Sejak
zaman dahulu kala kelapa telah ditanam dan merupakan bahan makanan yang tumbuh
sebagai tanaman pekarangan. Di Indonesaia tanaman kelapa terdapat diseluruh propinsi.
Di daerah padat penduduknya seperti di Pulau Jawa dan Pulau Bali, kelapa lebih
banyak ditanam sebagai tanaman pekarangan, akan tetapi di daerah luar Pulau
Jawa dan Bali tanaman kelapa ditanam secara monokultur pada perkebunan kelapa. Selain
itu tanaman kelapa ditanam di daerah pasang surut seperti di Propinsi Riau,
Jambi dan Kalimantan Barat.
Di Indonesia kelapa
merupakan sumber lemak nabati yang utama yaitu berkisar antara 50-70 % dari
seluruh kebutuhan konsumsi lemak. Diperkirakan lebih dari satu juta penduduk
Indonesia mempunyai nafkah secara
langsung dari usaha kelapa. Karena penyebarannya yang merata di seluruh tanah
air, maka dapat dikatakan bahwa peranan sosialnya menempati urutan kedua
sesudah tanaman padi. Sumbangan
komoditas kelapa terhadap Gross National Produk ( GNP ) sebesar 2 %. ( Anonim 1985).
Konsumsi
kelapa di Indonesia setiap tahunnya selalu meningkat sebesar 4,9 %. Peningkatan
ini sesuai dengan pertambahan penduduk dan konsumsi perkapita penduduk
Indonesia. Dilain pihak tingkat produksi kelapa setiap tahunnya hanya 3,9 %
sehingga untuk menutupi kekurangannya sejak tahun 1980 konsumsi minyak gorerng
perlu ditambah dari minyak kelapa sawit sebesar 750.000 ton pertahun ( Anonim
1985).
Budidaya
tanaman kelapa pada lahan pekarangan bertujuan untuk memperoleh tanaman kelapa
yang berpotensi produk tinggi dan cepat menghasilkan, juga untuk merangsang dan
menggerakkan petani menanam kelapa di pekarangan.
TEKNIK BUDIDAYA
Syarat tumbuh tanaman kelapa adalah
sebagai berikut :
·
Curah
hujan minimal 1500 mm/tahun, tersebar merata dan musim kering tidak
lebih dari 5 bulan.
·
Suhu
rata-rata optimum berkisar 27 -28 derajat celcius.
·
Kebutuhan
sinar matahari
·
Kebutuhan
sinar matahari dala setahun + 200
jam penyinaran , atau
Sekurangnya 120 jam penyinaran sebulan.
·
Tinggi
tempat tidak lebih dari 400 meter dari permukaan laut dengan kelembaban
berkisar 80 % - 90 % .
·
Keadaan
angin yang bertiup tidak boleh terlampau keras
·
Tanaman
kelapa dapat tumbuh pada berbagai macam tekstur tanah asalkan mempunyai draenase
dan aerasi baik dengan pH tanah berkisar antara 5-8
Adapun teknik budidaya kelapa
umumnya melalui 3 tahapan yaitu pesemaian , pembibitan , penanaman dan
pemeliharaan
PESEMAIAN.
Pesemaian
dapat dilakukan pada tanah pekarangan. Pada bedeng pesemaian seluas 1 meter
persegi dapat disemai sebanyak 30 butir kelapa. Agar benih yang disemaikan
dapat tumbuh dengan baik, diperlukan beberapa persyaratan teknis yaitu :
1. Lokasi Pesemaian.
Lokasi harus dekat dengan sumber
air, agar memudahkan penyiraman terutama pada musim kemarau. Tanah diolah
dengan garpu atau cangkul sedalam 30cm -40 cm kemudian dibuat bedengan.
2. Seleksi benih dan pelaksanaannya
Seleksi benih, Sebelum
disemaikan benih kelapa harus diseleksi yang didasarkan pada ciri-ciri sebagai berikut:
Ø Bentuk benih bulat atau bulat lonjong
Ø Benih berasal dari buah yang masak,
berwarna coklat dan kandungan air cukup.
Ø Buah mempunyai bobot yang berat.
Ø Keadaan kulit buah , licin serta
tidak ada tanda-tanda serangan hama dan penyakit.
Ø Sebaiknya benih yang akan disemaikan
telah mengalami penyimpanan selama 1 bulan dihitung setelah tanggal petiknya.
Pelaksanaan.
Penyayatan(
cutting)
Sebelum
benih disemaikan, lakukan penyayatan pada tonjolan didepan/ berseberangan
dengan sisi terlebar.
Lebar sayatan
+ 5 cm, jangan terlalu lebar dan terlalu dalam serta jangan melewati
kelopak atau mengenai tempurungnya
Tujuan
dari penyayatan adalah :
-
Memudahkan
masuknya air kedalam sabut
-
Memudahkan
pemeriksaan kejenuhan air yang diserap sabut pada waktu
penyiraman
-
Memudahkan
dan menyeragamkan pertumbuhan tunas.
Pengecambahan/ Pendederan
Tanah tempat pengecambahan
digemburkan. Bila di inginkan, benih sebelum didederkan dapat dicelupkan
kedalam larutan insektisida Azodrin 60 EC dengan konsentrasi 0,1 % selama 2
menit. Buah kelapa ditanam agak miring ( 15 %) berderet saling bersinggungan.
Bidang sayatan menghadap keatas dengan arah yang sama. bagian yang tertimbun
tanah 2/3 bagian buah.
Bagian sayatan, sabut serta lembaga
tidak boleh tertimbun tanah. Ruangan diantara bibit harus ditimbun dengan tanah
sampai padat. Pemeliharaan meliputi penyiangan, pengaturan draenase dan
penyiraman. Penyiraman selama musim kemarau dilakukan pagi dan sore
sebanyak 4-6 liter permeter persegi
setiap hari.
Seleksi
bibit di Pesemaian.
Bibit atau cikal dapat dipindahkan ke
pembibitan bila tunas sudah keluar dan mencapai panjang 3-5 cm (berumur kurang lebih 2 minggu ). Sebelum dipindahkan
bibit harus diseleksi dahulu untuk memperoleh bibit yang baik dan bermutu.
Pembibitan.
1) Untuk memperoleh hasil pembibitan
yang baik, digunakan polybag berkuran panjang 40 cm, lebar 50 cm, tebal 0,2 mm.
sebelum digunakan polybag diberi lubang
dengan diameter 0,5- 1 cm dengan
jumlah lubang 36 -48 buah.
2) Tanah untuk mengisi polybag adalah
tanah lapisan atas ( top soil ) yang telah digemburkan. Bentuk kantong setelah
diisi tanah harus silindris dan bila diletakkan datas tanah harus berdiri tegak
lurus. Pengisis polybag, sampai leher kecambah berada dalam satu garis dengan
permukaan tanah.
3) Jarak tanam bibit dihitung dari jarak
kecambah dalam kantong polybag dengan kecambah dalam polybag berikutnya, adapun
jarak antar polybag disesuakan dengan keadaan, dijaga agar antar daun tidak
saling bersingungan.
4) Pemeliharaan bibit.
a. Penyiraman dilakukan pagi dan sore
hari sebanyak 1 liter air per polybag
b. Pemupukan dilakukan 1 bulan sekali
dengan dosis Urea : 10 Gram, TSP: 10 gram KCl 15 dan Kiserit 10 Gram.
Penanaman dan Pemeliharaan.
1. Lokasi penanaman.
Lokasi penanaman harus pada tempat yang terbuka ( cukup
sinar matahari) dan jarak dari tanaman tahunan lainnya minimal 9 meter dari
pokok tanaman. Tanah
harus bersih dari sisa tanaman, rumput dan alang-alang.
2. Pembuatan lubang tanaman.
-
Digali
lubang tanaman dengan ukuran 60x60x60 cm
-
Tanah
galian bagian atas ( top soil ) diletakkan disebelah kanan lubang dan tanah
galian bagian bawah diletakkan disebelah kiri lubang.
-
Lubang
tanaman dibuat sekurang-kurangnya 1 bulan sebelum penanaman
-
Jarak
tanam sebaiknya 9x9 meter
-
Pada tanah miring sebaiknya menggunakan
sisitim kontur dan daerah pasang surut disesuaikan dengan kondisi tempat .
3. Penanaman.
· Penanaman dilakukan pada saat awal
musim hujan dan curah hujan mencapai 150
mm pada bulan sebelum penanaman .
· Pengangkutan bibit dalam kantong
polybag harus hati-hati, agar kantong plastic tidak sobek atau pecah.
· Dasar lubang ditimun dengan tanah
galian, bagian atas yang sudah dicampur 250 gram TSP dan pupuk kandang
secukupnya. Tinggi timbunan tanah dasar lubang, adalah dalamnya lubang tanaman
dikurangi tinggi tanah dalam kantong palstik ditambah 10 cm.
· Dasar kantong plastic dipotong dengan
pisau dari samping dan dibuka. tanaman dimasukkan kedalam lubang tanamn dengan
posisi tepat dan tegak lurus pada waktu memasukkan bibit, telapak tangan
memegang dasar kantong plastic.
· Bagian lubang sekitar tanaman diisi
dengan tanah bagian atas 2/3 tinggi kantong. Polybag dibuka pada dua tempat
dengan pisau panjang, kemudian ditarik keluar. Selanjutnya lubang ditutup
dengan tanah bagian atas dan tanah disekitar
lubang tanaman. Tanah di sekelilingnya selebar 100 cm dari lubang
tanaman dibuat melandai kearah permukaan tanah sekitar lubang.
· Dibuat bedengan tanaman kelapa dengan
jarak 100 cm untuk mencegah air hujan masuk kedaerah leher batang.
4. Pemeliharaan
a) Bobokor/ merumput
Tanah
disekeliling pangkal batang dibersihkan/ disiangi baik secara manual maupun
kimiawi dengan lebar piringan pohon tergantung kapada lebar tajuk dan atau
menurut umur tanaman.
b) Pemupukan.
Pada saat
penanaman, setiap lubang tanam diberi 250 pupuk NPK
Setelah
tanaman berumur 1 bulan diberi 100 gram Urea secara menyebar pada jarak kurang
lebih 15 cm dari pangkal batang.
Untuk
tanaman yang belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM) pemakaian
pupuk dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu pertama pada saat akhir musim hujan
dan yang kedua pada awal musim hujan.
c) Pembumbunan.
Tanaman kelapa
yang telah menghasilkan sewaktu-waktu perlu dibumbun. Tujuannya untuk
merangsang pertumbuhan akar pada daerah pembumbunan, sehingga pertumbuhan dan
perkembangan tanaman baik.
Pengendalian Hama Penyakit.
Kerusakan
tanaman kelapa yang disebabkan oleh hama kumbang nyiur ( oryctes rhinoceros.L ) cukup besar, hal ini menimbulkan kerugian
yang sangat besar, namun ada kalanya
petani tidak menyadari dampak dari serangan ini. Padahal kerugian yang
ditimbulkan bukan hanya dirasakan oleh petani saja, akan tetapi dirasakan juga
oleh Pemerintah.
Kumbang
nyiur atau wangwung ini ternyata tidak hanya menyerang tanaman kelapa di daerah
Kabupaten Rembang saja, akan tetapi merupakan hama tanaman kelapa yang banyak
merugikan di daerah-daerah seluruh Jawa
Tengah. Hama ini merupakan hama yang selalu ada sepanjang tahun dan dapat
menurunkan produksi kelapa, dan pada tingkatan yang drastis dapat menimbulkan
kematian pada tanaman kelapa.
Gejala serangan
Bekas serangan hama kumbang nyiur
pada tanaman kelapa dapat dilihat dari
adanya daun-daun yang terpotong–potong berbentuk segitiga atau berbentuk kipas.
Bagian yang terserang adalah pucuk pohon atau pangkal daun muda, yaitu bagian
pohon yang banyak mengandung cairan bergizi dan apabila tanaman kelapa
terserang pada titik tumbuhnya tanaman bisa mati.
Selama
hidupnya kumbang nyiur mengalami empat fase yaitu :
-
Telur
kurang lebih 12 hari
-
Larva 8-16 minggu
-
Pupa
atau kepompong 2-4 minggu
-
Imago
atau dewasa 6-10 minggu.
Umumnya setelah berumur 28 hari,
kumbang nyiur baru bisa terbang untuk
mencari makanan, sehingga siklus hidup kumbang nyiur dari telur hingga dewasa
memerlukan waktu selama 4-6 bulan.
Kalau
kita menengok kebelakang kira-kira pada tahun delapan puluhan, terlihat bahwa
disepanjang pantai utara Kabupaten Rembang masih nampak adanya pohon nyiur yang
melambai-lambai. Namun pada millennium ketiga ini, nampaknya lambaian nyiur itu
sudah tak nampak lagi, kemanakah gerangan perginya nyiur yang selalu melambai-lambai itu… ?
Dengan
melihat kondisi semacam ini kita merasa prihatin dan terdorong untuk peduli
terhadap upaya peningkatan produksi tanaman kelapa di Kabupaten Rembang dengan cara membudidayakan Tanaman kelapa
serta upaya Pengendalian Hama Penyakitnya atau yangt dikenal dengan istilah
pengendalian Hama Terpadu.
I. Tujuan Pengendalian Hama terpadu.
Pengendalian
hama terpadu tanaman kelapa adalah upaya pengendalian yang dilaksanakan dengan
mengutamakan prinsip-prinsip yang
berwawasan lingkungan, sehingga diperoleh kesimbangan antara hama dan musuh alami. Dengan cara ini kelestarian lingkungan baik biotik maupun
abiotik dapat terpelihara dengan baik
dan produksi kelapa pun diharapkan dapat meningkat.
II.
Kegiatan Utama Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Kelapa.
Pelaksanaan pengendalian Hama Terpadu tanaman kelapa
adalah merupakan kombinasi dari
pengendalian hama yang sudah berjalan
selama ini, hanya penekanannya yaitu bahwa pengendalian hama
terpadu harus menyangkut beberapa aspek
antara lain :
- Berwawasan lingkungan
- Menjaga keseimbangan antara hama dan musuh alami.
- Penggunaan pestisida merupakan alteranif terakhir.
Jadi pelaksanaan
pengendalian hama terpadu pada prinsipnya mengutamakan pencegahan dan
pengamatan dini sebelum terjadi adanya serangan hama.
Kegiatan Utama Pengendalian hama terpadu.
- Membersihkan Mahkota daun.
Membersihkan mahkota daun
merupakan kegiatan pokok, pada kegiatan ini seluruh kotoran yang berupa
sisa seludang, bekas guguran bunga maupun ijuk yang ada harus dibersihkan,
sehingga mahkota daun menjadi bersih yang dapat mencegah antara lain :
- Bebas hama tupai atau bajing, tikus serta hama lainnya.
- Bebas dari penyakit rontok buah dan penyakit busuk pucuk, karena kelembaban mahkota daun dapat terkendali.
2. Sanitasi Lingkungan.
Rumput-rumput yang tumbuh disekitar pohon atau kebun harus
dibersihkan, begitu pula sissa-sisa penggilingan tebu, tumpukan jerami,
tumpukan pupuk kandang harus juga dibersihkan, Karena tempat inilah yang banyak
digunakan sebagai sarang bagi kumbang nyiur untuk meletakkan telurnya dan
berkembang biak disana hingga dewasa.
3..
Pengendalian secara Hayati atau Biologis.
Pengendalian secara hayati atau biologis yaitu pengendalian
hama dengan menggunakan mahluk hidup, baik berupa predator maupun parasit.
Contoh pengendalian dengan predator misalnya dengan menggunakan burung hantu yang dapat memakan
hama tikus maupun tupai yang sering merusak tanaman kelapa.
- Pemeliharaan tanaman
Hal ini untuk
mendapatkan tanaman yang sehat dan kuat, yaitu dengan perawatan secara rutin
dan intensif, diadakan pemupukan berimbang serta harus memperhatikan prinsip
lima tepat dalam pemupukan yaitu; Tepat jenis, Tepat Dosis, Tepat waktu, Tepat
cara dan tepat tempat.
- Pengendalian secara kimiawi
Pengendalian
secara kimiawi adalah merupakan alternative terakhir atau pamungkas hal ini dilakukan apabila
pengendalian dengan cara lain sudah diupayakan, akan tetapi belum berhasil,
maka pengendalian secara kimiawi inilah
baru diterapkan, inipun harus
dilakukan dengan penuh pertimbangan.
Adapun dalam pengendalian secara
kimiawi jenis pestisida yang dipergunakan ada tiga jenis yaitu ;
1. Pestisida berbentuk Cairan ( EC )
2. Pestisida yang berbentuk butiran ( G
)
3. Pestisida Berbentuk Puder ( SP )
Contoh pengendalian hama tanaman kelapa dengan pestisida
untuk hama yang sifatnya ekplosif misalnya hama Artona Xatoksanta yaitu dengan
jalan menyuntikkan pestisida
sistemik kedalam batang tanaman kelapa
dengan konsentrasi 100 %. caranya batang pohon kelapa dibor terlebih dahulu
sedalam 10-15 cm dengan kemiringan tertentudan kemudian masukkan larutan
insektisida tersebut sebanyak 10 cc/
pohon. kemudian lubang tersebut ditutup dengan lilin atau kayu.
Dalam waktu sekitar 24 jam insektisida tersebut sudah
menyebar kesluruh jaringan tanaman.
Selanjutnya insektisida tersebut akan akan aktif sampai dengan waktu satu bulan kedepan.
Adapun untuk pestisida yang berbentuk Granuler atau butiran
caranya diberikan pada mahkota daun mulai dari daun yang teratas sampai dengan
tujuh pelepah daun dibawahnya. Dengan dosis 5-10 gram/ pohon. Perlakuan ini
untuk pengendalian hama kumbang nyiur atau wangwung
Sedangkan untuk pestisida dalam bentuk tepung atau puder, caranya pestisida dilarutkan
terlebih dahulu dengan air dengan dosis
dan konsentrasi tertentu, barulah setelah itu disemprotkan dengan menggunakan
Hand sprayer kebagian tajuk kelapa yang
terserang hama/ penyakit.
Pestisida
jenis ini biasanya untuk pengendalian Hama Brontespha yang banyak menyerang
pada seludang kelapa, sehingga terjadi kegagalan dalam pembuahan kelapa yang
mengakibatkan kerugian pada petani.
Demikian teknik Budidaya tanaman kelapa di Tanah Pekarangan
serta upaya pengendalian hama penyakitnya, semoga tulisan dapat bermanfaat bagi
masyarakat membutuhkannya. (M. Syah)
0 comments:
Post a Comment