I.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kebutuhan beras sebagai
salah satu sumber pangan utama penduduk Indonesia akan terus meningkat seiring
pertambahan penduduk dengan peningkatan 1,36 persen pertahun. Dilain pihak
terjadi penurunan lahan sawah akibat alih fungsi untuk kepentingan non
pertanian, dan produksi sawah irigasi cenderung melandai. Upaya peningkatan
Produksi padi dilakukan dengan empat strategi
yaitu 1). Peningkatan produktivitas diantaranya melalui SL-PTT 2.)Perluasan areal melalui upaya
optimalisasi lahan, 3.)Pengamanan produksi antara lain dengan mengurangi dampak
perubahan iklim, pengendalian OPT, pengamanan kualitas produksi dari residu
pestisida dan mengurangi kehilangan hasil dan
4.) Kelembagaan dari pebiayaan.
Fokus utama peningkatan
produktivitas padi tahun 2011 dilaksanakan melalui pendekatan SL-PTT Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan
program pemerintah guna meningkatkan produksi padi secara nasional melalui
suatu paket teknologi yang sesuai dan
dipilih sendiri oleh petani disertai pendekatan dalam pemecahan masalah dengan
bantuan penyuluh pertanian.
Pengelolaan tanaman terpadu
merupakan suatu usaha untuk meningkatkan hasil padi dan efisiensi input
produksi dengan memperhatikan penggunaan sumberdaya alam secara bijak. Adapun
Penerapan PTT didasarkan pada empat Prinsip Yaitu:
1. PTT bukan merupakan teknologi maupun paket teknologi, tetapi
merupakan suatu pendekatan agar sumber daya tanaman, lahan dan air dapat
dikelola sebaik-baiknya
2. PTT memanfaatkan teknologi pertnaian yang sudah dikembangkan
dan diterapkan dengan memperhatikan unsure keterkaitan sinergis antar teknologi
3. PTT memeperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan
fisisk maupun social ekonomi petani
4. PTT bersifat partisipatif yang berarti petani turut serta
menguji dan memeilih teknologi yang sesuai dengan keadaan setempat dan kemapuan
petani melalui proses pembelajaran.
B.
Perumusan
masalah
Padi adalah
merupakan salah satu komoditas unggulan pertanian yang menghasilkan bahan pangan berupa beras.
Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk maka secara otomatis kebutuhan akan
pangan meningkat. Produksi padi sangat berfluktuasi, hal ini di pengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya faktor rendahnya curah hujan, gangguan OPT dan
kurangnya penerapan teknologi benih padi unggul bermutu serta teknologi
penanganan panen dan pasca panen.
Guna lebih
meningkatkan produksi padi secara optimal baik kuantitas maupun kualitasnya
maka perlu adanya penerapan beberapa inovasi teknologi baru dibidang pertanian
diantaranya penerapan
Pengelolaan Tanaman Terpadu ( PTT) pada tanaman padi sawah secara benar.
A. Tujuan
dan Kegunaan Penelitian.
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah:
Ø Menganalisis
tingkat pendapatan petani padi di Desa Dresi Kulon Kecamatan Kaliori Kabupaten
Rembang
Ø Melalui
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Antara lain :
·
Sebagai bahan informasi
tentang tingkat pendapatan petani.
·
Guna membantu
petani didalam menganalisis usaha taninya.
·
Sebagai bahan
untuk penelitian lanjutan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan dari penerapan PTT
adalah untuk meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan usaha tani yang
cocok untuk kondisi setempat yang dapat meningkatkan hasil gabah dan mutu beras
serta menjaga kelestarian lingkungan.
Adapun dalam penerapan PTT
yang pertama yaitu tidak lagi dikenal
rekomendasi untuk diterapkan secara nasional, yang kedua Petani secara bertahap dapat memilih komponen teknologi yang
paling sesuai dengan keadaan setempat dan kemampuan petani, yang ketiga Efisiensi biaya produksi lebih
diutamakan dan yang ke empat bahwa
suatu teknologi saling menunjang dengan teknologi yang lain.
Teknologi yang dianjurkan
dalam program PTT adalah merupakan teknologi yang dihasilkan oleh lembaga
penelitian dan teknologi kearifan yang sudah terbukti unggul untuk lokasi
tertentu. Adapun alternativ yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut:
1.
Varietas unggul baru yang sesuai dengan keraktersitik lahan,
lingkungan dan keinginan petani setempat.
2.
Benih bermutu (kemurnian dan daya kecambah tinggi)
3.
Bibit muda biasanya umur dibawah 25 hari
4.
Jumlah bibit 1-3 batang perlubang dan sistem tanam jajar
legowo 2:1 atau 4:1 dengan populasi
tanaman 250.00 rumpun/ha
5.
Pemupukan Nitrogen(N) berdasarkan bagan warna daun ( BWD)
6.
Pemupukan P dan K berdasarkan status hara tanah, atau
Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) serta
pemecahan masalah kesuburan tanah.
7.
Bahan organik (kompos jerami 5 ton/ha atau pupuk kandang 2
ton/ha)
8.
Pengairan berselang ( Intermittent irrigation)
9.
Pengendalian gulma secara terpadu
10.
Pengendalian hama penyakit secara terpadu
11.
Panen beregu dan pasca panen menggunakan alat perontok.
Mengingat terus meningkatnya kebutuhan akan beras yang tidak dapat
tercukupi dari produksi dalam negeri, maka upaya peningkatan produksi beras
melalui intensifikasi pertanian terus digiatkan, antara lain melalui perbaikan
teknik bercocok tanam, penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi
serta respon terhadap pemupukan.
A. Tanaman Padi
Tanaman Padi (Oryza Sativa L) termasuk jenis tanaman semusim, yaitu tanaman
yang dapat menyelesaikan satu siklus hidupnya kurang dari satu tahun. Tanaman
padi dengan hasil berasnya sampai saat ini masih sebagai sumber karbohidrat
terpenting.
Tanaman padi dapat hidup dengan baik di daerah beriklim panas yang
lembab, yaitu menyangkut; curah hujan, temperatur, ketinggian tempat, sinar
matahari, angin dan musim (Siregar, 1981).
Pertumbuhan dan hasil tanaman padi di pengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan; yaitu tanah, iklim, biologis, serta faktor sarana produksi,
seperti; pupuk, pestisida, varietas padi unggul dan lainnya yang diberikan
manusia (Anonim, 1977).
Tanaman padi termasuk dalam golongan;
Divisio
|
:
|
Spermatophyta
|
Sub divisio
|
:
|
Angioshermae
|
Klasis
|
:
|
Monocotyledoneae
|
Ordo
|
:
|
Graminales
|
Familia
|
:
|
Graminae
|
Genus
|
:
|
Oryzae
|
Spesies
|
:
|
Oryza
sativa L
|
Tabel 2.1. Komposisi rata -
rata beras pecah kulit dan fraksi - fraksinya (%)
Kandungan
|
Beras pecah kulit
|
Beras giling
|
Dedak
|
Lembaga
|
Bekatul
|
Protein
(Nx9,95)
|
7,1 – 13,1
|
5,6 – 13,3
|
12,1 –17,2
|
17,7 – 24,1
|
12,8 –
16,4
|
Lemak
kasar
|
1,8 – 4,0
|
0,2 – 1,1
|
14,6 – 1,7
|
15,2 –
23,8
|
8,8 – 15,3
|
Serat menu
|
0,2 – 2,6
|
0,1 – 0,6
|
8,7 – 13,1
|
2,0 – 4,8
|
2,1 – 5,3
|
Abu
|
1,0 – 2,4
|
0,3 – 0,7
|
9,0 – 12,2
|
6,1 – 10,1
|
5,0 – 9,3
|
Ekstrak
bebas N
|
74,5 –
90,2
|
84,0– 93,5
|
40,9– 49,1
|
36,2 –
57,3
|
53,7 –
71,3
|
Anonim, 1988
Kandungan
karbohidrat dalam beras sebagian besar
adalah pati dan hanya sedikit protein, selulopsa, hemiselulosa dan gula,
antara 85-90 % dari beras kering adalah pati beras (kandungan pentose +
20-25 % dan gula 0,6-1,4 % ) dari beras pecah kulit.
Nilai
gizi protein beras, dianggap mempunyai nilai gizi yang tinggi diantara protein
selulosa lainnya, hal ini disebabkan kandungan lisinnya yang tinggi. Jadi
walaupun beras mempunyai kadar protein rendah ( 8,5 % ) tetapi nilai biologik
proteinnya tinggi (Anonim,1988)
Marfologi
suatu tanaman dapat menunjukkan atau menggambarkan produktivitasnya, maka dari
suatu usaha untuk menciptakan suatu type tanaman yang ideal. Salah satu bukti kerjasama ahli fisiologi dan
pemuliaan adalah ditemukan varietas-varietas baru yang bertypetegak dan respon
terhadap pemupukan. Pengenalan terhadap organ atau bagian tanaman tidak dapat
dipisahkan dari proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri.
Pertumbuhan
menyangkut dimensi waktu dan ukuran, oleh
karena itu pola pertumbuhan tanaman dapat digambarkan dalam bentuk kurva dan
bentuknya adalah Sigmoid. Dalam pertumbuhan sigmoid terdapat 3 bagian dengan
memilki cirri-ciri tersendiri yaitu:
1. Fase
pertumbuhan eksponensial
2. Fase
pertumbuhan linier
3. Fase
terdapatnya penurunan laju pertumbuhan sampai terhenti pertumbuhan dan dikuti
dengan senescence
Pola pertumbuhan padi terdiri dari dua
kelompok yaitu Organ Vegetatif dan Organ Generatif.
III.
KERANGKA PEMIKIRAN.
Kerangka Pemikiran Teoritis
Pendapatan merupakan balas jasa terhadap setiap faktor produksi,
analisis pendapatan mempunyai kegunaan bagi petani maupun pemilik faktor
produksi. Dua tujuan utama analisis pendapatan yaitu menggambarkan keadaan
sekarang suatu kegiatan usaha dan menggambarkan keadaan yang akan datang dari
perencanaan.
Suatu usaha dikatakan sukses, apabila situasi pendapatannya
memenuhi syarat-syarat;
1
Cukup untuk membayar semua pembelian sarana produksi, termasuk
biaya angkutan dan beaya administrasi yang mungkin melekat pada pembelian
tersebut.
2
Cukup untuk membayar bunga modal yang ditanamkan, termasuk
pembayaran sewa tanah dan pembayaran dana
depresiasi modal.
3
Cukup untuk membayar upah tenaga kerja yang dibayar atau
bentuk-bentuk upah lainnya untuk tenaga kerja yang tidak diupah ( Soeharjo dan Patong, 1973)
Pendapatan petani ada dua yaitu pendapatan total usahatani dan
pendapatan tunai usaha tani. Pendapatan total
usaha tani merupakan selisih
antara penerimaan total dengan beaya
total. Pendapatan tunai usaha tani dihitung dari selisih antara penerimaan
total dengan beaya tunai
1.
Penerimaan Usaha tani
Penerimaan usaha tani (Farm
Accept) didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan semua
produk usaha tani ( Soekartawi, et al
,1984 )
Penerimaaan usahatani itu dari semua sumber usahatani meliputi
jumlah penambahan inventaris, nilai penjualan hasil, nilai penggunaan rumah dan
yang dikonsumsi (Hermanto,1989).
Penerimaan usahatani ada dua yaitu penerimaan total usaha tani dan penerimaan
tunai usaha tani.
Penerimaan usaha tani didefinisikan nilai uang yang diterima dari
penjualan produk usaha tani. Penerimaan usaha tani (Total Farm Revenue) adalah nilai uang yang diterima dari penjualan
produk usaha tani ditambah nilai untuk konsumsi keluarga.
4. Pengeluaran
usaha tani
Pengeluaran usahatani terdiri dari pengeluaran tunai dan
pengeluaran tidak tunai, Pengeluaran tunai usahatani (Farm Payment) didefinisikan sebagai jumlah beaya yang dikeluarkan
untuk pembelian barang dan jasa usahatani. Pengeluaran tidak tunai usahatani
adalah pengeluaran yang diperhitungkan yaitu sumber daya untuk petani atau
keluarga misalnya pengeluaran untuk penyusutan alat, tenaga kerja dalam
keluarga dan sewa lahan (Herbst, 1986)
Cara untuk
menilai penyusutan suatu barang (Soeharja
dan Patong, 1973)
Penyusutan = 2W ( n-a+1)
n ( n+1)
Keterangan: W : Nilai total dikurangi nilai tidak terpakai
n : Lama penaksiran
a : Tahun pembelian
Analisis
Imbangan Pengeluaran (R/C Ratio)
Salah satu ukuran efisiensi pendapatan adalah Return Cost Ratio
atau Imbangan penerimaan. Nilai R/C menunjukkan besarnya penerimaan yang diperoleh
dengan pengeluaran satu satuan beaya. Jika nilai R/C > 1 berarti penerimaan
yang diperoleh akan lebih besar dari pada tiap unit beaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan tersebut.
Jika R/C < 1 maka tiap unit beaya yang dikeluarkan akan lebih
besar dari penerimaan yang diperoleh. Alat
yang digunakan untuk menganalisis Efisiensi usaha tani adalah R/C Ratio atas beaya total dan R/C atau beaya tunai.
IV . METODE PENELITIAN.
4.1. Lokasi
dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelompok Tani Tunggul Wulung, Desa
Dresi Kulon Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. Pemilihan lokasi penelitian
dilakukan secara sengaja (purposive)
dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut adalah merupakan salah satu daerah Percontohan
Pengelolaan Tanaman Terpadu ( PTT ). Penelitian
dilakukan dalam waktu tiga bulan, mulai 1
Desember 2011 s/d 31 Maret
2012.
4.2 Jenis
dan sumber data.
Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data
skundair. Data primer diperoleh langsung melalui wawancara dengan petani. Data
skundair diperoleh dari data Kecamatan dalam angka serta data potensi wilayah Desa Dresi Kulon.
4.3. Metode
Pemilihan Responden.
Pemilihan responden dilakukan dengan mengambil semua anggota populasi
petani peserta kegiatan percontohan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di Desa
Dresi Kulon.
4.4.
Pengolahan Data dan Analisis Data
Pengelolaan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu yaitu
kalkulator. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk melihat
kegiatan produksi ditempat penelitian dan berapa hal yang terkait akan di
uraikan secara diskriptif dan bila perlu dengan bantuan gambar untuk
memperjelas hasil analisis penelitian.
Analisis
kuantitatif dalam penelitian meliputi analisis pendapatan cabang usaha tani,
hubungan penerimaan dan pengeluaran (R/C
Ratio)
A. Anaisis
Pendapatan Usaha tani
Usaha
tani adalah suatu kegiatan ekonomi yang ditujukan untuk menghasilkan output (penerimaan) dengan input fisik, tenaga
kerja dan modal sebagai korbanannya. Penerimaan total adalah nilai produk total
usaha tani dalam jangka waktu tertentu. Pengeluaran total usaha tani adalah
suatu nilai input yang dikeluarkan dalam proses produksi Pendapatan adalah
selisih antara total penerimaan dan total pengeluaran (Soekartawi, et al, 1986.)
Rumus penerimaan total, beaya dan manfaat adalah :
TR = PY + QY
TC = TCC+TUC
R = TR-TC
Keterangan:
TR = Total Penerimaan Usahatani
TC= Total beaya Usahatani
PY= Harga Output
QY = Jumlah Output
TFC= Total beaya tetap
TVC= Total beaya Variabel.
Pengeluaran
total dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengeluaran tetap dan pengeluaran
variable. Beaya variable adalah pengeluaran yang tidak digunakan untuk
produksi tertentu dan jumlahnya berubah sebanding dengan besarnya
produksi seperti beaya pengeluaran tenaga kerja.
Beaya
tetap adalah pengeluaran yang tidak tergantung kepada besarnya produksi seperti beaya penyusutan alat-alat pertanian
dan pajak. Beaya penyusutan alat-alat pertanian diperhitungkan dengan membagi
selisih antara nilai sisa yang ditafsirkan dengan lamanya modal dipakai, metode
yang digunakan adalah metode garis lurus. Metode ini digunakan karena jumlah
penyusutan alat tiap tahunnya dianggap sama dan diasumsikan tidak laku bila
dijual.
Rumus yang digunakan adalah,
Beaya Penyusutan = Nb-Ns
N
Keterangan Nb = Nilai pembelian ( Rp )
Ns = Tafsiran Nilai Sita ( Rp )
N = Jangka Usia Ekonomis ( Tahun)
Suatu usaha dikatakan efisien secara ekonomis dari usaha lain bila
ratio output terhadap inputnya lebih menguntungkan dari usahatani. Return and
Cost Ratio (R/C ratio) merupakan perbandingan antara nilai nilai output dan
inputnya atau perbandingan antara penerimaan usaha tani dengan pengeluaran
usaha tani, setelah diketahui keuntunganannya, kemudian keuntungan dibandingkan
dengan menggunakan R/C ratio dengan Rumus:
R/C = TR
TC
Keterangan
. TR =
Total Penerimaan ( Rp )
TC = Total Beaya
( Rp )
Jika nilai R/C ratio lebih besar dari satu
maka usaha tani tersebut layak.
Sebaliknya jika nilai R/C ratio kurang
dari satu maka usaha tani tersebut tidak
layak.
Tabel
.2 Perhitungan Pendapatan Usaha tani
URAIAN
|
JUMLAH FISIK
|
HARGA SATUAN(RP)
|
NILAI
( RP )
|
Penerimaan
1.
Penerimaan tunai
2.
Penerimaan tak tunai
3. Total
penerimaan
|
1
2
1+2=3
|
||
Beaya
Tunai
-
Pembelian Benih
-
Pembelian pupuk
-
Pembelian Pestisida
-
Tenaga kerja luar keluarga
-
Pajak Lahan
-
Sewa Tracktor
-
Total beaya tunai
Beaya tidak tunai
-
Nilai penyusutan alat pertanian
-
Nilai tenaga kerja dalam keluarga
-
Sewa lahan
Total
beaya
Pendapatan
atas beaya tunai
Pendapatan
atas beaya total
R/C
ratio atas beaya tunai
R/C
ratio atas beaya total
|
4
5
4+5=6
3- 4
3- 6
3/4
3/6
|
Sumber : Hermanto, 1989
V.
KEADAAN UMUM DESA DRESI KULON
NAMA DESA :
DRESI KULON
NOMOR KODE :
331 17 09 17
A.
Batas
wilayah desa
UTARA :
LAUT JAWA
SELATAN :
DESA SAMBIYAN
BARAT : DESA MOJOWARNO
TIMUR : DESA DRESI WETAN
B.
Luas desa : 568,963 HA
Sawah.
Pengairan
teknis : 205,000 Ha
Pengairan
½ teknis : -
Pengairan
sederhana : 27.000 Ha
Tadah
hujan :
12,153 Ha
Jumlah : 144,153 Ha
Tegal :
31,524 Ha
Bangunan/
pekar. : 34,034
Ha
Tambak : 252,555 Ha
Lain-lain
:
6,701 Ha
C. Jumlah penduduk : 2.103 JIWA
Laki-laki
: 1053 JIWA
Perempuan : 1053 JIWA
D.
Jumlah
tingkat pendidikan
Tamat
Sekolah Dasar :
228 ORANG
Tamat
SLTP :
728 ORANG
Tamat
SLTA :
551 ORANG
Tamat
AKADEMI : 8
ORANG
Tamat
Perguruan tinggi : 31
ORANG
E.
Sstruktur
organisasai pemerintahan desa
KEPALA
DESA : H. HADI
SUSANTO
SEKRETARIS
DESA : MINDARTO
KAUR
BANG : SUMANI
KAUR
PEMERINTAHAN : KASNO
KAUR
KEUANGAN : DJASMANI
KAUR
KESRA : NGARPANI
KAUR
UMUM :
SUKIRMAN
KADUS
I :
WARLAN
KADUS
II : M.
NURHADI
KETUA
RW I :
M. SUDIMAN
RT
01/ RW I : WIDIYANTO
RT
02/ RW I : KARNAWI
KETUA
RW II :
SUMARLAN
RT
01/ RW II : HARDIMAN
RT
02/ RW II : H. SUPARLAN
KETUA
RW III : SUTARMIN
RT
01/ RW III : SUGENG T
RT
02/ RW III : SUMARLAN
KETUA
RW IV : YASIMIN
RT
01/ RW IV : SUTENO
RT
02/ RW IV : KAMARI
RT
03/ RW IV : QOMARI
KETUA
RW V :
JUMARI
RT
01/ RW V : MUGIYONO
RT
02/ RW V : M. ASROFIN
F.
Sumber air
bersih
Sumur
gali :
115 UNIT
Sumur
pompa : 20 UNIT
PDAM
: 121
PENYALUR
Embung
: 3
UNIT
Depot
isi ulang Air : 1 UNIT
G. Kelembagaan
kelompok tani/gabungan kelompok tani
Nama Gapoktan : RUKUN
SANTOSO
Ketua : M.
SUDIMAN
Sekretaris : FAROH
BUDIANINGSIH
Bendahara : JUMARI
Manejer :
ENDANG MURNI
Jumlah anggota :
403 ORANG
1. KelompokTtani Kresno
Ketua : JUMARI
Sekretaris : SAFARI
Bendahara : MUGIYONO
Jumlah anggota : 90 ORANG
Luas
sawah : 75,551 Ha
2.
Kelompok
Tani Sarutomo
Ketua
: MOH. NURHADI
Sekretaris : PAEMAN
Bendahara : SUTENO
Jumlah
anggota : 93 ORANG
Luas
sawah : 77, 707 Ha
3.
Kelompok
Tani Tunggul wulung
Ketua
: M. SUDIMAN
Sekretaris : SURONO, SH
Bendahara : TUMARYADI
Jumlah
anggota : 30 ORANG
Luas
sawah : 214, 010 Ha
4.
Kelompok
Tani Ngudi Rahayu
Ketua
: SUNARTI
Sekretaris : ROSYID
Bendahara : SUJAT
Jumlah
anggota : 94 ORANG
Luas
sawah : 201, 010 Ha
5.
Kelompok Wanita
Tani
Ketua
: ENDANG
SUSILOWATI, SPd
Sekretaris : FARIKA ANDRIYANI, AMd
Bendahara : AYU HANDAYANI, SPd
Jumlah
anggota : 25 ORANG
Luas
binaan : 50 Ha
H.
Jenis tanah
Jenis tanah
Aluvial dengan Topografi datar, pH tanah 6, tinggi tempat 0 - 5 Meter
diatas permukaan laut ( DPL ), Struktur tanah ringan , sedang dan berat, untuk struktur tanah yang berat
perlu penambahan bahan organik.
I.
Iklim.
Curah hujan
rata-rata 1435 mm / tahun , dengan jumlah hari hujan : 83
hh/tahun , jumlah bulan basah 4 bulan ( 100 mm ) dan bulan kering 7
bulan ( 60 mm ) serta bulan lembab 1 bulan ( 60- 100
mm).
VI. HASIL
DAN PEMBAHASAN
Perhitungan Pendapatan
Usahatani dalam satu hektar.
Uraian.
1.Penerimaan tunai (A)
= 6.200 kg x Rp3.300,-
Beaya
Tunai (B)
Pembelian benih = 25 kg x Rp 8.000,-
Pembelian Pupuk
Urea = 100 kg x Rp 1.800,-
SP. 36 = 100 kg x Rp 2.000,-
NPK Ponska = 300 kg x Rp 2.300,-
Petroganik = 1.000 x Rp 500,-
Pestisida = 2 Liter x Rp 75.000,-
Tenaga Kerja.
Traktor
Mencangkul =
10 Orang x Rp 50.000,-
Mencabut bibit =
25 Orang x Rp 40.000,-
Menanam = 40 Orang x Rp 25.000,-
Memupuk = 5 Orang x Rp 40.000,-
Menyiang =
30 Orang x Rp 25.000,-
Menyemprot =
5 Orang x Rp 40.000,-
Panen = 20
Orang x Rp 50.000,-
Pajak =
Total
beaya tunai = (B)
Beaya tidak tunai =(C)
Tenaga dalam keluarga = 30 Orang x Rp25.000,-
Sewa lahan
Jumlah beaya tidak tunai
Total beaya = ( B+C ) = D
Pendapatan atas beaya tunai = (A-B)
Pendapatan atas beaya total = (A-D)
R/C ratio atas beaya tunai =A/B
R/C ratio atas beaya total =A/D
|
Rp 20.460.000,-
Rp 200.000,-
Rp 180.000,-
Rp 200.000,-
Rp 690.000,-
Rp 500.000,-
Rp 150.000,-
Rp 700.000,-
Rp 500.000,-
Rp 1.000.000,-
Rp 1.000.000,-
Rp 200.000,-
Rp 750.000,-
Rp 200.000,-
Rp 1.000.000,-
Rp 150.000,-
Rp 7.420.000,-
Rp 750.000,-
Rp 2.500.000,-
Rp 3.250.000,-
Rp 10.670.000,-
Rp 13.040.000,-
Rp 9.790.000,-
2,75
1,91
|
Berdasarkan analisis hasil usaha tani diatas bahwa, kegiatan Percontohan
Pengelolaan Tanaman terapadu (PTT) pada tanaman padi sawah varietas Ciherang
dengan Pola Tanam menggunakan sistim
Jajar Legowo 2:1 di Kelompok Tani Tunggul Wulung, Desa Dresi Kulon, Kecamatan
Kaliori Kabupaten Rembang, memberikan pendapatan atas beaya tunai sebasar Rp 13.040.000,-/Ha
dan Pendapatan atas beaya total sebesar Rp 9.790.000,-/ Ha .
R/C ratio atas beaya tunai : 2,75
artinya setiap Rp 1,- beaya tunai yang dikeluarkan petani untuk menanam padi
sawah, maka akan diperoleh tambahan penerimaan sebesar Rp2,75,- Sedangkan R/C ratio
atas beaya total : 1,91 Artinya
setiap Rp 1,- beaya total yang dikeluarkan oleh petani untuk menanam padi
sawah, maka akan diperoleh tambahan penerimaan sebesar Rp 1,91,-
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Percontohan usahatani Pengelolaan Tanaman
Terpadu (PTT) padi sawah dengan menggunakan Benih Ciherang dan Pola Tanam
sistim Jajar Legowo 2:1 di Kelompok Tani; Tunggul Wulung, Desa Dresi Kulon, Kecamatan Kaliori, Kabupaten
Rembang adalah sebagai berikut :
Usahatani Percontohan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu padi sawah yang dilaksanakan oleh kelompok
tani di desa tersebut memberikan keuntungan, karena diperoleh nilai pendapatan
atas beaya tunai sebesar = Rp 13.040.000,- dan nilai pendapatan atas beaya total
sebesar = Rp 9.790.000,-
Selain itu diperoleh nilai R/C ratio atas beaya tunai sebesar = 2,75 dan nilai R/C ratio atas beaya total sebesar
=1,91.
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan usaha tani dengan menggunakan teknologi
pertanian tersebut mestinya layak
untuk dikembangkan di Desa Dresi Kulon.
B. Saran.
1. Guna lebih
meningkatkan Produksi padi secara
optimal, pendapatan petani serta kesejahteraannya, maka Kelompok Tani yang
berada di wilayah Desa Dresi Kulon sebaiknya melaksanakan kegiatan Pengelolaan
Tanaman terpadu padi sawah dengan menggunakan padi Varietas Ciherang dan sistim
pola tanamnya jajar legowo 2:1
2. Peran serta
Petani, Kelompok Tani, Gabungan Kelompok tani, Tokoh Masyarakat, Penyuluh
Pertanian Lapangan dan Dinas/ Instansi terkait mutlak diperlukan guna lebih mendukung
terhadap keberhasilan pertanian khususnya produksi padi.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 1982, Vademecum
Pertanian tanaman pangan Propinsi
Daerah Tingkat I Jawa Tengah, Semarang
-----------,
1988, Vademecum Bimas Volume II,
Sekretaris Badan Pengendali
Bimas,
Jakarta,
.....................,2011, Padi
Varietas Unggul Sistem Tanam Jajar Legowo,Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah.
..................., 2011, Agribisnis
Padi Organik. Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian Provinsi Jawa Tengah.
....................,2011, Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi
Sawah. Badan Penelitian
dan
Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian.
Jawa Tengah
Hadisaputra,
Soedarsono, 1975. Pembangunan Pertanian. Departemen Ekonomi
Pertanian
Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta,
Wiratmadja,
Soekandar. 1978. Pokok-pokok Penyuluhan Pertanian, CV Yasaguna,
Jakarta,
Werimon
Abraham,1994. Methode Penelitian Sosial, Akademi Penyuluhan Pertanian
(APP)
Yogyakarta.
0 comments:
Post a Comment