Tanaman buah-buahan dalam
pot atau yang dikenal dengan istilah Tabulampot
akhir-akhir ini mulai nge-trend
dan semakin banyak digemari oleh kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang berdomisili
didaerah perkotaan khususnya di komplek perumahan yang padat penduduknya serta
kebanyakan dari mereka hanya memiliki lahan pekarangan yang relatif sempit, sehingga mereka tidak bisa menanam
tanaman buah-buahan secara alamiah dilapangan sebagaimana petani pada umumnya.
Tabulampot banyak
digemari oleh kalangan masyarakat secara luas, karena tanaman tabulampot banyak
memiliki kelebihan-kelebihan dari pada tanaman yang ditanam secara alamiah,
diantaranya:
Ø Tabulampot tidak banyak memerlukan
tempat yang luas dan mudah dipindah-pindahkan letaknya sesuai dengan keinginan
kita serta dapat menambah eistetika atau keindahan lingkungan.
Ø Buah yang dihasilkan dari tanaman
dalam pot, baik bentuk maupun ukurannya atau kuantitas maupun kualitasnya sama
dengan buah yang ditanam dalam tanah pekarangan secara alamiah pada umumnya.
Ø Tabulampot mudah dilakukan pengamatan
secara kontinyu, baik dalam pemupukan, penyiraman maupun dalam pengendalian
Hama dan penyakitnya.
Ø Tabulampot mudah perawatannya serta
terjaga keamanannya baik dari gangguan hewan maupun gangguan manusia.
Ø Tabulampot teknik dan budidayanya
relatif lebih mudah dan dapat ditanaman disepanjang tahun baik di musim
penghujan maupun di musim kemarau.
Ø Tabulampot dapat pula diperjual belikan dan harganya relative lebih tinggi
dari pada tanaman cangkokan atau okulasi lainnya.
TEKNIIK BUDIDAYA
Syarat tumbuh.
Didalam pembudidayaan
Tabulampot walaupun kondisi media tumbuh, pemupukan, penyiraman , pemangkasan
tajuk bisa diatur akan tetapi fakor klimatik, seperti tinggi tempat,
kelembaban, sinar matahari harus diperhatikan sesuai dengan kondisi tanaman
pada umumnya secara normal dan alamiah.
Persiapan Pot dan Media tumbuh.
Syarat yang harus
diperhatikan dari pot yang akan digunakan antara lain; Pot tersebut beratnya
cukup ringan , tidak mudah pecah, berbentuk normal dan serasi dengan jenis
tanaman yang akan di budidayakan. Jangan memilih jenis pot yang memiliki bibir
melebar kesamping serta bagian tengah
atau bawahnya menyempit, karena hal ini akan mempengaruhi proses fisiologi dan
metabolisme tanaman itu sendiri.
Adapun bentuk mulut dari
pot pada dasarnya hanya ada dua macam, yang pertama berbentuk bundar dan yang
kedua berbentuk persegi. Pot tersebut
harus memiliki lubang pada bagian bawahnya serta mempunyai kaki dengan
ketinggian
yang
cukup . Hal ini dimaksudkan agar dapat mengalirkan air siraman atau air
hujan yang berlebihan. Sementara kaki Pada Pot dimaksudkan sebagai tempat
berpijak dari pada pot, sehingga dengan lantai ada jarak yang cukup dan
diharapkan air yang berlebihan dapat dengan mudah mengalir kebawah.
Media Tumbuh
Pada umumnya perakaran
tanaman yang tumbuh didalam pot ruang geraknya sangat terbatas, karena
terhalang oleh dinding-dinding pot. Oleh karena itu media tumbuh dalam pot
tersebut haruslah dijaga sedemikian rupa sehingga agar dapat memberikan unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Disamping itu itu juga kegemburan draenase dan aerasenya
harus selalu diperhatikan.
Adapun media tumbuh yang
lazim dipergunakan terdiri dari tanah, humus, kompos, pupuk kandang, pasir,
sekam atau serbuk gergaji. Aplikasinya pertama bagian paling bawah atau dasar
pot diisi dengan sekam atau serbuk gergaji dicampur dengan pasir setinggi seper
empat pot. Kemudian lapisan kedua diisi dengan pupuk kandang atau bokasi,
lapisan ketiga diisi dengan tanah dengan ketinggian hingga mencapai setengah
bagian tinggi dari pada pot. Untuk menghindari serangan rayap atau hama akar
lainnya tambahkan insektisida furadan atau curater secukupnya.
Selanjutnya untuk lapisan
terakhir diisi dengan media tumbuh campuran antara serbuk gegaji atau sekam
padi, pupuk kandang atau kompos dan tanah dengan perbandingan 1;2;2 sampai
dengan ketinggian leher pot.
Penanaman
Setelah pot diisi dengan
media tumbuh yang telah dibasahi dengan air sampai keadaannya menjadi lembab,
selanjutnya siapkanlah bibit tanaman buah yang akan ditanam dan ukurlah
ketinggian polibag dengan kedalaman lubang, sehingga ketinggian bisa lebih
akurat dan serasi. Kemudian buanglah plastik polibag dengan menggunakan pisau
yang tajam agar tidak merusak perakaran tanaman.
Perawatan
Setelah bibit ditanam
dalam pot maka, perlu dilakukan penyiraman secara rutin, usahakan jumlah air
siraman yang diberikan optimal. Dan perlu diingat bahwa penyiraman tidak cukup
dilakukan hanya pada bagian tanahnya saja , akan tetapi harus dilakukan
terhadap seluruh bagian tanaman termasuk cabang, ranting dan daun. Sehingga
tanaman akan menjadi lebih segar. Adapun yang terpenting lagi adalah untuk
menghilangkan debu-debu atau kotoran lain
yang menutupi pori-pori atau stomata daun. Dengan demikian tanaman dapat
melangsungkan proses respirasi maupun proses fotosintesis secara sempurna, yang
pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu
sendiri.
Adapun untuk keperluan
penyiraman gunakanlah air yang jernih dan bersih, apabila anda menggunakan air ledeng atau PAM
jika kandungan kaporitnya terlalu
tinggi, maka airnya perlu diendapkan terlebih dahulu sehingga tidak meracuni
tanaman.
Pemupukan.
Pemberian pupuk dapat
dilakukan melalui akar maupun daun . Jenis pupuk yang digunakan dapat berupa
pupuk anorganik maupun pupuk organik . Pupuk anorganik seperti Urea, TSP, KCl
atau pupuk majemuk seperti NPK.
Cara aplikasinya, pupuk dilarutkan
terlebih dahulu menggunakan air jernih, dimana untuk fase pertumbuhan vegetatif
pemberian pupuk Nitrogen lebih banyak komposisisnya dari pada pupuk Phospat
maupun pupuk Kalium yaitu dengan perbandingan 3:2:1. Sedangkan pada saat
tanaman memasuki fase Genaratif pemberian pupuk komposisisnya kebalikannya
yaitu dengan perbandingan 1:4:3. Adapun untuk pemberian pupuk organik dapat
dilakukan dengan cara ditaburkan diatas tanah.
Pada prinsipnya didalam
pemberian pupuk pada tanaman Tabulampot tidak ada aturan yang baku, baik jenis,
dosis maupun frekuensinya, dikarenakan setiap literatur menampilkan teknologi
yang berbeda-beda. Hal ini tergantung
dari Jenis tanaman, besar kecilnya tanaman, ukuran pot yang digunakan,
komposisi media tumbuh, teknik dan cara pemupukan serta tujuan pemeliharaan itu
sendiri.
Teknik Merangsang Pembungaan
Guna merangsang
terjadinya pembungaan dapat dilakukan dengan menggunakan Zat Perangsang Tumbuh
( ZPT) yang mengandung bahan aktif Succinicacid, Maleic Hidrazy, dimana zat
perangsang tumbuh dari kelompok ini dapat menghambat pertumbuhan memendekkan
ruas dan merangsang pembungaan . Adapun
stadia tanaman yang tepat untuk diberi ZPT adalah pada saat tidak terjadi
pertumbuhan pucuk, atau daun pucuk
sedang menuju ketuaan.
Adapun cara penggunaan
ZPT adalah dengan melarutkan bahan tersebut kedalam air dengan dosis yang telah
ditentukan sesuai dengan petunjuk yang tertera pada label. Kemudian larutan
tadi semprotkan pada tajuk tanaman hingga merata, atau perlakuannya boleh juga
disiramkan pada permukaan tanah dibawah tajuk tanaman . Waktu pemberian yang
tepat adalah pada saat tunas berhenti
tumbuh dan daun-daun sudah berwarna hijau tua. Frekuensi pemberian cukup dua
kali dalam satu periode bunga, yaitu pertama pada saat tunas berhenti tumbuh
dan pemerian selajutnya selang waktunya berkisar 2-3 minggu setelah pemberian
pertama.
Demikian cara
membudidayakan tanaman buah-buahan dalam pot. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi yang memerlukannya.(M.Syah)
0 comments:
Post a Comment