2013-02-21

PENGENDALIAN PENYAKIT PADA TERNAK AYAM BURAS

PENDAHULUAN Ayam buras atau ayam bukan ras yang biasa dikenal dengan ayam kampung merupakan jenis ternak unggas yang sudah tidak asing bagi kita khususnya masyarakat pedesaan. Didalam Pemeliharaan ayam kampung meskipun panca usaha peternakan telah kita laksanakan dengan baik, akan tetapi yang namanya penyakit ayam pasti akan selalu ada dan bahkan jenisnyapun bermacam-macam, sehingga sangat memusingkan kepala kita sebagai peternak ayam. Jika kita amati dan kita evaluasi, penyakit ayam yang terdapat di Indonesia setiap tahun bertambah. Penyakit ayam tersebut tidak dapat dipisahkan, baik ayam ras maupun ayam kampung, karena pada umumnya penyakit-penyakit tersebut ditemukan pada kelompok ayam tersebut. Kerugian yang ditimbulkan penyakit dapat berbentuk kematian, pertumbuhan terhambat, produksi telur turun atau berhenti sama sekali. Selain itu ayam yang pernah terserang penyakit dapat menjadi sumber penyakit. Perkembangan peternakan unggas khususnya ayam kini nampaknya semakin pesat. Dengan adanya hal ini dalam rangka meningkatkan produksi ternak ayam, dipersyaratkan pemanfaatan panca usaha ternak yang terdiri dari, masukan bibit yang baik dan terseleksi, makanan yang bergizi dan layak. Pengelolaan yang efisien. Penanganan terhadap serangan penyakit, juga hal yang berkaitan dengan masalah pemasaran produksi. Empat syarat yang pertama merupakan unsur teknis dan merupakan kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Ke empat unsur tersebut mutlak harus diusahakan sebagai pendukung untuk mencapai hasil produksi yang optimal. Masalah penyakit dalam usaha peningkatan produksi ternak ayam merupakan gangguan ancaman serius, dengan alasan ini penanganan penyakit harus diprogram secara seksama. Sebab program penanganan penyakit memegang perananan yang sangat dominan diantara unsur-unsur panca usaha ternak ayam , khususnya pada orientasi peningkatan produksi ternak. Tujuan utama usaha peternakan ayam adalah sama dengan usaha lainnya, sesuai dengan prinsip ekonomi yaitu dengan biaya produksi sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. MACAM-MACAM PENYAKIT AYAM BURAS Penyakit ayam merupakan kendala utama dalam beternak ayam kampung khususnya di daerah tropis seperti Indonesia ini. Kerugian ekonomi akibat penyakit ayam ini khususnya penyakit menular dapat berbentuk kematian, meskipun yang lebih sering terjadi adalah bentuk penurunan produksi seperti pada kelompok penyakit pernafasan. Memang ada korelasi atau hubungan yang kompleks antara penyakit dengan lingkungan, sehingga sering kali penanganan penyakit harus secara integral dan kontinyu. Adapun jenis penyakit ayam kampung yang disebabkan oleh virus banyak sekali jumlahnya antara lain: A. Penyakit Tetelo ( New Castel desease) Penyakit tetelo pertama kali muncul pada tahun 1926 di Inggris . Sampai sekarang sudah menyebar luas dibelahan dunia lain. Penyakit ini sangat ganas dan menular. Peternak ayam sering menyebut penyakit sampar, pes, pseudovogel-pestatau cekak. Penyakit ini menyerang ayam semua umur. Selain menghambat produksi jelas mematikan. Sampai saat ini belum ada obat yang manjur, penyakit Ini akibat virus. Seperti halnya manusia yang terkena virus influenza. Pemberian obat tidak menghilangkan virus, akan tetapi hanya mengurangi gejala. Tindakan pengendalian atau pencegahan sangat dianjurkan. Gejala : Lesu kurang bergairah, nafsu makan berkurang. Jengger ayam dan pial kebiruan, sayap terkulai, keluar cairan dari hidung hingga susah bernafas, ngorok dan batuk. Kotoran cair kehijauan dan kekuningan. Jika banyak yang kena, ayam akan bergerombol mencari tempat yang hangat. Setelah 1-2 hari kemudian muncul gejal saraf seperti kaki lumpuh, jalan seret dan leher terpuntir (tortikolis). Akibatnya jalannya berputar putar (tanda khas) Penyebab : 1. Virus paramxyo 2. Pergantian musim seperti musim hujan atau kemarau yang panjang, termasuk pancaroba. 3. Kontak langssung dengan ayam sakit melalui udara atau binatang lain (carrier) Penanggulangannya : 1. Vaksinasi secara teratur sesuai petunjuk. Pemberian dilakukan dengan vaksin aktif pada umur 4 hari, 18 hari, 8 minggu dengan vaksin ND in-aktif secara intra muscular pula. Ulang 6 bulang kemudian. Anak ayam umur kurang 1 bulan diberi dengan cara tetes. Pada ayam dewasa secara intra muscular. 2. Ayam yang benar benar sakit harus dimusnahkan - Aktif : Vaksin mengandung bibit penyakit hidup tetapi sifatnya tidak terlalu ganas bagi ayam. Masa kekebalan 2,5 bulan. - In-aktif : Vaksin mengandung virus yang sudah dimatikan oleh obat kimia tetentu. Masa kekebalan 2 bulan. B. Penyakit Gumboro ( Infectious Bursal Disease) Penyakit Gumboro menyerang system kekebalan tubuh, terutama bagian bursa fibricus dan thymus. Kedua bagian ini benteng pertahanan ayam dari penyakit. Kerusakan parah yang timbul adalah tidak terbentuk antibody sesudah vaksinasi. Gumboro memang tidak mengakibatkan kematian secara langsung, tetapi infeksi sekunder sesudahnya meng akibatkan banyak kematian. Secara umum penyakit ini terbagi menjadi 2 yaitu gumboro klinik dan sub klinik. Gumboro klinik menyerng ayam usia 3-7 minggu. Kerusakan system kekebalan hanya bersifat sementara (2-3 minggu). Lain lagi dengan gumboro sub klinik (dini), inilah yang ditakutkan peternak. Selain tidak terdeteksi, umumnya menyerang anak ayam usia 0-21 hari. Walhasil sifat kekebalan hilang secara permanen (imunospres ) Gejala : Diare berlendir , turun nafsu makan dan minum, gemetar sehingga sukar berdiri. Bulu kotor di sekitar anus dan perilaku mematuk disekitar kloaka (akibat peradangan pada bursa fibrikus yang di atas dubur) Penyakit Virus IBD (infectious Bursal Disease) merupakan golongan red virus dan mempunyai susunan RNA. Dalam tubuh ayam virus ini bertahan hidup lebih dari 3 bulan dan setelah itu masih bersifat infektif. Penanggulangan : 1. Vaksinasi pada umur 1 hari dengan vaksin gumboro aktif. Vaksinasi lanjutan dilakukan pada umur 11 hari dengan vaksin gumboro gabungan (aktif dan in-aktif). Vaksinasi berikutnya dilakukan pada umur 21 hari, 6 minggu dan 10 minggu dengan vaksin gumboro aktif (Gumboral CT). bila perlu diulangi pada umur 40 minggu dengan gumboro in aktif secara intra muscular. 2. Menjaga sanitasi kandang dengan cara membersihkan kandang dari kotoran yang mengganggu aktifitas ayam. C. Penyakit Cacar (avian pox/Fowl Pox/Avian Diphtera/Pokken Diptheria) Penyakit ini menyerang ayam semua umur. Angka kematian yang ditimbulkan golongan kecil. Ada dua bentuk penyakit ini pada ayam, yaitu cacar kulit berupa kutil dan pial, jengger, kelopak mata atau kaki. Diphtheria berupa radang pada selaput lendir lidah, mulut, selaput mata atau pangkal tenggorokan. Kulit timbul dari bintik putih. Kemudian berubah besar dengan warna agak kekuningan. Tak berapa lama jadi kasar dan berubah kembali cokelat. Setelah 2-3 minggu terjadi peradangandan pendarahan pada pangkal kutil. Pada diptheri, kulit ini terdapat pada rongga mulut atau saluran pencernaan depan. Akibatnya terjadi sumbatan pada oesophagus. Gejala : Lesu, nafsu mkana berkurang, produksi telur menurun drastis, suhu tubuh meninggi, kadang terjadi kelumpuhan, kotoran encer Penyebab : Virus family Poxviridae Penanggulangan : 1. Vaksinasi dengan vaksin cacar aktif (diftose CT) pada umur 4 minggu dengan cara tusuk gores sayap atau intra muscular. Kemudian beri vaksinasi penguat/booter (diftosec CT) 3 bulan kemudian. 2. Gunakan biji awar awar sebanyak 3 buah. Ukuran sedang untuk ayam umur 3 bulan. Pemberian bisa langsung dengan mengiring kecil-kecil dan masukan langsung ke mulut atau menumbuknya kemudian campur dengan makanan atau minuman. 3. Menyayat kutil-kutil sampai berdarah dan diolesi larutan yodium atau neo blue atau yodium tincture sampai kutil tersebut kering, kisut sampai akhirnya lepas. 4. Untuk diptheri, kerik dahulu gumpalan dalam rongga mulut sampai lepas. Luka yang timbul diolesi yodium tincture atau yood gliserin (yodium tincture dicampur gliserin dengan perbandingan 1 :1) D. Penyakit Batuk Darah (Infectious Lryngotracheitis) Virus penyakit ini tidak segarang gumboro. Selain dapat dihilangkan dengan desinfektan, ia juga tidak tahan dengan hidup diluar tubuh inang perantara (host-nya). Ayam umur 14 minggu atau lebih sangat rentan penyakit ini. Gejala : Mata berair, malas bergerak, getah radang (exudat) berupa lender bercampur darah melekat pada rongga mulut terutama tenggorokan. Akibatnya ayam sakit banyak mati karena penyumbatan saluran tenggorokan. Selain itu sering batuk, sulit bernafas (tedengar suara khas), paruh dan kotoran atau bulu terlihat percikan berdarah. Penyebab : Virus Herpes, yaitu Tripen Avium Penanggulangan : 1. Memberi vaksin modified LT vaccine dengan cara meneteskan pada mata. Cara lain memberikan Cloacal type vaccine dengan cara menggosokkannya pada bagian bibir atas kloaka. Lakukan 2-3 bulan sebelum ayam bertelur. 2. Vaksinasi dengan LryngoVac Nobilis (produksi intervet). 3. Bila ayam terkena sebaiknya dimusnahkan. E. Penyakit Bronchitis (infectious Bronchitis) Penyakit ini menyerang alat pernafasan. Penularan terjadi melalui udara tercemar dari ayam penderita. Ayam terserang menunjukkan gejala sakit setelah 48 jam. Angka kematian tertinggi terjadi saat menyerang anak ayam umur di bawah 6 minggu, yaitu mencapai 60%. Pada dewasa kematian hampir tiadak ada. Gejala : Batuk, bersin, sesak nafas, ngorok, mengeluarkan lender dari hidung dan mata dan nafsu makan dan minum menurun. Penyebab : Virus golongan corona Penanggulangan : 1. Vaksinasi secara teratur sesuai petunjuk. Bisa digunakan vaksin galur masasachusetts dan Connecticut. Pemberian secar tetes mata atau hidung. Bisa juga melalui air minum. 2. Vaksinasi pad aumur 7 hari, 30 hari, dan 10 minggu dengan vaksin IB aktif (Bioral H-120) dengan cara tetes mata. Pemberian vaksin dilanjutkan umur 18 minggu dengan vaksin ND+IB in aktif. PENYAKIT AYAM AKIBAT BAKTERI Disamping penyakit yang disebabkan oleh virus ada juga penyakit ayam yang disebabkan oleh Jenis Bakteri tertentu antara lain : 1. Penyakit Pilek/ Snot ( Infectious Coriza). Penyakit ini bersifat menular dan timbul akibat perubahan musim dari kemarau ke musim penghujan. Perbedaan cuaca sering ekstrim dan berpengaruh pada kondisi fisiologis ayam. Penyakit ini menyerang semua umur terutama pada ayam dewasa. Angka kematian memang kecil, tetapi angka kesakitan cukup tinggi . Ayam betina umur 18-23 minggu paling rentan terserang. Bagi ayam petelur dapat menurunkan produksi sampai 20 %. Gejala ; Keluar lender kekuningan encer dari hidung, kental dan berbau khas.Terdapat kerak disekitar lubang hidung. Mata tertutup sebagian akibat pembengkakan sinus infra orbital secara unilateral ( sebelah) atau bilateral( keduanya). Akibatnya muka bengkak dan mata memejam, suara ngorok dan sukar bernafas dan pertumbuhan tidak normal. Penyebab. Bakteri Haemophilus gallinarum. Penanggulangannya. 1. Vaksin pada umur 12 minggu dan 17 minggu dengan vaksin snot inactive( Haemovax 0,3 ml/ ekor 2. Jangan mencampur ayam yang berbeda usia lebih dari 3 minggu 3. Berilah mycomas, ampisol ultramycin atau baytril 10% OS dengan dosis sesuai petunjuk pabrik 2. Penyakit Kolera( Fowl colera) Penyakit ini tak kalah ganasnya dengan tetelo, serangannya tidak hanya pada ayam petelur, ayam pedaging pun diserangnya. Umumnya menyerang ayam lewat 12 minggu. Serangan ini bisa secara mendadak (akut) atau menahun ( kronis). Kerugian yang terjadi akibat penyakit ini adalah turunnya bobot dan produksi telur bahkan kematian. Gejala; Akut: Terjadi kematian secara tiba-tiba tanpa alas an yang jelas Kronis: Ada gejala demam,nafsu makan hilang,bulu berdiri, sesak nafas, mencret banyak mulsa-mula kuning kemudian coklat. Kotoran berbau busuk dan berlendir, Pembengkakan pada jengger dan pial serta kepala berwarna biru dan memperlihatkan gejala geleng-geleng kepala dan biasanya disertai lumpuh. Penyebab, Infeksi bakteri Pasteurela multocida. Secara normal bakteri ini disaluran pernafasan dan pencernaan. Cara penanggulangan. 1. Vaksinasi kolera umur 6-8 minggu dan diulang pada umur 8-10 minggu. 2. Menjaga ventilasi udara tetap lancar dan menjaga isi kandang jangan terlalu padat. 3. Berilah vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam, seperti fita stress atau fita strong. 3. Penyakit Tipus ( Fowl Thypoid) Penyakit ini termasuk jenis berbahaya juga menular. Angka kematian ini bisa mencapai 30% . serangan terjadi pada semua umur ayam, tetapi lebih banyak pada ayam grower dan sudah bertelur. Gejala . Lesu, nafsu makan turun, nafsu minum dan suhu badan meningkat. ayam sedikit mencret berwarna kuning kehijauan. Kepala menunduk dengan mata terpejam seperti mengantuk. Kedua sayap terkulai. Penyebabnya adalah bakteri Salmonella gallinarum Penanggulangannya, 1. Menjaga sanitasi dengan baik 2. Bila baru terserang dapat diberikan colisutrixatau demetropin dengan dosis sesuai petunjuk. 4. Penyakit Berak Kapur (Pullorum disease) Penyakit ini banyak menyerang anak ayam, terutama umur 1-10 hari . Kebanyakan yang terkena lemah dan mati muda. Pada ayam dewasa tidak terlihat gejala sakit. Ayam yang sembuh membawa seumur hidupnya mengeluarkan bibit penyakit. Penularan utama terjadi melalui telur. Gejala : Anak ayam nafsu makan berkurang . Kotoran encer berwarna putih berlendir dan banyak melekat pada daerah anus. Ayam terlihat pucat lemas, kedinginan dan suka bergerombol mencari tempat yang hangat. Sayap tampak kusut dan mengantung, jengger pucat dan berkerut. Penyebabnya adalah Bakteri Salmonella pullorum. 5. PENYAKIT AKIBAT CACINGAN. Penyakit ini jarang menimbulkan kematian, umumnya menyerang ayam segala umur. Akibatnya terjadi hambatan pertumbuhan dan produksi telur. Secara umum ada tiga golongan cacing yang menjadi parasit Yaitu Nematoda, Trematoda dan cestoda adapun yang paling banyak menyerang adalah dari jenis nematode Gejala ; a. Nematoda.Ascaris galli Menyerang ayam semua umur. Tubuh ayam kurus. lemah nafsu makan menurun mencret dengan kotoran encer agar berlendir berwarna keputih putihan. b. Heterakis galinae, hampir sama dengan ascaris galli yaitu menyerang semua umur dan nafsu makan menurun dan kotoran seperti bercak darah. Demikian cara pengendalian dan pengobatan penyakit pada ternak ayam yang banyak menyerang pada ayam buras, baik itu serangan akibat virus, bakteri maupun cacing. Harapan kami semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.(m.syah)

0 comments:

Post a Comment