Tanaman mangga adalah merupakan tanaman
yang sudah tidak asing lagi bagi kita masyarakat Indonesia, baik mereka yang
tinggal di daerah perkotaan maupun
pedesaan mereka telah mengenal, dan bahkan dari mereka sebagian besar pernah melihat
dan setidak tidaknya pernah mencicipi rasa manis dan segarnya buah mangga ini.
Teknik dan cara membudidayakan tanaman mangga sebenarnya mudah,
sama halnya dengan cara kita menanam tanaman hortikultura pada umunya yang
penting kita harus menerapkan Teknologi
sapta usaha tani yang benar
Dari Sapta Usaha tani yang pertama adalah
lahan usaha tani, lahan yang akan digunakan untuk membudidayakan tanaman mangga sebaiknya
terletak pada tanah datar. Jika tanah tersebut miring, sebaiknya kemiringannya
tidak lebih dari 15 % dan dilakukan terasering untuk mencegah erosi. Tanpa adanya terasering tanaman akan mudah
kekurangan air dan unsur hara. Tanah yang cekung juga tidak dianjurkan untuk
ditanami mangga karena sistim draenasenya buruk, air susah mengalir dan lahan
mudah tergenang, sehingga kurang baik untuk pertumbuhan tanaman.
Kedalaman
Solum Tanah.
Tanah yang akan digunakan untuk budidaya
tanaman mangga sebaiknya bersolum tebal 1-2 meter, tidak berpadas, atau
berlapis liat yang kedap, teksturnya ringan, strukturnya remah dan
berbutir-butir, pH tanah ( Parameter Hidrogen tanah ) 6 - 7, kandungan bahan
organiknya tinggi dan berdraenase baik. Secara umum tanah seperti ini berwarna
hitam dan bila diremas mudah hancur
tetapi bukan pasir.
Ketinggian
Tempat
Walaupun tanaman mangga dapat tumbuh
hingga ketinggian 1.200 meter dpl( dari permukaan laut) , tetapi untuk
perkebunan yang sifatnya komersial
sebaiknyatinggi tempat tidak melebihi ketinggian 600 meter dari permukaan laut,
karena tanaman mangga di dataran tinggi produksi dan kualitas buahnya kurang
baik.
Faktor penghambat pembungaan mangga di
dataran tinggi antara lain; seperti suhu, kelembaban udara, melimpahnya
kandungan air tanah dan penyakit cendawan.
Curah
hujan.
Selain tanah, unsur agroklimat yang penting ialah curah hujan,
suhu, dan angin. Curah hujan yang
dibutuhkan berkisar antara 750-2500 mm/tahun, tetapi untuk menghasilkan
produksi buah yang baik dibutuhkan bulan kering, yaitu curah hujan di bawah 60
mm/bulan dan bulan basah 4-5 bulan.
Hujan selama tanaman masa berbunga amat
mengurangi proses penyerbukan dan mendorong serangan antraknosa pada bunga dan menggagalkan
pembentukan buah. Kondisi angin kencang pun dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman mangga. Banyaknya angin akan mempengaruhi penguapan air dari tanah
sehingga air tanah akan berkurang.
Untuk pertumbuhan tanaman mangga
diperlukan suhu udara berkisar antara 220 C- 27 0 C. Pada
suhu lebih tinggi tanaman mangga justru dapat tumbuh dengan baik, asalkan
persediaaan air cukup.
PEMLILIHAN
VARIETAS.
Untuk tanaman mangga sebaiknya dipilih
varietas yang permintaan pasarnya baik, namun volume pasokannya terbatas, sebab
prospek pasarnya akan lebih cerah. Varietas yang baik tentunya memiliki rasa,
aroma, tekstur daging buah, warna kulit bentuk dan ukuran sesuai dengan selera
pasar.
Penentuan jenis juga perlu
mempertimbangkan kesesuaiannya dilahan produksi, waktu matang hasil produksi,masa
simpan dan ketahanan terhadap antraknosa. Misal untuk daerah dengan bulan basah
7-8 bulan dan curah hujan 2000 mm dapat dikembangkan jenis mangga gadung dan
Indramayu. Sedangkan untuk daerah kering
dengan bulan basah 4-5 dapat dikembangkan mangga golek, arumanis dan manalagi.
PENYEDIAAN BIBIT
Bibit mangga dapat diperoleh dipenangkar
atau pedagang bibit, namun perlu diingat bahwa yang dipilih harus yang
diokulasi dengan kualitas yang baik, untuk itu pilihlah bibit yang berlabel
resmi yang dikeluarkan oleh Balai Pengawasan dan sertifikasi Benih Tanaman
Pangan dan Hortikultura.
Ukuran bibit
Bibit yang dipilih sebaiknya yang telah
berumur 6 bulan atau lebih, bibit dengan ukuran ini, umumnya dapat menghasilkan
batang yang kekar dan sehat, serta cukup mampu beradaptasi dengan lingkungan.
Membesarkan bibit.
Membeli bibit yang besar selain
memerlukan biaya besar, juga stok yang ada dipasaran sangat terbatas. Karena
itu untuk menghemat biaya kita bisa
membeli bibit berukuran kecil terlebih dahulu, lalu membesarkannya sendiri.
PENANAMAN DI LAHAN
Sebelum ditanami, lahan harus sudah
dipersiapkan terlebih dahulu, batu-batu dan alang-alang atau pohon yang
mengganggu harus dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu kita merencanakan
secara matang, hal ini untuk dapat memanfaatkan lahan semaksimal mungkin.
Buatlah jarak tanam dengan ukuran 10 meter
x 6 meter, sehingga mahkota daun nantinya tidak saling bersinggungan. Untuk itu
perlu diadakan pemangkasan secara rutin pada umur 7- 10 tahun.
Penanaman
Setelah direncanakan penentuan jarak
tanam dengan benar. Penanaman dapat dilakukan dengan cara membuat lubang tanam
ukuran 60cm x 60 cmx60 cm. Untuk menjamin kesuburan tanah galian perlu dicampur
dengan pupuk kandang atau kompos.
Tambahkan pupuk superphospat sebanyak
100 gram perlubang, hal ini untuk mensuplai kebutuhan unsure hara bagi tanaman
yang masih muda.
Selanjutnya tanah galian tadi
masukkan kedalam lubang tanaman dengan
diberi curater secukupnya, untuk menghindari adanya serangan rayap atau hama tanah lainnya yang mengganggu
perakaran tanaman.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal
musim hujan sehingga akan tersedia cukup air, sebaliknya apabila ditanam pada
saat musim kemarau penyiraman harus selalu rutin dilakukan sehingga tanaman
tidak mengalami kekeringan.
PEMUPUKAN
Setelah tanaman mulai tumbuh, harus
diberikan 50-100 gram pupuk NPK, hal ini untuk menjamin pertumbuhannya. Pada
umur 1 tahun tanaman dapat dipupuk dengan campuran 10 kg pupuk kandang atau
bokasi, dan setiap tahunnya ditambah sebanyak 5 kg pupuk kandang atau bokasi.
Untuk tanaman mangga yang berumur 10
tahun keatas, dapat dipupuk dengan 50 kg pupuk kandang atau bokasi dan juga
harus ditambah pupuk majemuk NPK sebanyak 5 kg pohon pertahun. Cara
pemberiannya yaitu dua kali, yang pertama pada saat awal musim penghujan dan pemberian
kedua pada saat akhir musim penghujan.
Adapun untuk penambahan pupuk organik
perlu membuat parit melingkari batang pohon, kira-kira sisi luar dibawah tajuk
tanaman, lalu pupuk tersebut dimasukkan kedalam lubang tersebut dan ditutup
kembali dengan tanah galian tadi.
Pemakaian unsur hara mikro harus sesuai dengan kebutuhan, bisa disemprotkan, atau atau
dititipkan pada pupuk makro lainnya, namun dalam penerapannya harus hati-hati
dan melihat situasi dan kondisi tanaman.
PENYIANGAN
Penyiangan terhadap gulma atau rumput
pengganggu perlu dilakukan, karena dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. untuk mengendalikan pertumbuhan
gulma dibawah tanaman dapat digunakan herbisida kontak, tetapi hindari kontak
dengan daun dan batang yang masih berwarna hijau.
Sebenarnya akan lebih baik jika dibawah
tanaman ditanami tanaman penutup tanah (LCC). Hal ini untuk menekan pertumbuhan
gulma terutama pada tahun-tahun pertama penanaman. Selain mencegah gulma
tanaman penutup tanah juga dapat mencegah erosi, memperbaiki struktur tanah,
serta menjaga kelembaban dilingkungan akar tanaman. Apabila tanaman pernutup
tanah sudah tidak digunakan lagi selanjutnya, dapat dimanfaatkan untuk
pembuatan pupuk kompos.
PEMANGKASAN
Pemangkasan telah dapat dilakukan sejak
tahun tanam pertama, yaitu pada saat tanaman tingginya telah mencapai 1 meter.
Pemangkasan dimaksudkan untuk membentuk percabangan tanaman. Pemangkasan
pertama dilakukan pada batang pokok tepat pada batas bidang hijau dan coklat.
Biasanya setelah dipangkas akan tumbuh cabang baru sebanyak 4-6 cabang, tetapi
ambillah 3 cabang terbaik untuk ditumbuhkan.
Pemangkasan selanjutnya dilakukan pada
setiap cabang yang dipelihara, jika
cabangnya telah mencapai 1 meter atau pada saat umur 6 bulan setelah
pemangkasan pertama. Pemangkasan ini gunanya untuk memunculkan cabang-cabang
skunder. Teknik dan caranya sama dengan pemangkasan pertama yaitu dari 1 cabang
tadi dipelihara 3 cabang skunder sehingga didapatkan rumus 1: 3 :9
Tujuan dari pada pemangkasan pembentukan
adalah untuk menjaga agar tanaman tidak terlalu rimbun dan membuang cabang yang
tidak berguna, sehingga lingkungan mahkota daun tetap sehat, karena sinar
matahari dan udara dapat masuk pada permukaan tanaman dengan baik.
SANITASI KEBUN
Untuk menekan tumbuhnya hama dan
penyakit, sanitasi kebun perlu dilakukan. Artinya lokasi kebun dijaga
kondisinyadan dijamin sehat. Kebun harus terbuka tidak boleh ternaungi, agar
kelembaban tidak berlebihan, sebab bila terlalu lembab akan banyak timbulnya
cendawan dan penyakit.
Kebersihan lingkungan juga perlu
diperhatikan kotoran-kotoran daun dan ranting bekas pangkasan harus
disingkirkan, sebab dapat menghadirkan hama pengganggu tanaman. Cabang dan
ranting yang menunjukkan adanya serangan hama dan penyakit segera dipangkas dan
dimusnahkan.
Selain dengan sanitasi kebun perlu juga
dilakukan pembungkusan buah untuk menjamin
kualitasnya, sebab seperti buah lainnya, buah mangga juga tidak luput
dari serangan lalat buah dan hama lainnya. pembungkusan buah dilakukan pada
saat buah masih pentil yaitu berumur 30-40 hari. Sebelum dibungkus buah harus
disemprot dahulu dengan pestisida untuk membasmi serangan serangga. Cara
pembungkusan dengan menggunakan kertas Koran atau kertas semen dibuat berbentuk
kerucut dan distaples.
PENGENDALIAN HAMA DAN
PENYAKIT
Hama dan penyakit yang mengganggu
tanaman mangga cukup banyak, namun dengan memperhatikan perawatan dan sanitasi
kebun serta perlakuan pasca panen, Kehadiran hama penyakit dapat ditekan, apalagi
jika disertai dengan penyemprotan pestisida secara rutin.
Wereng mangga yang merusak tunas dan
kuncup bunga dengan menguras cairan sel tanaman sampai terjadi kerontokan dan
tidak berproduksi. Dapat diatasi dengan penyemprotan insektisida seperti
diazenon atau cymbush.
Trips bergaris merah yang setiap saat
dapat menyerang daun, bunga atau buah yang sedang berkembang dapat disemprot
dengan Thiodan, Azodrin atau Diazenon. Penyemprotan biasanya berselang satu
minggu sekali.
Lalat buah atau ulat penggerek buah yang
menyebabbkan buah busuk dan rusak hingga menurunkan kualitas. Dapat
dikendalikan dengan sanitasi kebun. Lakukan pengasapan untuk menghalau
kehadiran hama tersebut. Dapat pula dibuat perangkap dengan menggunakan zat
eugenol.
Penyakit cendawan antraknosa yang muncul pada
kondisi lembab dan menyerang tanaman berbunga atau sedang berbuah sehingga
menyebabkan buah rontok dapat dicegah dengan mengendalikan kondisi kebun tidak terlalu lembab.
Penyakit ujung tangkai yang merupakan
penyakit pasca panen dan menyebabkan rasa buah tidak enak. Dapat dikendalikan
dengan menghindarkan pemanenan buah muda, melakukan pendinginan setelah
pemanenan dan penyimpanan pada ruangan atau gudang yang berventilasi baik.
PEMANENAN
Pemanenan mangga tidak perlu menunggu
sampai masak dipohon, yang penting harus cukup tua. Untuk menghasilkan buah
dengan kualitas baik . Pemanenan harus dilakukan tepat waktu, artinya segera
setelah buah mencapai kematangan. Buah yang terlalu lama dibiarkan dipohon akan
mudah memar dan mengurangi daya penyimpanan, sebaliknya buah yang terlau hijau
akan layu dan lembek serta rasanya masam. Sedang buah yang dipanen green mature akan memilki masa simpan
sampai 2minggu dalam kondisi udara normal.
Memperkirakan buah telah siap dipanen,
dapat dilihat dari umur buah, bentuk buah, tangkai buah, lapisan lilin yang
menutupi kulit buah. Umur buah siap panen setiap jenis mangga berbeda-beda, untuk
mangga golek pada umur 78-85 hari, sedangkan untuk mangga gadung berumur 93-107
hari.
Buah yang cukup tua untuk dipanen juga
dapat dilihat dari bentuk buahnya yang tampak sudah padat berisi, terutama pada
bagian ujungnya. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Caranya dengan
menggunakan gunting panen dan hindarkan buah jatuh ketanah, karena dapat
menyebabkan buah memar bahkan retak. Bila pohonnya tinggi gunakanlah alat
pemanen buah yang terbuat dari galah bambu yang khusus memanen buah mangga.
PENANGANAN PASCA PANEN
Buah yang baru dipanen harus dihindarkan
dari sengatan matahari. Karena dapat merangsang keluarnya getah dalam jumlah
banyak. Buah segera dicuci dengan air mengalir agar getah yang meleleh dibadan
buah hilang. Paling baik jika buah direndam pada air panas bersuhu 47,5 0C
selama 60 menit, lalu segera dipindahkan kedalam air dingin. Setelah itu buah
dikeringkan dengan lap dan selanjutnya dimasukkan kedalam peti kayu dengan cara
hati-hati. Dengan cara ini lalat buah yang masih bersarang didalam buah akan
mati dan aktivitasnya terhenti.
Tindakan disinfeksi
Setelah proses pencucian buah
didesinfektan dengan direndam dalam larutan benomil 50% Konsentrasi larutan 100
gram/100 liter pada suhu 51-52 0C selama 3 menit, sambil dicuci dan
digososk untuk menghlangkan getah dan kotoran. Temperatur harus dijaga jangan
terlau panas, karena akan merusak buah dan bila terlalau dingin akan
mempengaruhi efektifitasnya.
Sortasi dan pengkelasan
serta pengemasan.
Setelah direndam dan dicuci, buah
selanjutnya diadakan penyortiran yaitu untuk memilah buah yang baik dan buah
yang busuk serta mengklasifikasikan sesuai dengan permintaan pasar, ada buah
yang berukuran kecil, ada buah yang berukuran sedang dan ada buah yang
berukuran besar.
Setelah diadakan penyortiran, buah
mangga perlu diadakan pengemasan sesuai dengan klasifikasi jenis buah
masing-masing. Untuk mempertahankan kualitas buah selama berada didalam
kemasan, wadah kemasan haruslah kuat,kokoh bebas dari tekanan luar dan
berventilasi baik.
Demikian budidaya tanaman mangga, semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya.( M.Syah)
0 comments:
Post a Comment