan jamur dan persyaratan tumbuhnya. Kemudian yang kedua ketersediaan lahan,tenaga kerja dan tentu saja modal. Produksinya, merupakan komoditi yang mempunyai prospek untuk dikembangkan baik untuk memenuhi permintaan dalam negeri maupun luar negeri. Permintaan pasar akan jamur merang khususnya Daerah Khusus Ibukota Jakarta sangat tinggi hingga mencapai 150 ton perhari. Pada musim kemarau pasokan jamur merang dari petani biasanya mengalami penurunan hingga 20 ton/hari, sehingga harga jamur merang melonjak tinggi, Jenis jamur yang paling banyak dibutuhkan untuk memenuhi permintaan rumah makan china adalah jamur merang, jamur ini dapat dikonsumsi sebagai campuran masakan misalnya bakso, sup dan masakan lainnya. Kegunaan lain adalah dalam upaya memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, karena mengandung protein, karbohidrat dan vitamin B. Berikut akan dikemukakan suatu petunjuk suatu teknologi mpembuatan jamur merang secara praktis dengan system bedengan dalam skala kecil. PEMILIHAN LOKASI Jamur merang tidak memerlukan cahaya matahari yang terlampau banyak. Pada tempat yang teduh atau dibawah pohon yang rindang dan dibawah tanaman yang merambat sangat baik untuk membuat bedengan. Apabila tempat sudah dipilih, bedengan dibuat dengan arah memanjang dari Timur ke Barat. Jamur tidak menyukai tempat yang tergenang air atau tempat yang terlalau kering. Untuk mengindari genangan air dapat diatasi dengan meninggikan tanah alas bedengan. Sedangkan untuk menghindari kekeringan, dibuat saluran air pada sekeliling bedengan. Badengan harus dibuat kokoh agar tidak mudah roboh. Alas bedengan dibuat dari gundukan tanah, sedangkan pada tanah yang berpasir atau tanah lempung dianjurkan untuk menggunakan alas dari kayu, bambu dan bata. BAHAN BEDENGAN Bahan yang biasa digunakan untuk membuat bedengan adalah jerami padi yang sudah kering, Selain itu daun pisang yang sudah kering juga dapat dipakai. Buatlah ikatan jerami/ daun pisang dengan garis tengah 10 cm atau setengah jengkal. Sebagai tali pengikat dapat digunakan serat pelepah pisang. Potong jerami/ daun pisang yang sudah diikat dengan ukuran panjang 40 cm atau 2 jengkal. Untuk satu bedengan dengan ukuran lebar 60 cm dan panjang 160 cm, terdiri dari 6 lapisan yang memerlukan sekitar 90 ikat jerami/ daun pisang. Bila musim kemarau lapisan bedengan dibuat sebanyak 4 atau 5 sedangkan pada musim penghujan harus lebih banyak. Rendamlah ikatan jerami/ daun pisang yang sudah dipotong tadi kedalam air yang bersih, dan sebaiknya pada air yang mengalir. Perendaman dilakukan selama satu malam.Selanjutnya jerami diangkat dari rendaman, dan tiriskan beberapa saat. CARA MEMBUAT BEDENGAN Bedengan yang telah terbentuk sesuai ukuran tadi dilengkapi dengan parit selebar 20 cm, kedalaman parit 15 cm. Jadi untuk satu bedengan hanya memerlukan lahan 2x1 meter. Sediakan dua potong kayu atau bambu, selanjutnya tancapkan masing-masing ditengah dari tepi kedua bagian lebar alas bedenga tadi. Hal ini dimaksudkan agar jerami/ daun pisang yang disusun tidak roboh CARA MENANAM BIBIT. Penanaman bibit dilakukan setelah lapisan bedengan tersusun rapih, dengan jarak 1/2 jengkal ( 10 cm). Caranya bibit diselipkan atau dimasukkan diujung bedenga. Kerangkan penutup bedengan terbuat dari bambu setinggi satu meter. Setelah kerangkan jadi, tutuplah dengan plastik. Penutupan ini dimaksudkan agar suhu dan kelembaban bedengan dapat terjaga. Penutup hanya boleh dibuka setelah bibit jamur yang ditanam telah berumur 5 hari. PEMELIHARAAN. Penambahan air kedalam saluran air disekeliling bedengan sangat dianjurkan untuk menjaga kelembaban dan untuk mencegah bedengan dari gengguan semut/rayap. Penyiraman dengan air sari beras atau sari buncis setelah 5 hari dimusim kemarau harus dilakukan secara perlahan-lahan. Hal ini dimaksudkan agar benang-benang miselium jamur yang sedang tumbuh tidak rusak karena penyiraman. Sedangkan pada musim penghujan, penyiraman tidak dianjurkan. CARA PEMANENAN Pertumbuhan jamur merang dimulai dari ukuran jarum pentul, kancing, telur dan payung. Jamur merang yang dipanen pada ukuran telur, dalam pemanenan tidak menggunakan gunting/ pisau, karena alat tersebut dapat mengakibatkan pembusukan pada jamur. Cara panen yang baik, hendaknya dilakukan dengan tangan. Caranya batang/ pangkal jamur diputar perlahan-lahan sampai jamur terlepas dari bedengan. Jamur yang sudah dipetik sebaiknya diangin-anginkan diatas tempat terbuka agar supaya tidak lekas rusak. PEMASARAN PRODUKSI. Apabila produksi sudah mencukupi kebutuhan konsumsi, sebagian produknya dapat dijual dipasar-pasar lokal, biasanya laku dengan harga yang cukup tinggi. Untuk memperluas pemasaran hasil produksi. Para petani jamur dapat pula bekerja sama dengan koperasi- koperasi setempat. Semakin tinggi pengetahuan dan keterampilan petani dalam membudidayakan jamur merang, maka semakin tinggi pula hasil yang akan diperoleh. Demikian Teknik Pembuatan jamur merang semoga tulisan ini dapat membantu masyarakat pada umumnya dan khususnya para petani yang ingin membudidayakan jamur merang.( M.Syah)

BUDIDAYA TANAMAN KELAPA DAN CARA PENGENDALIAN HAMA PENYAKITNYA

Sejak zaman dahulu kala kelapa telah ditanam dan merupakan bahan makanan yang tumbuh sebagai tanaman pekarangan. Di Indonesaia tanaman kelapa terdapat diseluruh propinsi. Di daerah padat penduduknya seperti di Pulau Jawa dan Pulau Bali, kelapa lebih banyak ditanam sebagai tanaman pekarangan, akan tetapi di daerah luar Pulau Jawa dan Bali tanaman kelapa ditanam secara monokultur pada perkebunan kelapa. Selain itu tanaman kelapa ditanam di daerah pasang surut seperti di Propinsi Riau, Jambi dan Kalimantan Barat. Di Indonesia kelapa merupakan sumber lemak nabati yang utama yaitu berkisar antara 50-70 % dari seluruh kebutuhan konsumsi lemak. Diperkirakan lebih dari satu juta penduduk Indonesia mempunyai nafkah secara langsung dari usaha kelapa. Karena penyebarannya yang merata di seluruh tanah air, maka dapat dikatakan bahwa peranan sosialnya menempati urutan kedua sesudah tanaman padi. Sumbangan komoditas kelapa terhadap Gross National Produk ( GNP ) sebesar 2 %. ( Anonim 1985). Konsumsi kelapa di Indonesia setiap tahunnya selalu meningkat sebesar 4,9 %. Peningkatan ini sesuai dengan pertambahan penduduk dan konsumsi perkapita penduduk Indonesia. Dilain pihak tingkat produksi kelapa setiap tahunnya hanya 3,9 % sehingga untuk menutupi kekurangannya sejak tahun 1980 konsumsi minyak gorerng perlu ditambah dari minyak kelapa sawit sebesar 750.000 ton pertahun ( Anonim 1985). Budidaya tanaman kelapa pada lahan pekarangan bertujuan untuk memperoleh tanaman kelapa yang berpotensi produk tinggi dan cepat menghasilkan, juga untuk merangsang dan menggerakkan petani menanam kelapa di pekarangan. TEKNIK BUDIDAYA Syarat tumbuh tanaman kelapa adalah sebagai berikut : • Curah hujan minimal 1500 mm/tahun, tersebar merata dan musim kering tidak lebih dari 5 bulan. • Suhu rata-rata optimum berkisar 27 -28 derajat celcius. • Kebutuhan sinar matahari • Kebutuhan sinar matahari dala setahun + 200 jam penyinaran , atau Sekurangnya 120 jam penyinaran sebulan. • Tinggi tempat tidak lebih dari 400 meter dari permukaan laut dengan kelembaban berkisar 80 % - 90 % . • Keadaan angin yang bertiup tidak boleh terlampau keras • Tanaman kelapa dapat tumbuh pada berbagai macam tekstur tanah asalkan mempunyai draenase dan aerasi baik dengan pH tanah berkisar antara 5-8 Adapun teknik budidaya kelapa umumnya melalui 3 tahapan yaitu pesemaian , pembibitan , penanaman dan pemeliharaan PESEMAIAN. Pesemaian dapat dilakukan pada tanah pekarangan. Pada bedeng pesemaian seluas 1 meter persegi dapat disemai sebanyak 30 butir kelapa. Agar benih yang disemaikan dapat tumbuh dengan baik, diperlukan beberapa persyaratan teknis yaitu : 1. Lokasi Pesemaian. Lokasi harus dekat dengan sumber air, agar memudahkan penyiraman terutama pada musim kemarau. Tanah diolah dengan garpu atau cangkul sedalam 30cm -40 cm kemudian dibuat bedengan. 2. Seleksi benih dan pelaksanaannya Seleksi benih, Sebelum disemaikan benih kelapa harus diseleksi yang didasarkan pada ciri-ciri sebagai berikut:  Bentuk benih bulat atau bulat lonjong  Benih berasal dari buah yang masak, berwarna coklat dan kandungan air cukup.  Buah mempunyai bobot yang berat.  Keadaan kulit buah , licin serta tidak ada tanda-tanda serangan hama dan penyakit.  Sebaiknya benih yang akan disemaikan telah mengalami penyimpanan selama 1 bulan dihitung setelah tanggal petiknya. Pelaksanaan. Penyayatan( cutting) Sebelum benih disemaikan, lakukan penyayatan pada tonjolan didepan/ berseberangan dengan sisi terlebar. Lebar sayatan + 5 cm, jangan terlalu lebar dan terlalu dalam serta jangan melewati kelopak atau mengenai tempurungnya Tujuan dari penyayatan adalah : - Memudahkan masuknya air kedalam sabut - Memudahkan pemeriksaan kejenuhan air yang diserap sabut pada waktu penyiraman - Memudahkan dan menyeragamkan pertumbuhan tunas. Pengecambahan/ Pendederan Tanah tempat pengecambahan digemburkan. Bila di inginkan, benih sebelum didederkan dapat dicelupkan kedalam larutan insektisida Azodrin 60 EC dengan konsentrasi 0,1 % selama 2 menit. Buah kelapa ditanam agak miring ( 15 %) berderet saling bersinggungan. Bidang sayatan menghadap keatas dengan arah yang sama. bagian yang tertimbun tanah 2/3 bagian buah. Bagian sayatan, sabut serta lembaga tidak boleh tertimbun tanah. Ruangan diantara bibit harus ditimbun dengan tanah sampai padat. Pemeliharaan meliputi penyiangan, pengaturan draenase dan penyiraman. Penyiraman selama musim kemarau dilakukan pagi dan sore sebanyak 4-6 liter permeter persegi setiap hari. Seleksi bibit di Pesemaian. Bibit atau cikal dapat dipindahkan ke pembibitan bila tunas sudah keluar dan mencapai panjang 3-5 cm (berumur kurang lebih 2 minggu ). Sebelum dipindahkan bibit harus diseleksi dahulu untuk memperoleh bibit yang baik dan bermutu. Pembibitan. 1) Untuk memperoleh hasil pembibitan yang baik, digunakan polybag berkuran panjang 40 cm, lebar 50 cm, tebal 0,2 mm. sebelum digunakan polybag diberi lubang dengan diameter 0,5- 1 cm dengan jumlah lubang 36 -48 buah. 2) Tanah untuk mengisi polybag adalah tanah lapisan atas ( top soil ) yang telah digemburkan. Bentuk kantong setelah diisi tanah harus silindris dan bila diletakkan datas tanah harus berdiri tegak lurus. Pengisis polybag, sampai leher kecambah berada dalam satu garis dengan permukaan tanah. 3) Jarak tanam bibit dihitung dari jarak kecambah dalam kantong polybag dengan kecambah dalam polybag berikutnya, adapun jarak antar polybag disesuakan dengan keadaan, dijaga agar antar daun tidak saling bersingungan. 4) Pemeliharaan bibit. a. Penyiraman dilakukan pagi dan sore hari sebanyak 1 liter air per polybag b. Pemupukan dilakukan 1 bulan sekali dengan dosis Urea : 10 Gram, TSP: 10 gram KCl 15 dan Kiserit 10 Gram. Penanaman dan Pemeliharaan. 1. Lokasi penanaman. Lokasi penanaman harus pada tempat yang terbuka ( cukup sinar matahari) dan jarak dari tanaman tahunan lainnya minimal 9 meter dari pokok tanaman. Tanah harus bersih dari sisa tanaman, rumput dan alang-alang. 2. Pembuatan lubang tanaman. - Digali lubang tanaman dengan ukuran 60x60x60 cm - Tanah galian bagian atas ( top soil ) diletakkan disebelah kanan lubang dan tanah galian bagian bawah diletakkan disebelah kiri lubang. - Lubang tanaman dibuat sekurang-kurangnya 1 bulan sebelum penanaman - Jarak tanam sebaiknya 9x9 meter - Pada tanah miring sebaiknya menggunakan sisitim kontur dan daerah pasang surut disesuaikan dengan kondisi tempat . 3. Penanaman. • Penanaman dilakukan pada saat awal musim hujan dan curah hujan mencapai 150 mm pada bulan sebelum penanaman . • Pengangkutan bibit dalam kantong polybag harus hati-hati, agar kantong plastic tidak sobek atau pecah. • Dasar lubang ditimun dengan tanah galian, bagian atas yang sudah dicampur 250 gram TSP dan pupuk kandang secukupnya. Tinggi timbunan tanah dasar lubang, adalah dalamnya lubang tanaman dikurangi tinggi tanah dalam kantong palstik ditambah 10 cm. • Dasar kantong plastic dipotong dengan pisau dari samping dan dibuka. tanaman dimasukkan kedalam lubang tanamn dengan posisi tepat dan tegak lurus pada waktu memasukkan bibit, telapak tangan memegang dasar kantong plastic. • Bagian lubang sekitar tanaman diisi dengan tanah bagian atas 2/3 tinggi kantong. Polybag dibuka pada dua tempat dengan pisau panjang, kemudian ditarik keluar. Selanjutnya lubang ditutup dengan tanah bagian atas dan tanah disekitar lubang tanaman. Tanah di sekelilingnya selebar 100 cm dari lubang tanaman dibuat melandai kearah permukaan tanah sekitar lubang. • Dibuat bedengan tanaman kelapa dengan jarak 100 cm untuk mencegah air hujan masuk kedaerah leher batang. 4. Pemeliharaan a) Bobokor/ merumput Tanah disekeliling pangkal batang dibersihkan/ disiangi baik secara manual maupun kimiawi dengan lebar piringan pohon tergantung kapada lebar tajuk dan atau menurut umur tanaman. b) Pemupukan. Pada saat penanaman, setiap lubang tanam diberi 250 pupuk NPK Setelah tanaman berumur 1 bulan diberi 100 gram Urea secara menyebar pada jarak kurang lebih 15 cm dari pangkal batang. Untuk tanaman yang belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM) pemakaian pupuk dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu pertama pada saat akhir musim hujan dan yang kedua pada awal musim hujan. c) Pembumbunan. Tanaman kelapa yang telah menghasilkan sewaktu-waktu perlu dibumbun. Tujuannya untuk merangsang pertumbuhan akar pada daerah pembumbunan, sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman baik. Pengendalian Hama Penyakit. Kerusakan tanaman kelapa yang disebabkan oleh hama kumbang nyiur ( oryctes rhinoceros.L ) cukup besar, hal ini menimbulkan kerugian yang sangat besar, namun ada kalanya petani tidak menyadari dampak dari serangan ini. Padahal kerugian yang ditimbulkan bukan hanya dirasakan oleh petani saja, akan tetapi dirasakan juga oleh Pemerintah. Kumbang nyiur atau wangwung ini ternyata tidak hanya menyerang tanaman kelapa di daerah Kabupaten Rembang saja, akan tetapi merupakan hama tanaman kelapa yang banyak merugikan di daerah-daerah seluruh Jawa Tengah. Hama ini merupakan hama yang selalu ada sepanjang tahun dan dapat menurunkan produksi kelapa, dan pada tingkatan yang drastis dapat menimbulkan kematian pada tanaman kelapa. Gejala serangan Bekas serangan hama kumbang nyiur pada tanaman kelapa dapat dilihat dari adanya daun-daun yang terpotong–potong berbentuk segitiga atau berbentuk kipas. Bagian yang terserang adalah pucuk pohon atau pangkal daun muda, yaitu bagian pohon yang banyak mengandung cairan bergizi dan apabila tanaman kelapa terserang pada titik tumbuhnya tanaman bisa mati. Selama hidupnya kumbang nyiur mengalami empat fase yaitu : - Telur kurang lebih 12 hari - Larva 8-16 minggu - Pupa atau kepompong 2-4 minggu - Imago atau dewasa 6-10 minggu. Umumnya setelah berumur 28 hari, kumbang nyiur baru bisa terbang untuk mencari makanan, sehingga siklus hidup kumbang nyiur dari telur hingga dewasa memerlukan waktu selama 4-6 bulan. Kalau kita menengok kebelakang kira-kira pada tahun delapan puluhan, terlihat bahwa disepanjang pantai utara Kabupaten Rembang masih nampak adanya pohon nyiur yang melambai-lambai. Namun pada millennium ketiga ini, nampaknya lambaian nyiur itu sudah tak nampak lagi, kemanakah gerangan perginya nyiur yang selalu melambai-lambai itu… ? Dengan melihat kondisi semacam ini kita merasa prihatin dan terdorong untuk peduli terhadap upaya peningkatan produksi tanaman kelapa di Kabupaten Rembang dengan cara membudidayakan Tanaman kelapa serta upaya Pengendalian Hama Penyakitnya atau yangt dikenal dengan istilah pengendalian Hama Terpadu. I. Tujuan Pengendalian Hama terpadu. Pengendalian hama terpadu tanaman kelapa adalah upaya pengendalian yang dilaksanakan dengan mengutamakan prinsip-prinsip yang berwawasan lingkungan, sehingga diperoleh kesimbangan antara hama dan musuh alami. Dengan cara ini kelestarian lingkungan baik biotik maupun abiotik dapat terpelihara dengan baik dan produksi kelapa pun diharapkan dapat meningkat. II. Kegiatan Utama Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Kelapa. Pelaksanaan pengendalian Hama Terpadu tanaman kelapa adalah merupakan kombinasi dari pengendalian hama yang sudah berjalan selama ini, hanya penekanannya yaitu bahwa pengendalian hama terpadu harus menyangkut beberapa aspek antara lain : 1. Berwawasan lingkungan 2. Menjaga keseimbangan antara hama dan musuh alami. 3. Penggunaan pestisida merupakan alteranif terakhir. Jadi pelaksanaan pengendalian hama terpadu pada prinsipnya mengutamakan pencegahan dan pengamatan dini sebelum terjadi adanya serangan hama. Kegiatan Utama Pengendalian hama terpadu. 1. Membersihkan Mahkota daun. Membersihkan mahkota daun merupakan kegiatan pokok, pada kegiatan ini seluruh kotoran yang berupa sisa seludang, bekas guguran bunga maupun ijuk yang ada harus dibersihkan, sehingga mahkota daun menjadi bersih yang dapat mencegah antara lain : a. Bebas hama tupai atau bajing, tikus serta hama lainnya. b. Bebas dari penyakit rontok buah dan penyakit busuk pucuk, karena kelembaban mahkota daun dapat terkendali. 2. Sanitasi Lingkungan. Rumput-rumput yang tumbuh disekitar pohon atau kebun harus dibersihkan, begitu pula sissa-sisa penggilingan tebu, tumpukan jerami, tumpukan pupuk kandang harus juga dibersihkan, Karena tempat inilah yang banyak digunakan sebagai sarang bagi kumbang nyiur untuk meletakkan telurnya dan berkembang biak disana hingga dewasa. 3.. Pengendalian secara Hayati atau Biologis. Pengendalian secara hayati atau biologis yaitu pengendalian hama dengan menggunakan mahluk hidup, baik berupa predator maupun parasit. Contoh pengendalian dengan predator misalnya dengan menggunakan burung hantu yang dapat memakan hama tikus maupun tupai yang sering merusak tanaman kelapa. 4. Pemeliharaan tanaman Hal ini untuk mendapatkan tanaman yang sehat dan kuat, yaitu dengan perawatan secara rutin dan intensif, diadakan pemupukan berimbang serta harus memperhatikan prinsip lima tepat dalam pemupukan yaitu; Tepat jenis, Tepat Dosis, Tepat waktu, Tepat cara dan tepat tempat. 5. Pengendalian secara kimiawi Pengendalian secara kimiawi adalah merupakan alternative terakhir atau pamungkas hal ini dilakukan apabila pengendalian dengan cara lain sudah diupayakan, akan tetapi belum berhasil, maka pengendalian secara kimiawi inilah baru diterapkan, inipun harus dilakukan dengan penuh pertimbangan. Adapun dalam pengendalian secara kimiawi jenis pestisida yang dipergunakan ada tiga jenis yaitu ; 1. Pestisida berbentuk Cairan ( EC ) 2. Pestisida yang berbentuk butiran ( G ) 3. Pestisida Berbentuk Puder ( SP ) Contoh pengendalian hama tanaman kelapa dengan pestisida untuk hama yang sifatnya ekplosif misalnya hama Artona Xatoksanta yaitu dengan jalan menyuntikkan pestisida sistemik kedalam batang tanaman kelapa dengan konsentrasi 100 %. caranya batang pohon kelapa dibor terlebih dahulu sedalam 10-15 cm dengan kemiringan tertentudan kemudian masukkan larutan insektisida tersebut sebanyak 10 cc/ pohon. kemudian lubang tersebut ditutup dengan lilin atau kayu. Dalam waktu sekitar 24 jam insektisida tersebut sudah menyebar kesluruh jaringan tanaman. Selanjutnya insektisida tersebut akan akan aktif sampai dengan waktu satu bulan kedepan. Adapun untuk pestisida yang berbentuk Granuler atau butiran caranya diberikan pada mahkota daun mulai dari daun yang teratas sampai dengan tujuh pelepah daun dibawahnya. Dengan dosis 5-10 gram/ pohon. Perlakuan ini untuk pengendalian hama kumbang nyiur atau wangwung Sedangkan untuk pestisida dalam bentuk tepung atau puder, caranya pestisida dilarutkan terlebih dahulu dengan air dengan dosis dan konsentrasi tertentu, barulah setelah itu disemprotkan dengan menggunakan Hand sprayer kebagian tajuk kelapa yang terserang hama/ penyakit. Pestisida jenis ini biasanya untuk pengendalian Hama Brontespha yang banyak menyerang pada seludang kelapa, sehingga terjadi kegagalan dalam pembuahan kelapa yang mengakibatkan kerugian pada petani. Demikian teknik Budidaya tanaman kelapa di Tanah Pekarangan serta upaya pengendalian hama penyakitnya, semoga tulisan dapat bermanfaat bagi masyarakat membutuhkannya.(M.Syah)