2013-04-05

PENGENDALIAN PENYAKIT ANTRAKNOSE ATAU PATHEK PADA TANAMAN CABE MERAH

Penyakit pathek atau antraknose merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman utama pada tanaman buah-buhan pada umumnya, dan khususnya pada tanaman cabe merah. Penyebab penyakit pathek ini berasal dari golongan jamur/ cendawan yang diiderntifikasi namanya Colleto trichum spp dan Gloesporoides spp. Jamur akan berkembang dan mampu menimbulkan penyakit bila kelembaban lingkungan > 85 % dan suhu temperatur mencapai 32 derajat celcius. Kerusakan akibat penyakit pathek dalam waktu relative singkat dapat mengakibatkan buah cabe rusak sehingga dikenal pula sebagai penyakit otomatis sehingga buah cabe tidak mempunya nilai ekonomis lagi. Pada lahan yang draenasenya tidak baik dan banyak genangan air disekitarnya pertanaman cabe, maka hal ini akan sangat mendukung terhadap perkembangan penyakit ini. Gejala awal penyakit pathek pada tanaman cabe ditandai dengan adanya lekukan pada buah dengan warna yang sama dengan warna buahnya, selanjutnya lekukan tadi akan jelas terbentuk dengan warnanya berubah, ada yang berwarna kecoklatan atau hitam yang bagian atasnya ditumbuhi benang-benang halus (aservulus) hitam atau kemerah-merahan. Hal inI tergantung dari jenis jamurnya. Buah yang terinfeksi penyakit pathek ini bijinya tidak boleh dijadikan sebagai benih (seed born). Penyakit Pathek ini juga mengakibatkan matinya pucuk atau ranting tanaman yang berlanjut pada seluruh daun kering dengan warna seperti jerami. Cara pengendaliannya. • Melakukan perendaman biji dalam air panas sekitar 55 derajat celcius selama 30 menit atau perlakukan dengan fungisida sistemik yaitu golongan triazole dan pyrimidin 0,05 – 0,1 % sebelum benih ditanam atau bisa juga menggunakan agen hayai. • Penyiraman fungisida atau agen hayati yang tepat pada umur 5 hari sebelum pindah tanam • Memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi, namun perlu diperhatikan saat melakukan pemusnahan, tangan yang telah menyentuh sebaiknya diusahakan tidak menyentuh tanaman yang sehat atau buah yang sehat, dan sebaiknya dilakukan menjelang pulang, sehingga kita tidak terlalu banyak bersinggungan dengan tanaman yang masih sehat • Pergiliran tanaman dengan tanaman lain yang bukan family solaneceae atau bangsa terong-terongan atau tanaman inang lainnya, misanya tanaman pepaya, karena berdasarkan penelitian IPB pathogen pathek pada pepaya dapat menyerang cabai pada areal pertanaman cabe. • Penggunaan fungisida fenarimol, triazole, klorontalonil khususnya pada periode pematangan buah dan terutama saat curah hujan cukup tinggi. Fungisisda diberikan secara bergilir untuk satu penyemporotan dengan penyemprotan berikutnya, baik yang menggunakan fungisida sistemik maupun fungisida kontak atau bisa juga golongan keduanya. • Penggunaan mulsa hitam perak, karena dengan menggunakan mulsa ini sinar matahari dapat dipantulkan pada bagian bawah permukaan daun atau tanaman sehingga kelembaban tidak begitu tinggi. • Menggunakan jarak tanam yang lebar yaitu sekitar 65 -70 cm dan ditanam secara zig zag, hal ini bertujuan untuk mengurangi kelembaban dan sirkulasi udara cukup lancar, karena jarak antar tanaman semakin lebar, keuntungan lain buah cabe akan tumbuh lebar dan besar. • Penggunaan pupuk Nitrogen tidak boleh terlalu banyak, misal pupuk Urea, Pupuk Za ataupun pupuk daun dengan kandungan Nitrogen yang tinggi. • Penyiangan atau santisai gulma atau rumput penggangu hal ini bertujuan agar supaya kelembaban berkurang dan tanaman semakin tambah sehat. • Menaman cabe tidak boleh dekat dengan tanaman cabe yang sudah terserang lebih dahulu oleh penyakit Pathek, ataupun tanaman inang lainnya yang telah terinfeksi. • Pengelolaan draenase yang baik dimusim penghujan. Agen hayati yang seing digunakan dalam pengendalian pathek adalah Actinoplanes, Alkaligenes, Agrobacterium dan lainnya. Demikian teknik dan cara pengendalian penyakit pathek pada tanaman cabe merah semoga dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.(mnr)

0 comments:

Post a Comment