2013-03-31

TEKNIK MENGATASI KEGAGALAN KAWIN SUNTIK (IB) PADA TERNAK SAPI

• Mengapa dalam pelaksanaan Inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik pada ternak sapi sering mengalami kegagalan atau tidak terjadi pembuahan sehingga sapi tidak bunting ? 1. Permasalahan ; • Peternak pada umumnya belum tahu kapan saat yang tepat sapi betina harus dikawinkan. • Kadang kala ada bibit atau straw yang sudah kedaluwarsa. • Keterampilan atau skil dari Petugas IB yang masih kurang. • Sapi betina masih dibawah umur kadang kala sudah dikawinkan. • Belum kelihatan adanya tanda-tanda birahi pada sapi betina. 2. Langkah-langkah yang perlu dilakukan.  Sapi betina siap untuk dikawinkan berumur kurang lebih 18 bulan.  Adanya tanda-tanda birahi pada alat kelamin betinanya dan menunjukkan adanya 3 ABC (Abang, abuh, anget) bengak-bengok, clingkrak- clingkrik.  Sapi sering menaiki temannya, gelisah dan nafsu makan menurun  Lama birahi sapi betina rata-rata 21 hari, dan masa birahi + 36 Pukul.  Adapun saat yang tepat sapi dikawinkan adalah pada saat sedang birahi, yaitu apabila sapi birahi pada pagi hari Pukul 10.00, maka sapi harus dikawinkan pada siang hari atau sore harinya, apabila dilkawinkan pada hari berikutnya atau keesokan harinya maka sudah terlambat.  Apabila terjadi birahi pada siang hari sampai Pukul 15.00, maka sapi harus dikawinkan pada sore hari atau malam harinya. Apabila terpaksa paling lambat sapi harus dikawinkan pada pagi keesokan harinya, maksimal pada Pukul 08.00 pagi hari, bila melebihi maka sudah terlambat.  Apabila sapi birahi pada malam hari, maka sapi harus dikawinkan pada malam itu juga, atau sampai dengan keesokan harinya sebelum Pukul 10.00, apabila melebihi dari Pukul 10.00 pagi, maka sudah dianggap terlambat dan kemungkinan besar pembuahan gagal. Demikian beberapa penjelasan atau keterangan untuk mengatasi teknik dan cara pelaksanaan inseminasi buatan pada ternak sapi yang biasanya banyak mengalami kegagalan, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi peternak yang melakukan inseminasi buatan maupun masyarakat pada umumnya. (mnr)

1 comments: